Kegiatan ABI
Ketum ABI Apresiasi Peringatan Asyura 1447 H yang Berlangsung Damai dan Konstitusional
Jakarta, 21 Juli 2025 – Ketua Umum Ahlulbait Indonesia (ABI), Ustadz Zahir Yahya, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan peringatan Muharram, khususnya Asyura 1447 Hijriah yang berlangsung dengan aman, tertib, dan damai di berbagai wilayah Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Kantor DPP ABI, Jakarta Pusat, Senin (21/7), yang turut dihadiri oleh Wakil Ketua Umum, Ustadz Ahmad Hidayat.
Ustadz Zahir menegaskan bahwa pelaksanaan Asyura tahun ini mencerminkan kedewasaan masyarakat dalam menjaga harmoni serta menjunjung tinggi nilai-nilai konstitusional. Oleh karena itu, ABI menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pemerintah, aparat keamanan, serta seluruh elemen masyarakat yang telah memastikan kebebasan beribadah dan ekspresi keagamaan tetap terlindungi dalam koridor hukum dan semangat kebangsaan.
Baca juga : PTD ABI Sulsel: Menumbuhkan Kesadaran Baru, Meneguhkan Jalan Pengkhidmatan
Dalam pernyataan resminya, Ketum ABI, Ustadz Zahir Yahya didampingi oleh Waketum, Ustadz Ahmad Hidayat itu, menyebut keberhasilan ini mencerminkan meningkatnya kesadaran kolektif seluruh elemen bangsa dalam menjamin kebebasan beragama secara damai dan bermartabat.
“Muharram dan Ashura bagi kami adalah momen untuk peneguhan nilai-nilai luhur yang sangat relevan dengan upaya membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi Ashura itu adalah momen, sebut saja momen spiritual untuk meneguhkan nilai perlawanan terhadap kezaliman, kepedulian terhadap umat yang tertindas, masalah keadilan, masalah martabat artinya nilai-nilai yang menjadi konsen seluruh bangsa dan juga negara untuk menegakkan nilai-nilai tersebut,” ujar Ustadz Zahir.
Baca juga : Ketum ABI Tegaskan Dua Pilar Strategis Pengembangan Komunitas dalam Peluncuran ASIC
ABI juga menegaskan bahwa kebebasan menjalankan keyakinan adalah hak yang dijamin secara tegas oleh berbagai instrumen hukum, mulai dari Pasal 29 Ayat (2) UUD 1945, UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, UU No. 12 Tahun 2005 tentang pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR), hingga Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9 dan 8 Tahun 2006.
“Tentu kita sadar bahwa sebetulnya di level keselenggaraan kegiatan-kegiatan seperti itu seharusnya memang sudah clear ya untuk Indonesia itu, sudah seharusnya tidak menjadi masalah sama sekali karena masalah kebebasan beragama, ekspresi, budaya, keyakinan dan lain sebagainya itu kan mutlak dijamin baik oleh konstitusi, oleh berbagai undang-undang Republik Indonesia, fakta undang-undang yang mengatur mengenai hak asasi manusia, undang-undang yang mengatur tentang hak sipil dan politik atau bahkan apa yang menjadi peraturan bersama antara Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama”, tegas Ustadz Zahir lagi.
Meski terdapat upaya dari pihak-pihak tertentu yang belum sejalan dengan semangat toleransi di Jawa Barat, seperti kelompok ANNAS, ABI tetap konsisten menjunjung prinsip damai dan konstitusional.
“ABI tetap menjunjung tinggi prinsip damai dan konstitusional serta tidak terpengaruh oleh provokasi yang tidak mencerminkan semangat kebangsaan dan nilai luhur kebhinekaan Indonesia” tegas Ustadz Zahir.
ABI menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada:
1. Pemerintah Republik Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah, atas komitmen dalam menjamin kebebasan beribadah;
2. Aparat Kepolisian dan Penegak Hukum, atas pengamanan yang profesional, humanis, dan penuh tanggung jawab;
3. Organisasi Masyarakat Islam dan Lintas Agama, atas solidaritas dan kerjasama menciptakan suasana damai;
4. Seluruh Masyarakat Indonesia, atas partisipasi aktif dan sikap toleran dalam mendukung peringatan Asyura.
“ABI menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam membangun Indonesia yang damai, adil, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal sebagaimana diajarkan oleh Imam Husain a.s.,” pungkasnya.
Dalam sesi tanyajawab, Wakil Ketua Umum , Ustadz Ahmad Hidayat, menegaskan bahwa pelaksanaan peringatan Asyura oleh komunitas Syiah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif.
“Saya ingin menyampaikan sebuah catatan penting yang patut mendapat perhatian. Pada momentum Asyura kemarin, tercatat lebih dari 100 titik pelaksanaan peringatan di berbagai daerah, dan hampir seluruhnya berlangsung aman dan tertib,” ujarnya.
Beliau menilai kondisi tersebut sebagai cerminan meningkatnya kesadaran kolektif masyarakat akan fondasi kebangsaan yang dibangun di atas nilai-nilai pluralisme. “Kita melihat bahwa masyarakat Indonesia semakin menyadari jati dirinya sebagai bangsa yang majemuk, baik dari sisi etnis, keyakinan, adat istiadat, maupun budaya. Dalam konteks ini, pelaksanaan kegiatan keagamaan oleh komunitas Syiah kian hari berlangsung dengan suasana yang lebih kondusif dan penuh penghormatan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ustadz Ahmad menekankan bahwa perkembangan ini tidak lepas dari kesadaran nasional untuk kembali pada prinsip-prinsip dasar pendirian negara. “Indonesia berdiri di atas landasan pluralitas. Menjaga toleransi adalah bagian dari amanah sejarah dan konstitusi kita. Setiap bentuk intoleransi, dalam bentuk apa pun, sejatinya merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai luhur kebangsaan dan konstitusi negara,” tandasnya.
Dengan menjadikan semangat Asyura sebagai pilar perjuangan moral, ABI menutup pernyataannya dengan ajakan untuk terus menjaga kebersamaan dan memperjuangkan Indonesia yang inklusif, toleran, dan berkeadilan. []
Baca juga : Beragama Maslahat dalam Membangun Supremasi Hukum dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
