Ikuti Kami Di Medsos

Kisah

Pemuda dengan Akal yang Matang: Pelajaran Kepemimpinan dari Rasulullah SAW

Pemuda dengan Akal yang Matang: Pelajaran Kepemimpinan dari Rasulullah SAW

Ahlulbait Indonesia – Pada suatu masa, Rasulullah SAW menyiapkan sebuah pasukan untuk menghadapi kelompok musuh yang menolak berdamai di sekitar wilayah Madinah. Dalam strategi yang dirancang dengan penuh kehati-hatian, beliau menunjuk seorang pemuda dari kabilah Hudzail sebagai komandan pasukan tersebut—sebuah keputusan yang mengejutkan sebagian sahabat.

Salah seorang sahabat memprotes:

“Mengapa engkau memilih seorang pemuda untuk memimpin kami? Kami lebih layak dipimpin oleh seorang yang tua dan berpengalaman.”

Menanggapi hal itu, Rasulullah SAW bersabda:

“Meskipun ia seorang pemuda, namun ia memiliki hati yang kuat dan akal yang sehat. Aku telah mengujinya berkali-kali dan melihat bahwa akalnya telah ‘tua’. Tolak ukur kepemimpinan bukan pada usia, tetapi pada kekuatan akal, cara berpikir, dan kebersihan hati.”

Akal Matang, Bukan Sekadar Usia

Peristiwa ini menjadi teladan abadi tentang pentingnya kematangan akal dalam menilai kelayakan seseorang untuk memimpin. Rasulullah SAW menegaskan bahwa usia bukanlah penentu kualitas kepemimpinan. Yang lebih utama adalah kemampuan berpikir jernih, mempertimbangkan secara bijak, serta menghadapi situasi dengan rasionalitas dan keteguhan hati.

Baca juga : Syarat Dikabulkannya Doa

Kematangan akal mencerminkan visi jangka panjang, ketenangan dalam mengambil keputusan, dan keberanian moral untuk tetap berada di jalan yang benar, bahkan dalam situasi paling genting sekalipun.

Pemuda: Penggerak Perubahan

Kisah ini juga mencerminkan keyakinan Rasulullah SAW terhadap potensi strategis generasi muda. Penunjukan pemuda sebagai panglima perang bukan semata-mata langkah taktis, tetapi juga simbol kepercayaan terhadap kapasitas intelektual dan spiritual mereka.

Dalam konteks yang lebih luas, “perang” tidak selalu berarti pertempuran fisik. Ia bisa dimaknai sebagai perjuangan menghadapi tantangan zaman, mempertahankan nilai-nilai kebenaran, serta mengemban amanah sosial yang besar.

Pelajaran untuk Generasi Muda

Rasulullah SAW mengajarkan bahwa pemuda yang ingin menjadi pemimpin harus menumbuhkan kematangan berpikir, kejujuran hati, dan keberanian bertindak. Kepemimpinan bukan tentang tampil di depan, tetapi tentang kesiapan mengemban amanah dan menghadirkan perubahan yang bermakna.

Kisah ini menjadi inspirasi lintas zaman: bahwa kekuatan generasi muda terletak bukan hanya pada semangatnya, tetapi pada kejernihan akalnya dan ketulusan niatnya dalam mengabdi kepada kebaikan umat.

Sumber inspirasi: Ali Sadaqat, 50 Kisah Teladan

Baca juga : Menjaga Kehormatan Muslimin: Kisah Masjid Hamburg dan Imam Zaman a.f.s.