Internasional
Media Zionis: AS Beri Lampu Hijau Serangan ke Lebanon, Militer Israel Tingkatkan Eskalasi
Ahlulbait Indonesia, 26 Desember 2025 — Eskalasi militer Israel di wilayah Palestina utara yang diduduki dan sepanjang perbatasan Lebanon terus meningkat, seiring laporan media Israel yang menyebut Amerika Serikat telah memberikan lampu hijau bagi Tel Aviv untuk melancarkan serangan ke Lebanon selatan. Situasi ini beriringan dengan perombakan penting di jajaran pimpinan militer Israel.
Mengutip kantor berita IRNA, saluran TV 13 Israel melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Rabu (24/12) menunjuk komandan baru untuk Angkatan Udara dan Angkatan Laut Israel. Langkah ini diambil di tengah intensifikasi pergerakan pasukan dan meningkatnya ancaman terhadap Lebanon, meski gencatan senjata secara formal masih berlaku.
Dalam keputusan tersebut, Omer Tishler ditunjuk menggantikan Tomer Bar sebagai Komandan Angkatan Udara Israel, dengan masa transisi hingga April mendatang. Sementara itu, Jenderal Eyal Harel dipercaya memimpin Angkatan Laut Israel. Katz menyatakan bahwa penunjukan ini merupakan bagian dari penguatan struktur militer untuk menghadapi tantangan keamanan yang diperkirakan meningkat.
Katz juga menegaskan bahwa hasil investigasi internal militer terkait dokumen “Tembok Yerikho”, laporan intelijen yang sebelumnya memprediksi pola operasi Hamas namun gagal mencegah serangan 7 Oktober (Badai Al-Aqsa), akan menjadi rujukan utama dalam pengambilan keputusan strategis dan penunjukan pejabat militer ke depan.
Perubahan di pucuk pimpinan ini berlangsung bersamaan dengan meningkatnya ketegangan Israel–Lebanon. Media Israel melaporkan bahwa serangan Israel di wilayah selatan Lebanon dilakukan dengan koordinasi keamanan bersama Amerika Serikat. Laporan tersebut memperkuat indikasi bahwa Washington tidak hanya mengetahui, tetapi juga menyetujui langkah-langkah militer tersebut.
Di dalam negeri, dinamika ini diperumit oleh hubungan yang kian tegang antara Menteri Pertahanan Katz dan Kepala Staf Angkatan Darat, Eyal Zamir. Perselisihan keduanya terutama berkisar pada mekanisme pemilihan dan pengukuhan komandan senior. Zamir mendorong pendekatan berbasis rekam jejak profesional dan kapabilitas tempur, sementara Katz dituding mengedepankan pertimbangan politik dan kepentingan koalisi kabinet.
Ketegangan tersebut sebelumnya mencuat ke publik melalui laporan surat kabar Ma’ariv, yang menyoroti penunjukan Itai Ophir sebagai jaksa militer baru menggantikan Yifat Tomer Yerushalimi. Penggantian itu terjadi setelah mencuatnya video penyiksaan tahanan Palestina di penjara Sade Taiman, dan disebut-sebut melibatkan intervensi langsung Katz dalam struktur komando militer.
Sejumlah analis menilai konflik berulang antara elite politik dan militer Israel mencerminkan keretakan struktural dalam pengelolaan angkatan bersenjata. Meski pengangkatan komandan baru telah disahkan, perbedaan pandangan antara Katz dan Zamir diperkirakan tetap memengaruhi konsistensi kebijakan dan koherensi operasional militer Israel ke depan, di tengah risiko eskalasi regional yang semakin terbuka. []
Sumber: IRNA
