Ikuti Kami Di Medsos

Kegiatan ABI

Ketum ABI dalam Muswil IV DPW Kaltim: “Visi adalah Ekspresi Keyakinan, Bukan Sekadar Dokumen”

Ketum ABI dalam Muswil IV DPW Kaltim: "Visi adalah Ekspresi Keyakinan, Bukan Sekadar Dokumen"

Samarinda, 30 Mei 2025 — Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Ahlulbait Indonesia (ABI) Kalimantan Timur menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) IV di Gedung Guru Kaltim, Jumat siang (30/5/2025).

Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur pengurus organisasi, antara lain Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ABI Ustadz Zahir Yahya, Ketua DPW ABI Kaltim Sayid Thariq Assegaff, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Samarinda KH. Zaini Naim, perwakilan Pemerintah Provinsi Kaltim Arif Murdianto, anggota DPRD Kaltim Muhammad Husni Fahruddin, serta delegasi dari DPD ABI se-Kaltim dan Muslimah ABI.

Turut hadir pula perwakilan dari badan otonom seperti ABI Responsif, serta berbagai yayasan dari kabupaten/kota di seluruh Kalimantan Timur.

Visi sebagai Landasan Gerak Nyata

Dalam sambutannya, Ustadz Zahir Yahya menekankan pentingnya menjadikan visi organisasi sebagai landasan gerak yang nyata. Beliau mengingatkan bahwa visi bukanlah sekadar dokumen administratif, melainkan ekspresi mendalam dari keyakinan dan cita-cita bersama.

“Momentum seperti ini tentu membawa ekspektasi dan harapan. Jangan sampai hanya menjadi acara lima tahunan yang berhenti pada seremoni dan foto bersama,” ujarnya, mengkritisi kecenderungan rutinitas formal yang hampa makna.

Ketua Umum ABI membuka pidatonya dengan ucapan terima kasih kepada seluruh unsur kepemimpinan dan panitia yang telah berperan dalam menyukseskan Muswil ini. Dan menegaskan bahwa Muswil harus menjadi titik tolak (starting point) untuk melangkah lebih jauh, memperkuat arah perjuangan, dan menyatukan langkah dalam visi besar organisasi.

Visi sebagai Ekspresi Keyakinan

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa visi organisasi tidak lahir dari ruang hampa atau sekadar mimpi idealistik. Visi, menurutnya, adalah “ekspresi yang sangat jujur dari keinginan besar yang merepresentasikan keyakinan” yang tertanam kuat dalam diri para anggotanya.

“Visi harus diwujudkan dalam bentuk program kerja yang nyata, terukur, dan dituangkan dalam dokumen organisasi. Itulah yang kita harapkan,” tegasnya.

Ustadz Zahir juga mengaitkan urgensi perwujudan visi ABI dengan tantangan global yang dihadapi umat Islam, terutama penindasan dan krisis nilai yang muncul akibat agresi pihak-pihak yang memusuhi kemanusiaan. Menurutnya, visi besar akan selalu berhadapan dengan tantangan besar, namun hal itu tidak seharusnya melumpuhkan semangat perjuangan.

Baca juga : Warga Jepara Gelar Aksi Solidaritas Palestina, Tolak Solusi Dua Negara dan Peragakan Genosida Gaza

Dukungan Ilahi untuk Setiap Usaha

Mengutip Surat At-Taubah ayat 105, Ustadz Zahir mengingatkan bahwa setiap usaha yang dilakukan akan disaksikan oleh Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman.

“Mungkin kita tidak mampu melakukan sesuatu yang besar, tapi kita bisa berbuat sesuai kapasitas kita. Dan jika berada di jalur yang benar, yakinlah bahwa Allah, Rasul, dan para Imam Ahlulbait akan menyaksikan setiap langkah kita,” ujarnya penuh semangat.

Beliau menegaskan bahwa tindakan kecil yang dilandasi niat tulus akan bernilai besar di sisi Allah. Karena itu, Ustadz Zahir mendorong seluruh kader dan pengurus untuk menjalankan peran masing-masing dengan penuh keyakinan dan dedikasi.

Harapan untuk Periode Keempat

Menyoroti kiprah DPW ABI Kaltim, Ustadz Zahir menyebut bahwa tiga periode sebelumnya telah membentuk pondasi pengalaman yang kuat. Dan meyakini bahwa dengan bekal tersebut, DPW ABI Kaltim siap memasuki periode keempat dengan semangat dan daya dorong yang lebih besar.

“DPW ABI Kaltim tidak hanya akan aktif, tapi juga menjadi pelopor-leading di antara DPW lainnya di seluruh Indonesia,” ujarnya, seraya mengapresiasi dedikasi ketua dan seluruh jajaran pengurus wilayah.

Berlomba dalam Kebaikan

Menutup sambutannya, Ustadz Zahir mengingatkan bahwa setiap komunitas memiliki arah dan orientasi masing-masing, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran. Yang terpenting, menurutnya, adalah semangat kolektif untuk berlomba dalam kebaikan.

“Tidak penting dari daerah mana, laki-laki atau perempuan, atau atribut lainnya. Yang penting adalah semangat untuk berlomba dalam kebaikan. Semua punya peluang yang sama untuk meraih keberhasilan,” pungkasnya. []

Baca juga : DPW ABI DKI Jakarta Perkuat Sinergi dengan Lembaga Otonom