Ikuti Kami Di Medsos

Kalam Islam

Hidup Bukan Hanya untuk Bersenang-senang

Hidup Bukan Hanya untuk Bersenang-senang

Ahlulbait Indonesia – Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan menempuh perjalanan menuju kematian. Tidak ada yang dapat menghindarinya, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Hidup di dunia ini hanyalah persinggahan sementara, bukan tujuan akhir.

Allah SWT berfirman:

“Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan (wahai jin dan manusia)? Semua yang ada di atasnya (bumi) itu akan binasa.”

(QS. Ar-Rahman: 25-26)

Firman ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat fana. Kehidupan yang kita jalani saat ini tidak akan berlangsung selamanya. Namun, sayangnya, banyak manusia yang tidak menyadari tujuan keberadaannya. Bahkan, mereka yang telah menyadari sekalipun sering kali tetap tidak mengubah sikap dan gaya hidupnya. Banyak orang menganggap bahwa kehidupan dunia ini semata-mata untuk mengejar kesenangan dan menikmati segala yang ada tanpa memikirkan konsekuensinya.

Baca juga : Imam Khomeini: Berjuanglah, Serahkan Hasilnya pada Allah

Amirul Mukminin, Imam Ali a.s., pernah berkata:

“Jika engkau dapat melihat apa yang telah dilihat oleh orang-orang yang sudah mati, engkau akan merasa bingung dan susah. Kemudian engkau akan mendengar dan menaati, tetapi sayangnya, apa yang mereka lihat itu tertutup tabir sehingga tidak terlihat olehmu. Tak lama lagi tabir itu akan disingkapkan. Akan diperlihatkan kepadamu seandainya engkau melihat, akan diperdengarkan kepadamu seandainya engkau mendengar, dan engkau akan ditunjuki seandainya engkau menerima petunjuk.”

(Nahj al-Balaghah, Khutbah ke-20)

Perkataan ini menegaskan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, dan ada realitas lain yang lebih hakiki setelah kematian. Namun, banyak manusia hidup seakan-akan dunia adalah segalanya, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya.

Kesadaran akan Kehidupan Akhirat

Keyakinan terhadap kehidupan akhirat akan membawa kesadaran bahwa dunia ini hanyalah tempat persinggahan. Ada batasan-batasan dalam segala sesuatu yang kita miliki dan nikmati di dunia ini. Keuntungan yang bisa diperoleh dari dunia bersifat sangat terbatas dan tidak bisa dimiliki selamanya. Semua kesenangan dunia hanya bersifat sementara, sedangkan kehidupan yang hakiki adalah kehidupan setelah kematian.

Dengan memahami hal ini, manusia seharusnya tidak terbuai oleh gemerlap dunia semata. Kesadaran akan akhirat mendorong seseorang untuk lebih berhati-hati dalam menjalani hidup, tidak hanya mengejar kesenangan sesaat, tetapi juga mempersiapkan diri untuk kehidupan yang kekal.

Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Abbas Qummi dalam bukunya Alam Akhirat, kehidupan dunia hanyalah ladang untuk menanam amal yang akan dipanen di akhirat. Orang yang hanya mencari kesenangan dunia tanpa memikirkan akibatnya ibarat seorang musafir yang menghabiskan seluruh bekal perjalanannya untuk kesenangan sesaat, tanpa menyisakan apa pun untuk mencapai tujuan akhirnya.

Oleh karena itu, marilah kita merenungkan kembali tujuan hidup kita. Apakah kita hanya mengejar kesenangan dunia yang sementara, ataukah kita sedang mempersiapkan diri untuk kehidupan yang lebih kekal dan bermakna di akhirat? []

Baca juga : Apakah Bencana Sebenarnya?