Ikuti Kami Di Medsos

Kegiatan ABI

Muslimah ABI Gali Keteladanan Sayyidah Zainab as sebagai Inspirasi Kesehatan Mental

Muslimah ABI Gali Keteladanan Sayyidah Zainab as sebagai Inspirasi Kesehatan Mental

Jakarta, 25 Oktober 2025 — Dalam rangka memperingati Milad Sayyidah Zainab as, Bidang Perempuan, Anak, dan Keluarga Pimpinan Nasional (Pimnas) Muslimah Ahlulbait Indonesia (ABI) menyelenggarakan Webinar Nasional bertema “Sayyidah Zainab as & Kesehatan Mental” pada Jumat malam (24/10). Kegiatan yang berlangsung secara daring pukul 19.00–21.10 WIB ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Acara dipandu oleh Batoulizzakia selaku pembawa acara sekaligus moderator.

Webinar ini bertujuan menggali keteladanan Sayyidah Zainab as sebagai inspirasi dalam membangun ketangguhan spiritual dan kesehatan mental, khususnya bagi perempuan dan keluarga Muslim di era modern.

Acara dibuka oleh Ketua Pimnas Muslimah ABI, Ustadzah Hayati Muhammad, yang dalam sambutannya menegaskan keteladanan Sayyidah Zainab as sebagai figur perempuan dengan ketangguhan spiritual dan mental luar biasa.

“Sayidah Zainab adalah teladan kekuatan mental dan spiritual yang berdiri tegak di hadapan tirani dengan keberanian yang agung. Dari beliau kita belajar bahwa kesehatan jiwa bukan berarti bebas dari duka, melainkan kemampuan mengubah duka menjadi kekuatan, serta menjadikan iman sebagai penopang ketenangan batin,” ujar Ustadzah Hayati.

Webinar menghadirkan tiga narasumber lintas bidang dengan pendekatan multidisipliner.

Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam

Pemateri pertama, Ustadzah Euis Daryati, M.A., membawakan tema “Sayyidah Zainab, Islam, dan Kesehatan Mental”. Ia menjelaskan bahwa konsep kesehatan mental bukan gagasan modern, melainkan telah lama dikenal dalam khazanah ilmu kedokteran Islam.

“Tokoh-tokoh seperti Abu Zaid Ahmad bin Sahl al-Balkhi (850–934), Ali bin Sahl Rabban at-Thabari, dan Abu Bakar ar-Razi, ketiganya berasal dari wilayah Persia, telah menulis tentang keterkaitan erat antara kesehatan tubuh dan jiwa,” papar Ustadzah Euis.

Ditambahkannya, keseimbangan mental dalam Islam mencakup dimensi spiritual, emosional, sosial, dan fisik. Prinsip tersebut tercermin dalam ajaran Al-Quran dan hadis tentang pengendalian emosi, kebersihan hati, tawakkal, dan dukungan sosial dalam keluarga.

Merujuk pada figur Sayyidah Zainab, Ustadzah Euis menilai beliau telah mencapai tingkat kesehatan mental tertinggi, sebagaimana tergambar dalam ucapannya yang masyhur: “Ma ra’aitu illa jamilan” (Tidak kulihat apa pun selain keindahan).

Baca juga : Pimcab Muslimah ABI Balikpapan Gelar Pelatihan Tingkat Dasar (PTD): Perkuat Kaderisasi dan Soliditas Umat

“Sayyidah Zainab menunjukkan bahwa manusia tidak selalu dapat mengubah keadaan, tetapi dapat mengubah cara memaknai dan meresponsnya,” tegasnya.

Perempuan sebagai Penjaga Stabilitas Batin Keluarga

Pembicara kedua, Dr. Fatimah Al-Ma’shumah, membahas peran perempuan dalam menjaga keseimbangan mental dan moral keluarga melalui makalah bertajuk “Perempuan sebagai Penjaga Stabilitas Mental Keluarga.”

Menurutnya, Sayyidah Zainab merupakan figur yang mampu memadukan kelembutan dan ketegasan dalam komunikasi.

“Bahasanya menyentuh tanpa kehilangan rasionalitas; lembut namun berwibawa. Ucapannya lahir dari qalb mutma’innah, hati yang tenang dalam tauhid, meyakini bahwa seluruh peristiwa berada dalam genggaman Allah,” ujar Dr. Fatimah.

Ditambahkannya, perjalanan Sayyidah Zainab dari Madinah hingga mimbar Kufah dan Damaskus memperlihatkan kapasitas perempuan dalam menjaga stabilitas emosional keluarga sekaligus menggugah kesadaran publik di tengah krisis.

Self-Care dan Keteladanan Resiliensi

Sesi penutup disampaikan oleh Fatimatuzzakiyah, S.Psi., M.Psi., dengan materi “Self-Care: Pentingnya Merawat Mental Sebelum dan Sesudah Krisis.” Ia menegaskan bahwa self-care merupakan bentuk tanggung jawab pribadi terhadap kesejahteraan diri, bukan ekspresi hedonisme.

“Self-care adalah upaya sadar dan terencana untuk menjaga keseimbangan fungsi emosional, fisik, dan spiritual. Ini adalah strategi pencegahan agar seseorang tidak jatuh ke dalam kondisi krisis,” jelasnya.

Menurutnya, pondasi utama kesehatan mental adalah resiliensi, yaitu kemampuan untuk pulih setelah menghadapi tekanan hidup. Dalam konteks ini, keteladanan Sayyidah Zainab memberi inspirasi mendalam tentang bagaimana iman dan makna dapat menjadi sumber daya psikologis dalam menghadapi berbagai penderitaan.

Refleksi Perempuan Muslim

Webinar ini tidak hanya menjadi peringatan atas kelahiran sosok agung Sayyidah Zainab as, tetapi juga momentum refleksi bagi perempuan Muslim Indonesia untuk memperkuat peran strategis mereka sebagai penjaga keseimbangan spiritual, moral, dan mental di tengah tantangan zaman modern. [Muslimah ABI]

Baca juga : Pelantikan Pengurus Baru DPD ABI Samarinda: Menyatukan Langkah untuk Kemajuan Bersama