Ikuti Kami Di Medsos

Kegiatan ABI

Perlawanan Yaman: Ideologi dan Iman yang Mengalahkan Kekuatan Adidaya

Perlawanan Yaman: Ideologi dan Iman yang Mengalahkan Kekuatan Adidaya

Jakarta, 3 Juni 2025 – Di tengah hiruk-pikuk konflik kawasan Timur Tengah yang tak kunjung reda, satu nama mencuat sebagai simbol perlawanan yang tak terduga: Yaman. Negara yang selama ini dicitrakan sebagai miskin dan terbelakang, kini menjelma menjadi kekuatan regional yang mampu memaksa Amerika Serikat duduk di meja perundingan, bahkan melancarkan serangan rudal hipersonik ke wilayah pendudukan Zionis.

Dalam sebuah podcast bersama Media ABI berjudul “Perl4w4nan Y4man: Dari Ideologi ke Mekanisme Perjuangan Organik”, yang tayang pada 3 Juni 2025, pengamat Timur Tengah dan Poros Perlawanan, Ustadz Muhammad Jawad, mengulas kekuatan organik dan spiritual yang menjadi fondasi perjuangan rakyat Yaman, khususnya kelompok Ansarullah. Menurutnya, kekuatan sejati tidak terletak pada persenjataan berat atau teknologi canggih, melainkan pada tekad, keyakinan ideologis, dan kehormatan.

“Nilai manusia itu bergantung sebesar mana kadar tekadnya,” ujar Ustadz Jawad, mengutip Imam Ali as.

Ustadz Jawad menegaskan bahwa ribuan serangan udara Amerika tidak mampu menghancurkan kekuatan Yaman secara strategis. Justru, Yaman mampu membalas dengan mengirim rudal ke wilayah pendudukan Zionis, termasuk Bandara Ben Gurion, serta memaksa kapal-kapal induk Amerika mundur dari kawasan Laut Merah.

“Bagi rakyat Yaman, kehormatan adalah harga mati,” tegasnya.

Ustadz Jawad menukil pernyataan juru bicara Ansarullah, Muhammad Bukhaiti, yang menyebut bahwa mereka bisa hidup tanpa listrik atau rumah sakit, tapi tidak bisa hidup tanpa kehormatan. Bagi mereka, perlawanan bukan sekadar respons politis, melainkan panggilan ideologis dan spiritual yang dalam.

Menurut Ustadz Jawad, kekalahan Amerika di Yaman lebih bersifat psikologis ketimbang militer. “Amerika ini sebetulnya negara kaleng-kaleng,” ujarnya dengan nada tajam, menggambarkan rapuhnya kekuatan adidaya yang hanya bertumpu pada teknologi, namun lemah dalam prinsip dan mental.

Baca juga : ABI DKI Jakarta Tegaskan Kontribusi dalam Program Pembangunan Bakesbangpol

Ketua Departemen Kaderisasi DPP Ahlulbait Indonesia (ABI) ini juga menyebut bahwa perjuangan Yaman tidak hanya untuk membela diri, tetapi juga untuk Palestina. “Dengan memotong jalur suplai antara Amerika dan Zionis, Yaman berhasil menciptakan tekanan langsung terhadap rezim pendudukan, membuka babak baru dalam solidaritas global terhadap Gaza,” tandasnya.

Mengapa Amerika tidak melanjutkan serangan melalui jalur darat? Ustadz Jawad menjelaskan bahwa strategi militer mereka belum siap menghadapi medan tempur yang tidak bisa dipetakan secara konvensional. “Jumlah korban dan kekuatan Ansarullah tidak bisa dipastikan. Serangan darat justru berpotensi mempermalukan Amerika di mata dunia.”

Lebih jauh, Ustadz Jawad mengungkap bahwa kelemahan solidaritas di antara negara-negara pendukung Zionis semakin tampak. Egoisme nasional dan kepentingan politik mengalahkan solidaritas mereka, menjadikan dukungan terhadap Israel semakin lemah dan bersifat transaksional.

Terkait sikap beberapa negara Eropa yang kini mengecam Israel, Ustadz Jawad mengimbau agar publik tidak mudah terbuai. Menurutnya, langkah-langkah itu lebih sebagai strategi meredam tekanan publik dan memecah konsolidasi negara-negara Muslim.

Ustadz Jawad juga menolak narasi yang menyarankan agar rakyat Palestina berdamai demi mengurangi penderitaan. “Kita telah melihat bagaimana Hamas dan Yaman membuat Israel dan Amerika gemetar. Ini bukan saatnya melemah, melainkan menuntaskan perjuangan,” katanya.

Di akhir sesi, beliau mengajak masyarakat Indonesia untuk mengambil pelajaran dari perlawanan Yaman dan Palestina. “Kalau bangsa ini tidak punya harga diri, maka semuanya akan dijual,” tutupnya, mengingatkan pentingnya menjaga martabat dan kemerdekaan sebagai bangsa yang terhormat.

Podcast ini menggarisbawahi bahwa kekuatan Yaman bukan lahir dari kecanggihan teknologi, melainkan dari keberanian, keyakinan, dan nilai ideologis yang dalam. Di era modern ini, ketika kekuatan sering diukur dari senjata dan ekonomi, Yaman menunjukkan bahwa harga diri, iman, dan kehormatan adalah fondasi kemenangan sejati. []

Link:
https://youtu.be/6roI-uhDsak

Baca juga : Ketua Umum ABI Soroti Fase Baru dan Tantangan Komunitas Syiah di Indonesia