Kegiatan ABI
Ditengah Kesepakatan Damai yang ‘Fragile’, ABI Terus Mengulurkan Bantuan ke Warga Gaza
Ahlulbait Indonesia, 29 Oktober 2025 — Di tengah apa yang disebut sebagai “fase baru” dari kesepakatan damai di Gaza, yang rapuh dan nyaris tak berarti bagi rakyat yang masih hidup di bawah ancaman udara, Ahlulbait Indonesia (ABI) kembali menegaskan bahwa solidaritas sejati tidak menunggu pulihnya stabilitas keamanan dan politik.

Dapur Umum yang Tak Pernah Padam
Pada 28 Oktober 2025, dapur umum ABI di Gaza kembali beroperasi, menyalurkan makanan kepada warga di Dair Al-Balah, wilayah tengah Jalur Gaza yang baru saja menjadi sasaran serangan udara zionis.
Aksi kemanusiaan ini merupakan bagian dari distribusi rutin yang dilakukan setiap minggu hingga sepuluh hari sekali, sebuah konsistensi yang tetap dijaga meski situasi lapangan terus bergejolak.
Sekretaris Jenderal ABI, Sayyid Ali Ridho As-Segaf, menegaskan kepada Media ABI bahwa kegiatan tersebut adalah wujud nyata komitmen rakyat Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina.
“Rakyat Gaza masih sangat membutuhkan uluran tangan rakyat Indonesia. Untuk itu, ABI berkomitmen untuk terus menyalurkannya,” ujarnya, Rabu (29/10).
Baca juga : Ketua Pandu ABI: Tanggung Jawab Pemuda di Masa Bonus Demografi

Kebersamaan yang Melintasi Batas
Hubungan antara tim ABI pusat dan para relawan di Gaza kini kian erat. Dalam rekaman video terbaru, para relawan di Gaza tampak mengenakan rompi berlogo ABI, sebuah simbol kepercayaan dan kebersamaan yang tumbuh di tengah krisis.
Bagi ABI, simbol itu bukan semata penanda organisasi, tetapi representasi dari persaudaraan lintas bangsa yang dibangun dari empati dan ketulusan, jauh melampaui kerangka diplomasi formal.
Baca juga : Ketua ABI Responsif: Pemuda yang Berdaulat dalam Berpikir

Gaza: Antara Gencatan dan Gempuran
Namun di balik upaya kemanusiaan tersebut, Gaza masih jauh dari kata aman.
Menurut laporan Al-Mayadeen (29/10), sedikitnya 90 warga Palestina, termasuk 24 anak-anak, syahid dalam serangan udara terbaru. Serangan-serangan itu menyasar rumah penduduk dan tenda pengungsi di berbagai wilayah, termasuk Khan Younis, Beit Lahia, dan Dair Al-Balah, lokasi yang sama tempat dapur umum ABI beroperasi.
Sementara kekuatan besar dunia sibuk dengan diplomasi yang hampa makna dan sesi foto seremonial, aksi nyata justru datang dari tangan-tangan kecil di Indonesia.
Melalui ABI, donasi rakyat Indonesia, baik berupa uang, doa, maupun perhatian, kini menjelma menjadi nasi panas di piring warga Gaza, menjadi sumber ketahanan di tengah reruntuhan kehidupan.
Baca juga : Ketum ABI: Kebaikan Tidak Bergantung pada Apresiasi Manusia

Perdamaian yang Dihidupkan, Bukan Dideklarasikan
ABI menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan yang dikirim bukan hanya simbol kepedulian, melainkan komitmen berkelanjutan untuk berdiri bersama rakyat Palestina dalam kondisi apa pun.
“Selama mereka masih bersabar dalam tekanan dan gempuran, selama itu pula kami akan terus hadir dengan segala upaya kami,” tegas Sayyid Ali Ridho.
Bagi ABI, perdamaian sejati tidak ditulis di atas kertas perjanjian, melainkan dihidupkan melalui tindakan nyata.
Dan perjuangan itu, kadang, dimulai dari sesuatu yang sederhana, sepiring makanan hangat di tangan anak-anak Gaza. []
Baca juga : Pandu ABI DKI Jakarta Luncurkan Majalah Clickbayt, Teguhkan Semangat Mahdawi dalam Literasi Pemuda
