Kegiatan ABI
ABI Hadiri Haul ke-16 Gus Dur di Ciganjur, Merawat Warisan Kemanusiaan dan Kebangsaan
Jakarta, 21 Desember 2025 — Sejumlah delegasi Ahlulbait Indonesia (ABI) menghadiri Haul ke-16 Presiden Republik Indonesia ke-4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang digelar di kediaman Ibu Shinta Nuriyah di Jalan WR. Sila No. 10, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (20/12) malam. Kehadiran ABI menjadi bagian dari partisipasi lintas elemen bangsa dalam merawat warisan nilai kemanusiaan, keberagaman, dan keadilan sosial yang diperjuangkan Gus Dur.
Delegasi ABI yang hadir antara lain Sekretaris Dewan Syura ABI Ustadz Abdullah Beik, Ketua DPW ABI DKI Jakarta Anis Muhamad, serta Bendahara Pimpinan Nasional Muslimah ABI Ustadzah Aminah Assegaf. Mereka bergabung bersama ribuan peserta haul dari berbagai latar belakang masyarakat, tokoh agama, akademisi, aktivis, dan pejabat publik.
Sejak sore hingga malam hari, kediaman Gus Dur dipadati para peziarah dan undangan. Sejumlah tokoh nasional tampak hadir, di antaranya Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, mantan Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Choiri Fauzi, Uskup Agung Kardinal Ignatius Suharyo, sejarawan Anhar Gonggong, Ganjar Pranowo, presenter Rosi Silalahi, hingga Halida Hatta, putri Proklamator Bung Hatta.
Haul ke-16 Gus Dur tahun ini mengusung tema “Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat”, yang menegaskan kembali posisi Gus Dur sebagai pemimpin yang lahir dari rahim rakyat dan mengabdikan kepemimpinannya bagi kemanusiaan serta keadilan sosial.
Ketua Pelaksana Haul Gus Dur, Alissa Wahid, menegaskan bahwa haul bukan semata-mata peringatan wafat, melainkan ruang kolektif untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kebangsaan. Ia menyebut ajaran Gus Dur tentang kemanusiaan, keberagaman, dan keberpihakan kepada rakyat kecil tetap relevan dalam dinamika sosial-politik saat ini. Menurutnya, Gus Dur selalu mengajarkan bahwa kekuasaan harus hadir untuk melayani, bukan menguasai.
Alissa juga menekankan pentingnya menjaga semangat demokrasi dan persaudaraan nasional. Ia mengingatkan bahwa Indonesia harus terus diperlakukan sebagai rumah bersama yang menjunjung keadilan dan menghormati perbedaan.
Sekretaris Dewan Syura ABI, Ustadz Abdullah Beik, menilai Gus Dur sebagai simbol keberanian moral dalam sejarah bangsa. Ia menyebut konsistensi Gus Dur dalam membela kelompok terpinggirkan dan menjadikan nilai kemanusiaan sebagai dasar kebijakan sejalan dengan prinsip keadilan dan rahmatan lil ‘alamin yang diperjuangkan ABI.
Sementara itu, Ketua DPW ABI DKI Jakarta Anis Muhamad menilai haul ini penting sebagai pengingat bagi generasi muda. Menurutnya, Gus Dur mengajarkan bahwa perbedaan bukan ancaman, melainkan kekayaan bangsa, terutama di tengah meningkatnya polarisasi sosial.
Pandangan serupa disampaikan Bendahara Pimpinan Nasional Muslimah ABI Aminah Assegaf. Ia menyoroti keteladanan Gus Dur dalam isu kemanusiaan dan keadilan gender, termasuk keberpihakannya pada peran perempuan di ruang publik sebagai bagian dari perjuangan keadilan dan martabat manusia.
Haul ke-16 Gus Dur berlangsung khidmat, diisi dengan doa bersama, refleksi kebangsaan, serta pesan-pesan persatuan. Kegiatan ini kembali menegaskan bahwa warisan pemikiran dan keteladanan Gus Dur tetap hidup dan terus menjadi rujukan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. [HMP DKI]
