Kegiatan ABI
Ketum ABI Tegaskan Dua Pilar Strategis Pengembangan Komunitas dalam Peluncuran ASIC
Jakarta, 19 Juli 2025 – Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) DPP Ahlulbait Indonesia (ABI) secara resmi meluncurkan ABI Scholarship Information Center (ASIC) dalam rangkaian kegiatan Scholarship Talks: Erasmus Mundus Edition yang diselenggarakan secara daring pada Sabtu malam (19/7). Peluncuran ini menandai langkah strategis ABI dalam memfasilitasi akses informasi beasiswa yang lebih terstruktur, sistematis, dan berkelanjutan bagi komunitasnya.
Acara tersebut menghadirkan Fathimah Soraya, S.Si., CT, penerima beasiswa Erasmus Mundus, sebagai narasumber utama dan dihadiri 61 peserta daring. Sementara itu, Ketua Umum ABI, Ustadz Zahir Yahya, memberikan sambutan yang menegaskan dua pilar strategis dalam pengembangan komunitas: akses terhadap informasi yang kredibel dan pendampingan melalui jaringan yang solid. Peluncuran resmi ASIC dilakukan oleh tim PSDM yang dipimpin oleh Syed Fahmi dan Syed Issa.
ASIC dirancang sebagai pusat rujukan strategis yang menyediakan informasi beasiswa dari berbagai sumber termasuk pemerintah, sektor swasta, yayasan amal, perguruan tinggi, dan institusi lainnya. Selain menjadi pusat informasi, ASIC juga menawarkan fasilitas mentoring dari alumni yang telah memiliki pengalaman langsung dalam proses pengajuan dan pelaksanaan program beasiswa. Melalui pendekatan ini, ABI berharap dapat memperkuat kapasitas anggota komunitas dalam mengakses peluang pendidikan yang lebih luas dan inklusif.
Klarifikasi Positioning: Fasilitator, Bukan Provider
Ketua Umum ABI, Ustadz Zahir Yahya, yang menyampaikan sambutannya melalui panggilan video, menegaskan tiga poin penting dalam kesempatan tersebut. Dua poin disampaikan sebagai arah strategis utama, sementara satu poin tambahan disampaikan sebagai bentuk klarifikasi.
Poin pertama menyangkut program Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) sebagai fondasi dalam membangun kapasitas individu dan komunitas.
Poin kedua berkaitan dengan program beasiswa, yang diposisikan sebagai instrumen untuk membuka akses terhadap pendidikan berkualitas.
Adapun poin tambahan berisi penjelasan mengenai keterkaitan antara kedua program tersebut, bahwa inisiatif beasiswa merupakan bagian integral dari strategi pengembangan sumber daya manusia. Dengan demikian, program beasiswa tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi salah satu bentuk konkret dari upaya pemberdayaan yang dijalankan secara sistemik melalui pendekatan PSDM.
“Perlu saya tegaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman, ketika kita berbicara mengenai program beasiswa, ABI tidak dalam posisi sebagai provider beasiswa, tetapi sebagai fasilitator untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh teman-teman sekalian yang ingin memanfaatkan program beasiswa yang mungkin ditawarkan oleh berbagai pihak apakah pemerintah, swasta, yayasan amal, kampus dan lain sebagainya”.
Menurut Ketua Umum, Ahlulbait Indonesia (ABI) menempatkan diri sebagai fasilitator dalam mendukung program-program beasiswa (pihak siswa). Peran ini mencakup penyediaan informasi yang dibutuhkan oleh para anggota atau masyarakat yang ingin mengakses peluang beasiswa dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, yayasan, maupun institusi pendidikan.
Lebih dari sekadar menyediakan informasi, ABI juga membuka kemungkinan untuk memberikan fasilitas pendampingan, misalnya melalui program mentoring bagi mereka yang berminat mengajukan beasiswa. Dalam hal ini, para calon penerima beasiswa dapat dimentori oleh rekan-rekan yang telah memiliki pengalaman langsung dalam proses pengajuan dan pelaksanaan program beasiswa tersebut. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapan dan kepercayaan diri para calon pendaftar, serta memperbesar peluang mereka untuk berhasil.
Baca juga : PTD ABI Sulsel: Menumbuhkan Kesadaran Baru, Meneguhkan Jalan Pengkhidmatan
Konsep Pengembangan SDM: Definisi dan Tujuan Strategis
Ketua Umum ABI memberikan definisi komprehensif pengembangan SDM sebagai “proses untuk melakukan peningkatan kemampuan, keterampilan, pengetahuan bagi individu dalam suatu organisasi atau komunitas, tidak harus otomatis di dalam organisasi, tetapi individu-individu dalam komunitas.”
Program pengembangan SDM yang dijalankan Departemen PSDM bertujuan meningkatkan kinerja, produktivitas, dan kualitas kerja individu baik yang berhimpun dalam organisasi maupun di internal komunitas Ahlulbait Indonesia secara keseluruhan. “Pada akhirnya akan berdampak langsung bagi upaya untuk meraih apa yang menjadi visi dan tujuan organisasi Ahlulbait Indonesia,” tegas Ustadz Zahir.
Program ini mencakup berbagai aspek seperti pelatihan, pengembangan karir, peningkatan kinerja, dan pengelolaan talenta.
Program Beasiswa: Akses Pendidikan dan Stimulus Prestasi
Ustadz Zahir menjelaskan program beasiswa sebagai inisiatif yang bertujuan memudahkan akses pendidikan nirbiaya atau ringan biaya untuk individu berpotensi dan berprestasi. “Program beasiswa juga akan berdampak dalam mendorong para siswa atau mahasiswa untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi,” ungkapnya.
Program beasiswa memainkan peran penting dalam meningkatkan akses pendidikan, mendorong prestasi, dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan.
Sinergi Strategis: Dua Mata Rantai yang Saling Melengkapi
Dalam analisis mendalam, Ustadz Zahir memaparkan hubungan sinergis antara kedua program. “Program beasiswa dan program pengembangan sumber daya manusia merupakan dua alat yang saling melengkapi, bahkan bisa disebut bahwa keduanya merupakan dua mata rantai yang juga saling melengkapi,” jelasnya.
Sinergi ini terwujud dalam mekanisme yang saling mendukung: program beasiswa membantu individu memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, sementara program pengembangan SDM membantu organisasi atau komunitas mendapatkan manfaat dari pengetahuan dan keterampilan yang diraih melalui berbagai program beasiswa.
Lima Rasionalisasi Strategis Program
Ketua Umum ABI memaparkan berbagai alasan fundamental pentingnya program ASIC ini bagi komunitas Ahlulbait di Indonesia:
Pertama, Peningkatan Kompetensi dan Daya Saing. Dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan, komunitas menjadi lebih kompeten dan mampu bersaing di tengah masyarakat luas. Hal ini terkait keyakinan ideologis bahwa “pengikut Ahlul Bait yang kita yakini adalah umat yang dijanjikan untuk menjadi komunitas teladan dan memimpin umat-umat lain di akhir zaman.”
Kedua, Stimulus Inovasi dan Kreativitas. Program ini mendorong munculnya ide-ide baru dan solusi kreatif untuk mengatasi permasalahan masyarakat. “Tuhan memberikan anugerah kreativitas dan inovasi kepada para pemuda yang mampu meningkatkan kapasitas dirinya dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan terutama dari sisi pandangan dunianya dan ideologinya,” jelasnya.
Ketiga, Persiapan Kepemimpinan Masa Depan. Para pemuda diproyeksikan untuk melanjutkan upaya pembangunan komunitas. “10 tahun, 15 tahun ke depan, mereka adalah senior yang akan menjadi bagian penting dari masyarakat mereka. Oleh sebab itu mereka harus ter-upgrade secara pengetahuan dan keterampilan supaya bisa terlibat dalam membangun komunitasnya.”
Baca juga : Beragama Maslahat dalam Membangun Supremasi Hukum dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Keempat, Pengembangan Kemandirian Ekonomi. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, para pengikut Ahlulbait dapat mengembangkan usaha mandiri dan mengelola sumber daya dengan lebih baik.
Kelima, Optimalisasi Potensi Lokal. Dengan ilmu dan keterampilan, mereka dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi lokal yang ada di lingkungan mereka.
Pembangunan Holistik: Beyond Infrastruktur Fisik
Ustadz Zahir menegaskan konsep pembangunan yang holistik. “Jangan dibayangkan pembangunan selalu membangun infrastruktur, tol, pembangunan fisik. Membangun komunitas adalah aktivitas pembangunan, membangun mereka dari sisi pemikiran, membangun mereka dari sisi budaya, membangun keberadaan komunitas dan melengkapi keberadaan komunitas dari berbagai aspeknya.”
Visi Pemberdayaan: Dari Penerima Menjadi Agen Perubahan
Ketua Umum ABI menekankan tujuan akhir program ini. “Pengembangan komunitas atau SDM komunitas dari sisi ilmu pengetahuan dan keterampilan, bukan hanya masalah memberikan pengetahuan atau keterampilan, tetapi juga tentang bagaimana memberdayakan mereka untuk menjadi bagian yang berarti di tengah masyarakat bahkan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.”
Apresiasi dan Harapan
Ustadz Zahir mengapresiasi inisiatif Departemen PSDM dan berharap program ASIC dapat sukses serta dirasakan manfaatnya oleh komunitas di kemudian hari. Beliau menyampaikan terima kasih kepada Syed Fahmi dan Syed Issa sebagai inisiator program ini.
ASIC diharapkan menjadi model sistematis dalam memfasilitasi akses pendidikan tinggi yang berkelanjutan dan dapat memberikan dampak transformatif bagi pengembangan komunitas Ahlulbait Indonesia. []
Baca juga : Dua Sayap, Satu Perjalanan: Silaturahmi IJABI di Musda ABI Jepara
