Internasional
Duta Besar RI Tekankan Perluasan Kerja Sama Ilmiah dan Teknologi dengan Iran
Ahlulbait Indonesia, 25 Desember 2025 — Duta Besar Republik Indonesia untuk Iran, Rolliansyah Soemirat, menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk memperluas kerja sama bilateral dengan Republik Islam Iran di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, dan transfer teknologi. Komitmen tersebut didasarkan pada penilaian Indonesia terhadap kapasitas ilmiah dan teknologi Iran yang dinilai maju serta kompetitif secara global.
Dilansir Kantor Berita IRNA, Kamis (25/12), pernyataan itu disampaikan Soemirat dalam pertemuan dengan Hossein Roozbeh, Kepala Organisasi Pengembangan Kerja Sama Ilmiah dan Teknologi Internasional di bawah Wakil Presiden Iran Bidang Sains, yang berlangsung di Rumah Inovasi dan Teknologi Iran. Dalam pertemuan tersebut, Soemirat menyampaikan apresiasi atas sambutan dan paparan yang diterimanya, seraya menyebut capaian ilmiah dan teknologi Iran sebagai sesuatu yang mengesankan.
Soemirat juga menyoroti kunjungannya ke Pameran Sains dan Teknologi Iran. Menurutnya, pameran tersebut memberikan gambaran jelas mengenai kemampuan riset dan inovasi Iran, meski yang ditampilkan baru sebagian kecil dari potensi besar negara tersebut. Ia menilai capaian itu mencerminkan posisi strategis Iran dalam ekosistem global ilmu pengetahuan dan inovasi.

Terkait pembukaan Rumah Inovasi dan Teknologi Republik Islam Iran di Jakarta, Soemirat menilai langkah tersebut sebagai tonggak penting dalam pendalaman hubungan ilmiah dan teknologi kedua negara. Ia menyebut pusat tersebut berpotensi menjadi platform strategis untuk pengembangan kerja sama, khususnya dalam transfer teknologi, inovasi, dan pelaksanaan proyek bersama.
Lebih lanjut, Soemirat menegaskan, pemerintah Indonesia menempatkan pengembangan kerja sama internasional, terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai prioritas utama. Transfer teknologi dan kolaborasi inovasi disebut akan menjadi poros penguatan hubungan Indonesia–Iran pada periode mendatang.
Ia juga menyinggung besarnya potensi demografis kedua negara. Dengan populasi Iran lebih dari 90 juta jiwa dan Indonesia mendekati 280 juta jiwa, kedua negara tidak hanya memiliki pasar besar bagi produk teknologi, tetapi juga modal sumber daya manusia yang signifikan untuk memperluas kerja sama lintas sektor.

Menurut Soemirat, prioritas pemerintah Indonesia meliputi penguatan sumber daya manusia, peningkatan sistem pendidikan, pemenuhan pangan, terutama bagi generasi muda, serta pengembangan ketahanan pangan dan energi. Ia menekankan, pencapaian prioritas tersebut berkaitan erat dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di bidang kesehatan, Soemirat merujuk pada kemajuan Indonesia dalam penerapan operasi robotik dan telemedisin. Ia menyebut teknologi medis canggih, bioteknologi, dan telemedisin sebagai prioritas penting, terutama mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas lebih dari 17.000 pulau. Indonesia, kata dia, terbuka untuk menjalin kerja sama dengan Iran di bidang tersebut.
Dalam pertemuan itu, Soemirat juga menyampaikan sejumlah usulan, antara lain pendirian pusat bisnis dan teknologi Iran di Jakarta, pertukaran agenda kegiatan ilmiah dan teknologi, penyelenggaraan lokakarya serta pameran bersama, dan pembentukan platform komunikasi berkelanjutan antarlembaga teknologi kedua negara.

Ia turut menyinggung rencana Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G8 pada tahun depan, serta peluang penguatan kerja sama ilmiah dan teknologi melalui kerangka multilateral BRICS, yang dinilai dapat membuka cakrawala baru bagi kolaborasi Indonesia dan Iran.
Sementara itu, Wakil Presiden Iran Bidang Sains menjelaskan bahwa Rumah Inovasi dan Teknologi (IHIT) berfungsi sebagai pusat pameran permanen bagi perusahaan berbasis pengetahuan berorientasi ekspor. Pameran yang berlokasi di Pusat Pameran Internasional Teheran tersebut dikenal sebagai salah satu pusat inovasi dan ekspor Iran, serta telah diluncurkan di sejumlah negara. [HMP/MT]
Sumber: IRNA
