Kegiatan ABI
Ahlulbait Indonesia (ABI) dan Arsitektur Kebersamaan di Muscam MUI Kecamatan Bangsri
Bangsri, 2 Desember 2025 — Musyawarah Kecamatan (Muscam) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bangsri yang digelar pada Selasa, 2 Desember 2025, kembali menegaskan satu prinsip mendasar, bahwa merawat kebersamaan umat hanya mungkin jika ruang musyawarah dibuka bagi seluruh ormas Islam. Perhelatan di Pendopo Kecamatan Bangsri ini memperlihatkan wajah MUI yang tidak berhenti pada simbol persatuan, tetapi menjadikannya nyata dalam struktur, keputusan, dan komposisi kepengurusan.
Sejak awal acara, nuansa inklusif tampak jelas. MUI Jepara dan MUI Bangsri menunjukkan pemahaman utuh terhadap kemajemukan masyarakat. Prinsip kebinekaan tidak dibiarkan menjadi jargon, melainkan diterjemahkan ke dalam representasi konkret berbagai mazhab dan arus besar dalam Islam. Di forum ini, unsur Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Ahlulbait Indonesia (ABI) hadir bukan sebagai tamu undangan, melainkan menjadi bagian integral dari kepengurusan MUI.
Meski berasal dari tradisi yang beragam, para kiayi, ulama dan cendekia yang hadir berbagi kesadaran sama, bahwa MUI bukan lembaga yang hanya mengeluarkan fatwa, tetapi rumah besar dialog internal umat. Dengan konfigurasi lintas-mazhab ini, MUI Bangsri dan MUI Jepara tampil sebagai ruang yang menenteramkan, tempat perbedaan tidak ditutup-tutupi, melainkan diarahkan untuk saling melengkapi.
Di sinilah peran MUI sebagai sohibul ummah menemukan relevansinya untuk mendampingi, mengayomi, dan mempersatukan umat. Dan konfigurasi inklusif ini menjadi modal strategis dalam mengemban amanah keumatan periode 2025–2030.
Wujud konkretnya tampak dari pelantikan Abdul Nasir, Ketua DPD ABI Jepara, sebagai Wakil Ketua III Dewan Pimpinan Harian MUI Kecamatan Bangsri.
Baca juga : Produk Unggulan ABI Probolinggo: Bibit Cabai Jamu Kian Diminati Masyarakat

Pelantikan dipimpin oleh jajaran MUI Kabupaten Jepara: Ir. H. Sholih, MM; KH. Achmad Chusairi, S.Pd; Drs. KH. Ali Arifin, MM; KH. Miqdad Turkan; Ustadz Turaekhan, M.Pd; dan Ustadz Muhlisin, Lc. Dalam forum yang sama, peserta mufakat menetapkan kembali KH. A. Hilaludin, SH, MH sebagai Ketua Umum MUI Bangsri periode 2025–2030.
Rangkaian acara dimulai pukul 09.10 WIB dengan pembacaan kalam Ilahi, tahlil, lagu kebangsaan, dan sambutan pimpinan serta perwakilan pemerintah kecamatan. Dalam laporan pertanggungjawabannya, KH. Hilaludin menyinggung dampak pandemi Covid-19 yang sempat membatasi beberapa agenda MUI Bangsri, meskipun sejumlah program tetap berjalan. Ia menegaskan bahwa struktur kepengurusan MUI mencakup perwakilan desa serta unsur ABI, NU, dan Muhammadiyah.
Baca juga : DPW ABI Jateng Tutup Pelatihan Dua Hari: Jurnalistik dan Kehumasan Jadi Fondasi Citra Organisasi

Di hadapan peserta, KH. Hilaludin menekankan lima karakter yang harus dijaga pengurus: tarruf (mengenal diri), taaruf (saling mengenal), taawun (tolong-menolong), takhafudz (menjaga perbedaan), dan taafi (saling memaafkan, termasuk kepada mereka yang berbeda agama).
Mewakili MUI Jepara, KH. Achmad Chusairi, S.Pd menguraikan sejarah pendirian MUI pada 7 Rajab 1395 H/26 Juli 1975 di Jakarta serta landasan Al-Qur’an dari surat Ali Imran ayat 102 dan 104. Ia menjelaskan tiga fungsi utama MUI: khadimul ummah (pelayan umat), khimayatul ummah (pelindung umat), dan sohibul/sodiqul ummah (mitra umat sekaligus mitra negara).
Ia menegaskan bahwa MUI adalah mitra pemerintah yang independen, bukan menjadi legitimasi atas sebuah kebijakan. Sebagai contoh, MUI pernah mengeluarkan fatwa haram terkait rencana proyek peternakan babi yang diproyeksikan menghasilkan pendapatan daerah hingga Rp1,5 triliun per tahun.
KH. Chusairi juga menegaskan bahwa dalam MUI tidak ada keanggotaan umum. Yang disebut “anggota” adalah para pengurus, termasuk mereka dari unsur Syiah, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama.
Muscam ditutup dengan penetapan resmi KH. A. Hilaludin sebagai Ketua Umum MUI Bangsri 2025–2030.
Forum ini menjadi pengingat penting, bahwa ketika perbedaan dirawat dengan adab, bukan dicurigai, umat menemukan ketenangan. MUI Jepara dan Bangsri memilih jalan itu, dan menjadikan inklusivitas bukan slogan, tetapi fondasi yang menegakkan langkah bersama menuju masa depan yang lebih teduh bagi semua. []
Baca juga : ABI Jepara, Muhammadiyah, NU, dan Ormas Lintas Agama Tandatangani Deklarasi Kerukunan
