Kegiatan ABI
Pidato Waketum ABI di Harlah Pancasila 2025, Tentang Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila
Jakarta, 1 Juni 2025 – Ahlulbait Indonesia (ABI) melalui Wakil Ketua Umum, Ustadz Ahmad Hidayat, menyampaikan pidato reflektif bertajuk “Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Implementasinya dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”. Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025 yang jatuh pada 1 Juni kembali menjadi momentum strategis bagi bangsa Indonesia untuk merefleksikan, meneguhkan, dan memperkuat komitmen terhadap Pancasila sebagai dasar negara yang telah dirumuskan secara arif dan visioner oleh para pendiri bangsa sejak tahun 1945.
Pancasila sebagai Titik Temu Keberagaman Bangsa
Dalam konteks tantangan globalisasi, krisis moral, dan kompleksitas kemajemukan masyarakat Indonesia, Pancasila dinilai semakin relevan sebagai titik temu nilai-nilai kebangsaan yang mampu merajut kebersamaan dan mempererat persatuan.
Melalui peringatan ini, Ahlulbait Indonesia—organisasi keagamaan yang aktif dalam gerakan sosial dan pendidikan, menyerukan urgensi revitalisasi nilai-nilai luhur Pancasila agar tidak sekadar menjadi simbol seremonial, tetapi benar-benar terinternalisasi dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Pancasila adalah konsensus nasional yang lahir dari pemikiran luhur para pendiri bangsa. Ia bukan hanya dasar negara, tetapi juga sumber nilai untuk membentuk manusia Indonesia yang utuh dan berkarakter,” tegas Ustadz Ahmad Hidayat dalam pidato resmi yang disiarkan melalui Chanel Youtube ABI TV pada Minggu (1/6/2025).
Pancasila dan Agama: Saling Menguatkan, Bukan Bertentangan
ABI menegaskan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran agama, terutama Islam, melainkan justru sejalan dan saling menguatkan. Nilai-nilai Pancasila disebut beririsan langsung dengan prinsip-prinsip Islam, seperti ‘hablum minallah’ (hubungan dengan Tuhan) dan ‘hablum minannas’ (hubungan dengan sesama manusia), yang keduanya menekankan pentingnya keberadaban, keadilan, dan kehidupan bersama yang harmonis.
“Tidak ada satu pun ajaran agama, termasuk Islam, yang membenarkan kekerasan atau anarkisme terhadap pihak yang berbeda keyakinan. Justru Pancasila membimbing kita untuk hidup dalam toleransi dan menjaga persatuan,” imbuhnya.
Baca juga : Warga Jepara Gelar Aksi Solidaritas Palestina, Tolak Solusi Dua Negara dan Peragakan Genosida Gaza
Empat Pilar Strategi Implementasi Pancasila
Dalam pidato itu, ABI memaparkan empat pendekatan strategis untuk menghidupkan kembali semangat dan nilai-nilai Pancasila secara konkret:
1. Integrasi dalam Pendidikan
Pendidikan, baik formal maupun nonformal, harus menjadi wahana utama internalisasi nilai-nilai Pancasila, terutama dalam membentuk karakter generasi muda.
2. Sosialisasi Nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan
Membangun kesadaran akan nilai-nilai spiritual yang inklusif serta menjunjung tinggi martabat kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Perilaku Sosial Budaya Bermedia
Nilai Pancasila harus tercermin dalam perilaku sosial sehari-hari, termasuk dalam etika bermasyarakat dan etika digital.
4. Penguatan Budaya Toleransi
Di tengah keberagaman, toleransi menjadi kunci utama untuk menjaga keutuhan bangsa dan memperkuat kohesi sosial.
Pancasila dalam Politik dan Ekonomi
ABI juga menekankan perlunya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik dan ekonomi. Para pelaku politik diimbau untuk menjunjung tinggi prinsip Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Persatuan, serta menjauhi praktik-praktik yang merusak integritas dan memecah belah masyarakat.
Sementara itu, pelaku ekonomi didorong untuk menegakkan prinsip keadilan sosial dan menolak praktik-praktik eksploitatif. Dalam sistem kenegaraan, nilai musyawarah harus dihidupkan sebagai wujud dari sila keempat: “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Sedangkan nilai gotong royong ditekankan sebagai warisan budaya bangsa yang menjadi landasan perjuangan kemerdekaan.
Revitalisasi sebagai Pilar Menjaga Keutuhan NKRI
ABI menyerukan agar seluruh komponen bangsa, dari aparatur negara hingga masyarakat akar rumput, bersinergi dalam memberantas korupsi, menolak spekulasi ekonomi, dan menangkal degradasi moral. Revitalisasi nilai-nilai Pancasila disebut sebagai jalan strategis untuk menjaga keutuhan dan kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dari Aceh hingga Papua.
“Pancasila adalah anugerah agung dari Allah SWT yang diilhamkan kepada para pendiri bangsa. Ia adalah kompas moral dan ideologis yang harus senantiasa dijaga dan dihidupkan,” pungkas Ustadz Ahmad.
Menatap Masa Depan Indonesia
Dalam penutupan pidato, ABI mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan Hari Lahir Pancasila tahun 2025 ini sebagai tonggak kebangkitan kolektif. Hanya dengan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila, serasi dengan keyakinan agama masing-masing, Indonesia akan mampu melangkah menuju masa depan yang adil, makmur, dan bermartabat di tengah percaturan global.[]
Baca juga : DPW ABI DKI Jakarta Perkuat Sinergi dengan Lembaga Otonom
