Kegiatan ABI
Kehangatan dalam Keberagaman: ABI Pekalongan dan FKUB Satukan Langkah untuk Kerukunan
Ahlulbait Indonesia — Suasana teduh dan penuh keakraban menyelimuti Aula Pertemuan Perum Limas Raya, Krapyak, Kota Pekalongan, pada Rabu siang (9/7). Di tengah perbedaan keyakinan dan latar belakang, para tokoh lintas agama dan organisasi kemasyarakatan duduk bersama, saling menyapa, serta merajut silaturahmi dalam satu semangat, untuk menjaga Indonesia tetap damai dan bersatu.
Momen ini tercipta dalam agenda Silaturahmi Kebangsaan yang mempertemukan Dewan Pimpinan Daerah Ahlulbait Indonesia (DPD ABI) Kota Pekalongan dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan. Lebih dari sekadar pertemuan seremonial, kegiatan ini menjadi ruang dialog antar elemen masyarakat untuk menunjukkan bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan ancaman perpecahan.
Sejumlah tokoh hadir dalam forum tersebut, termasuk perwakilan dari Al-Irsyad, Syiah, Nahdlatul Ulama, Rifaiyah, Muhammadiyah, serta pemuka dari berbagai agama. Mereka tidak hanya duduk berdampingan, tetapi juga saling berbagi pandangan dan harapan tentang masa depan kerukunan umat beragama di Kota Batik ini.
Ketua DPD ABI Kota Pekalongan, Sayyid Husein Muhammad Alatas, dalam sambutannya menekankan pentingnya merawat jalinan silaturahmi lintas iman dan organisasi. Ia menilai kegiatan ini bukan hanya sukses secara teknis, tetapi juga bermakna secara spiritual dan sosial.
“Silaturahmi ini bukan sekadar ajang berkumpul, melainkan jembatan untuk mempererat persaudaraan dalam perbedaan. Kami berharap forum semacam ini terus berlanjut dan mampu menjangkau lebih banyak ormas serta komunitas,” ujarnya, dilansir dari laman Pemkot Pekalongan.
Sayyid Husein juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap berbagai upaya provokatif yang berpotensi memecah belah masyarakat. Menurutnya, menjaga kerukunan adalah tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa, bukan hanya milik kelompok tertentu.
Nada senada disampaikan Ketua FKUB Kota Pekalongan, K.H. Ahmad Marzuki. Ia menegaskan bahwa kehadiran para tokoh lintas agama dalam satu forum merupakan bukti nyata bahwa bangsa Indonesia mampu menjadikan perbedaan sebagai kekuatan kebangsaan.
Baca juga : LAPORAN KHUSUS #PODCAST ABI | Iran Pasca Konflik 12 Hari: Bagaimana Kondisi Sebenarnya di Iran Hari Ini?
“Kita berbeda, namun tetap bisa duduk bersama, berdialog, dan saling menghargai. Inilah kekayaan sejati bangsa. FKUB hadir sebagai penjaga harmoni kehidupan beragama dan pelindung keberagaman di tengah masyarakat,” tegas Kiai Marzuki.
Menurutnya, tugas FKUB tidak berhenti pada tataran formalitas. Lembaga ini harus aktif hadir di tengah dinamika sosial masyarakat, terutama dalam merespons isu-isu yang rentan menimbulkan ketegangan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPRD Kota Pekalongan, M. Azmi Basyir, turut menyampaikan apresiasi dan dukungannya. Ia memberikan ucapan selamat kepada pengurus baru FKUB periode 2025–2030, serta kepada DPD ABI Kota Pekalongan yang baru saja dikukuhkan oleh Wali Kota Pekalongan, H.A. Afzan Arslan Djunaid.
“Kegiatan seperti ini merupakan contoh nyata sinergi antarumat beragama dan ormas dalam membangun ruang sosial yang aman dan harmonis. Setiap pihak yang menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945 berhak menjalankan aktivitasnya dengan damai dan penuh penghargaan,” ujar Azmi.
Namun, Azmi juga mengingatkan bahwa Kota Pekalongan masih menghadapi sejumlah persoalan nyata seperti kemiskinan, pengelolaan sampah, akses pendidikan, dan layanan kesehatan. Dalam konteks ini, menurutnya, kerukunan sosial merupakan modal penting untuk bersama-sama menyelesaikan berbagai tantangan tersebut.
“Mari kita jaga perbedaan secara bijak. Jangan jadikan ruang publik sebagai tempat menyalakan api perselisihan. Jika ada perbedaan pandangan, bicarakan secara pribadi dan damai. Hanya dengan kerja sama dan saling percaya, Pekalongan akan tumbuh lebih kuat,” pungkasnya.
Silaturahmi Kebangsaan ini bukan sekadar peristiwa, melainkan cerminan harapan: bahwa di tengah keberagaman, masyarakat Indonesia tetap mampu bersatu dalam semangat kebersamaan dan cinta tanah air. []
Baca juga : Peringatan Tragedi Karbala 1447 H di Malang: Menyambut Rencana Ilahi dan Kebangkitan Spirit Perlawanan
