Ikuti Kami Di Medsos

Kegiatan ABI

Di Muswil IV ABI Kaltim, Ustadz Labib Tegaskan Organisasi adalah Ladang Pengorbanan

Di Muswil IV ABI Kaltim, Ustadz Labib Tegaskan Organisasi adalah Ladang Pengorbanan

Jakarta, 30 Mei 2025 — Dalam sambutan pembukaan Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-IV Dewan Pimpinan Wilayah Ahlul Bait Indonesia (DPW ABI) Kalimantan Timur, Ustadz Muhsin Labib, mewakili Dewan Syura, menyampaikan pidato yang menggugah kesadaran kolektif akan pentingnya memaknai organisasi sebagai ruang pengabdian spiritual, bukan sebagai alat meraih posisi atau pengakuan duniawi.

Melalui sambutan daring, Ustadz Labib menegaskan bahwa keterlibatan dalam organisasi ABI harus dilandasi pemahaman mendalam mengenai dua jenis taklif atau tanggung jawab: taklif syar’i (berdasarkan hukum agama) dan taklif aqli (berdasarkan akal sehat).

“Taklif bukan hanya soal salat, puasa, dan kewajiban fikih lainnya. Ada kewajiban-kewajiban yang bahkan lebih urgen, yaitu pengorbanan sebagian orang agar yang lain bisa menjalankan kewajiban personalnya,” ujar Ustadz Labib.

ustadz Labib menyoroti bahwa masih banyak yang belum memahami pentingnya tanggung jawab impersonal, yakni tanggung jawab kolektif yang hanya dapat diemban oleh individu-individu dengan kesadaran spiritual yang tinggi. Dalam konteks ini, beliau mengutip ayat Al-Quran:

“Wa faḍḍalallahul-mujahidina ‘alal-qa‘idina ajran ‘aẓima”, yakni Allah melebihkan orang-orang yang berjihad di atas mereka yang duduk pasif, dengan pahala yang agung.

Ustadz Labib menekankan bahwa keterlibatan dalam organisasi ABI bukan sekadar partisipasi struktural. Organisasi ini, menurutnya, memiliki legitimasi vertikal yang bersumber dari nilai-nilai Ilahiah, bukan sekadar horizontal yang berbasis kekuasaan.

Baca juga : Warga Jepara Gelar Aksi Solidaritas Palestina, Tolak Solusi Dua Negara dan Peragakan Genosida Gaza

“Ini organisasi derita. Tidak ada kekuasaan yang diraih. Yang ada justru pengorbanan yang tak terlihat dan jarang diapresiasi,” tegasnya.

Dengan menggunakan analogi sepak bola, Ustadz Labib menekankan pentingnya peran-peran kecil namun vital dalam struktur organisasi. Seperti penjaga gawang atau petugas kebersihan kota, setiap posisi memiliki nilai strategis meski kerap luput dari perhatian.

Dalam pidatonya, Ustadz Labib juga mengutip pemikir revolusioner Iran, Dr. Ali Shariati, yang merefleksikan nasib para budak tak dikenal yang meninggal saat membangun piramida Mesir. Dan mengaitkan pemikiran ini dengan peristiwa Karbala, yang menurutnya bertahan dalam sejarah justru karena kontribusi tokoh-tokoh “kecil” yang tidak tercatat namanya.

“Karbala bukan sekadar narasi. Kita harus masuk ke dalamnya dan merasakan derita. Dari derita itulah muncul kekuatan,” ujarnya dengan penuh semangat.

DPW ABI Kalimantan Timur, yang selama ini dikenal sebagai pionir dalam program dan militansinya, turut dipuji atas dedikasinya. Namun, Ustadz Labib juga mengingatkan agar semangat tersebut tidak tercemar oleh konflik internal yang tidak substantif.

Mengakhiri pidatonya, Ustadz Labib menyerukan agar Muswil kali ini menjadi momentum memperkuat keikhlasan dan komitmen spiritual seluruh kader.

“Dalam organisasi ini, ukuran penting bukanlah posisi, tapi dedikasi. Semakin tidak dipuji, semakin besar penghargaan Allah,” pungkasnya.

Dengan pernyataan tersebut, Ustadz Muhsin Labib secara resmi membuka Musyawarah Wilayah IV DPW ABI Kalimantan Timur.[]

Baca juga : DPW ABI DKI Jakarta Perkuat Sinergi dengan Lembaga Otonom