Kegiatan ABI
Jepara Jadi Ruang Dialog Persatuan: Silaturahmi ABI, DATA, dan Rektor UNISNU
Jepara, 4 September 2025 – Dalam rangkaian Pekan Persatuan yang ditasbihkan oleh Ayatullah Sayyid Ali Khamenei setiap 12 hingga 17 Rabiul Awal, Ahlulbait Indonesia (ABI) bersama Pondok Pesantren Darut Taqrib Jepara (DATA) melakukan kunjungan silaturahmi ke Rektor Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, Prof. Abdul Jamil. Pertemuan yang berlangsung pada Kamis (4/9) ini bukan hanya agenda seremonial, melainkan penegasan komitmen bersama merawat harmoni keagamaan di Jepara.
Pertemuan itu berlangsung lebih dari satu setengah jam di ruang rektorat UNISNU. Suasananya cair, penuh keakraban, sesekali diselingi canda dan tawa. Dari pihak ABI hadir Ustadz Miqdad Turkan (Dewan Syura), Muhlisin Turkan (Humas, Media, dan Penerangan DPP), Ustadz Alam Firdaus (Humas dan Media DPW Jateng), Abdul Nasir (Ketua DPD), Ustadz Muhammad Ali (Humas dan Media DPD), serta Haji Hasan Askari (Bendahara Ponpes DATA). Sementara tuan rumah diwakili oleh Rektor Prof. Abdul Jamil, didampingi Wakil Rektor III KH Dr. Abdul Wahab, S.Sos.I., M.S.I., dan Dr. Ahmad Saefudin.
Dialog Terbuka, Tanpa Sekat
Dalam sambutannya, Ustadz Miqdad memperkenalkan kiprah ABI yang kini berusia lebih dari 15 tahun dan telah berjejaring hingga tingkat provinsi serta kabupaten/kota. Beliau menegaskan, kedekatan dan kesamaan ABI dengan Nahdlatul Ulama (NU) bukan hal dan sesuatu yang baru, termasuk dalam pandangan Fikih seperti rukyatul hilal.
Menurutnya, toleransi di Jepara tumbuh subur berkat adanya komunikasi lintas tokoh agama. “Saya yakin toleransi di Jepara sangat baik, untuk itu saya tidak bertaqiyah di mana pun. Saya ingin masyarakat tahu saya Syiah, tapi bisa berkumpul dan hidup berdampingan dengan siapa pun,” ujar Ustadz Miqdad dengan tegas. Dan menambahkan, “Saya menghormati mereka yang berbeda, namun saya juga berhak dengan keyakinan saya.”
Baca juga : DPD ABI Kendal Sukses Gelar Pelatihan Tingkat Dasar Kader
Rektor UNISNU: Jepara Simpan Nilai Toleransi
Prof. Abdul Jamil dalam kesempatan itu mengenang pengalamannya saat pertama kali berkunjung ke Iran pada 2008-an, mewakili Kementerian Agama. Di sana, beliau berjumpa dengan Syekh Arafi yang menyampaikan pesan, “Jangan khawatir, kita tidak akan menjadikan Anda sebagai Syiah.” Pengalaman itu, menurutnya, menjadi cermin bahwa dialog lintas mazhab selalu mungkin untuk dilakukan.
“Perbedaan itu pasti, maka kita harus sepakat dalam berbeda. Kita tetap bisa bersama, sambil menghargai perbedaan yang ada,” ujarnya.
Dengan latar belakang panjang di dunia akademik dan birokrasi (pernah menjabat Rektor IAIN Walisongo hingga posisi strategis di Kemenag RI), Prof. Jamil menilai Jepara menyimpan potret toleransi yang menarik. “Bukan hanya Sunni dan Syiah, tapi juga antaragama. Bahkan, panitia acara besar keagamaan di sini bisa terbentuk secara lintas kelompok,” katanya mengutip buku penelitian Dr. Muhsin Jamil.
Beliau menekankan pentingnya peran tokoh dalam menciptakan iklim damai. “Menurut saya orang awam akan mengikuti tokohnya. Selama tokohnya toleran, damai, dan terbuka, maka masyarakat pun akan hidup dalam kedamaian,” tandasnya.
Sebaliknya, tragedi yang meletup di beberapa daerah seperti Sampang, Madura, menurutnya berakar dari minimnya komunikasi antar-tokoh. “Adagium kita jelas: sepakat untuk tidak sepakat. Tapi kamus keberagaman kita masih perlu banyak diperbaiki,” ujarnya.
Menutup dengan Pertukaran Gagasan
Baca juga : Meriahkan Maulid Nabi SAW, Yayasan Az-Zahra Bersama ABI Gelar Kegiatan untuk Masyarakat

Pertemuan yang hangat itu turut diwarnai cerita personal. Muhlisin Turkan mengenang perjumpaannya dengan Prof. Jamil saat sama-sama berada di Qom, Iran, pada tahun yang sama sang rektor melakukan kunjungan akademik.
Sebagai penutup, ABI menyerahkan sejumlah buku kepada pihak UNISNU, di antaranya Syiah Menurut Syiah, Manifesto ABI, serta buku studi komparatif Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia (MMPSI).
Pertemuan ini bukanlah sebatas seremoni simbolis, melainkan langkah konkrit dalam mengokohkan persatuan, sebuah jembatan penghubung di tengah perbedaan dan keberagaman.
Harmoni ala Jepara
Pertemuan ABI, DATA, dan UNISNU Jepara ini menegaskan bahwa persatuan tidak lahir dari penghapusan perbedaan, melainkan dari pengakuan jujur atas keberagaman serta keberanian untuk berdialog dan berkomunikasi. Di Jepara, sekat mazhab runtuh, berganti dengan suasana seduluran yang terjalin dalam damai, santun, dan bersahabat. [Ali/MT]
Baca juga : Musda Ke-3 DPD ABI PPU Digelar Sederhana Penuh Khidmat
