Ikuti Kami Di Medsos

Kegiatan ABI

Paradigma Baru Humas ABI

Paradigma Baru Humas ABI

Ahlulbait Indonesia – Ketua Umum ABI, Ustadz Zahir Yahya, menegaskan perlunya paradigma baru dalam fungsi kehumasan ABI saat membuka Pelatihan Jurnalisme dan Kehumasan yang digelar secara daring pada 15–16 November 2025. Ia menekankan bahwa Humas dalam organisasi memiliki tiga peran utama: komunikator, fasilitator, dan konsiderator. Humas tidak lagi diposisikan sekadar sebagai corong organisasi, melainkan sebagai bagian strategis yang memastikan arus informasi berjalan akurat, berimbang, dan konstruktif.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh Departemen Humas, Media, dan Penerangan DPW ABI DKI Jakarta ini berlangsung selama dua hari dan terpusat di Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta. Kegiatan ini dikemas secara interaktif dengan menghadirkan pemateri dari Departemen Humas, Media, dan Penerangan DPP ABI. Ustadz Muhlisin Turkan dan Lutfi Basori (Billy), selaku ketua dan wakil ketua departemen, turun langsung sebagai narasumber dan fasilitator. Keduanya membawakan materi jurnalisme dan kehumasan yang menjadi praktik baku di lingkungan ABI.

Materi disampaikan secara sistematis melalui penjabaran teori, contoh kasus, serta simulasi yang melibatkan peserta. Pendekatan ini memberi gambaran menyeluruh mengenai peran jurnalisme dan kehumasan dalam menjalankan fungsi strategis ABI.

Pada sesi jurnalisme, peserta dibekali prinsip dasar dalam mencari berita, mengumpulkan data dan fakta, serta menjaga integritas kebenaran setiap peristiwa. Foto jurnalistik turut menjadi pembahasan penting. Peserta menganalisis berbagai contoh foto—baik dari instruktur maupun dari peserta sendiri—untuk menilai apakah foto-foto tersebut memenuhi standar foto jurnalistik.

Baca juga : Oleh-oleh HMP dari Seminar: Merenungkan Keadilan Relasional Bersama Pdt. Jan Kris Harianto Sinaga

Sesi kehumasan menguraikan bagaimana humas bekerja menjaga citra organisasi, membangun narasi, dan memberi makna atas suatu peristiwa tanpa mengubah fakta. Tiga fungsi humas yang disampaikan Ketua Umum turut dijelaskan secara rinci. Sebagai komunikator, humas menjadi pintu masuk informasi berdasarkan data dan fakta dari sumber internal maupun eksternal. Sebagai fasilitator, humas menghubungkan narasumber, pimpinan, serta antar-departemen. Sebagai konsiderator, humas berperan menyampaikan analisis dan rekomendasi kepada pimpinan sebagai dasar pengambilan kebijakan. Setelah keputusan dibuat, humas kembali berfungsi sebagai komunikator yang menyampaikan kebijakan tersebut ke publik internal dan eksternal.

Pembahasan tentang peran humas di era digital menjadi salah satu sesi paling dinamis. Berbagai pertanyaan, kritik, dan masukan muncul terkait keberadaan media sosial ABI. Media digital ABI dinilai sangat penting sebagai ruang respons terhadap isu-isu yang menyangkut ABI dan komunitas Syiah secara umum. Keberadaan kanal digital membantu menutup celah informasi agar tidak diisi pihak-pihak yang ingin membangun citra negatif terhadap komunitas Ahlul Bait dan lembaga-lembaga yang menaunginya. Karena itu, setiap humas di DPW, DPD, dan lembaga otonom didorong untuk segera mengaktifkan atau membangun kanal media sosial guna memperkuat eksistensi ABI di ruang digital.

Para pemateri menutup sesi dengan pesan agar peserta mulai berlatih menulis, sekecil apa pun bentuknya, selama tetap berpegang pada kaidah jurnalistik. Mas Billy turut mengutip Pramoedya Ananta Toer yang mengingatkan bahwa menulis adalah cara agar seseorang tidak hilang dari arus sejarah. [Bambang Irianto]

Baca juga : Ketua HMP ABI Wakili Islam dalam Doa Pembuka Seminar Nasional Agama-Agama PGI

Continue Reading