Ikuti Kami Di Medsos

Kegiatan ABI

Pidato Waketum ABI: Semangat Kepahlawanan dan Pengabdian Berintegritas di Era Modern

Pidato Waketum ABI: Semangat Kepahlawanan dan Pengabdian Berintegritas di Era Modern

Jakarta, 10 November 2025 — Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ahlulbait Indonesia (DPP ABI), Ustadz Ahmad Hidayat, menegaskan pentingnya revitalisasi nilai-nilai kepahlawanan sebagai fondasi moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pesan tersebut disampaikan dalam pidatonya pada Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025, yang disiarkan melalui kanal resmi Media ABI di YouTube.

Dalam orasinya, Ustadz Ahmad menekankan bahwa semangat kepahlawanan tidak hanya tampak dalam keberanian mengangkat senjata, tetapi juga dalam keteguhan integritas, ketulusan niat, dan komitmen terhadap pengabdian di tengah derasnya arus tantangan zaman. Beliau mengajak generasi muda meneladani pengorbanan para pahlawan dengan memperkuat tanggung jawab moral, sosial, dan spiritual demi terwujudnya bangsa yang berdaulat, adil, dan bermartabat.

Hari ini kita memperingati tanggal yang terpatri dalam memori kolektif bangsa, 10 November. Sebuah hari yang bukan semata catatan sejarah, melainkan tonggak kebangkitan perjuangan nasional. Pada hari itu, seluruh elemen bangsa bersatu dengan satu tekad: menegakkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Ustadz Ahmad membuka pidatonya.

Beliau menambahkan, semangat tersebut harus senantiasa hidup dalam dada setiap warga bangsa sebagai wujud penghormatan kepada para pahlawan yang telah berkorban tanpa pamrih.

Sebagai bangsa yang berutang budi, sudah sewajarnya kita menyampaikan rasa terima kasih dan penghormatan setinggi-tingginya. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan menempatkan para pahlawan yang gugur di jalan-Nya pada tempat yang paling mulia,” imbuhnya.

Relevansi Kepahlawanan di Tengah Krisis Nilai

Dalam pandangan Ustadz Ahmad, bangsa Indonesia kini menghadapi ujian yang tidak kalah berat dari masa penjajahan, yakni krisis integritas, degradasi moral, dan memudarnya semangat kebersamaan. Menurutnya, perjuangan masa kini berlangsung di ranah nilai, bukan di medan perang.

“Kepahlawanan di zaman ini menuntut keberanian menegakkan kebenaran dan menjaga integritas di tengah godaan dunia modern,” ujarnya.

Beliau menegaskan, Hari Pahlawan tidak berhenti pada seremoni atau ekspresi syukur belaka. Esensinya terletak pada pewarisan nilai perjuangan agar terus hidup dalam sikap dan keputusan setiap warga negara.

“Hari Pahlawan adalah cermin bagi kita untuk menilai sejauh mana jiwa kepahlawanan itu masih menyala dalam diri anak bangsa saat menapaki masa depan yang bermartabat,” tegasnya.

Hakikat Pahlawan dalam Perspektif Keagamaan dan Kemanusiaan

Ustadz Ahmad juga menyampaikan sintesis antara semangat nasionalisme dan spiritualitas Islam. Baginya, pahlawan sejati bukan hanya mereka yang berjuang di medan tempur, tetapi juga sosok yang berani secara moral, bijak, teguh hati, ikhlas, serta kreatif menghadapi keterbatasan.

Menurutnya, hakikat kepahlawanan berakar pada dimensi kemanusiaan dan ketuhanan. Seorang pahlawan adalah mereka yang menegakkan kebenaran, memperjuangkan keadilan, dan berbakti bagi kemaslahatan umat tanpa pamrih.

“Pahlawan sejati ialah yang berani menegakkan hak meski berhadapan dengan kekuatan besar, dan berbuat baik karena Allah, bukan demi kepentingan duniawi,” ujarnya penuh penekanan.

Ustadz Ahmad mengutip keteladanan Rasulullah SAW, Amirul Mukminin Imam Ali bin Abi Thalib as., dan Imam Husein as. di Karbala sebagai figur abadi yang mempersonifikasikan semangat kepahlawanan universal, yaitu menegakkan kebenaran, melawan kezaliman, dan membela kaum tertindas.

Baca juga : DPD ABI Lumajang Sosialisasikan Hasil Pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan di Probolinggo

Beliau menjelaskan, dari Imam Ali as. dapat dipetik lima ciri utama pahlawan sejati, diantaranya keberanian, kebijaksanaan, keikhlasan, komitmen terhadap keadilan, dan kepedulian terhadap mereka yang lemah.

“Sebagai bagian dari bangsa ini, Ahlulbait Indonesia (ABI) berkomitmen menanamkan nilai-nilai kepahlawanan yang bersumber dari teladan Rasulullah SAW, Imam Ali as., dan Imam Husein as.,” tegasnya.

Pidato tersebut menegaskan bahwa kepahlawanan sejati adalah manifestasi iman yang hidup, iman yang berwujud dalam keberanian moral, ketulusan pengabdian, dan cinta kemanusiaan yang melampaui sekat golongan maupun kepentingan pribadi.

Kepahlawanan Modern: Etos Profesi dan Integritas Publik

Salah satu pesan paling kuat dalam pidato Ustadz Ahmad adalah ajakan untuk menafsirkan ulang makna kepahlawanan sesuai tantangan zaman. Dalam konteks modern, setiap profesi memiliki medan perjuangan sendiri yang menuntut kejujuran, dedikasi, dan tanggung jawab sebagai wujud pengabdian kepada bangsa.

“Pahlawan masa kini hadir di tengah masyarakat, di ruang pelayanan publik, lembaga pendidikan, pemerintahan, penegakan hukum, hingga dunia usaha,” ujarnya.

Beliau kemudian menguraikan wujud kepahlawanan dalam berbagai profesi:
• Birokrat yang bekerja dengan profesional dan bersih.
• Politisi yang visioner dan berpihak pada kepentingan rakyat.
• Pendidik yang mencerdaskan dan menanamkan akhlak.
• Penegak hukum yang menjunjung independensi.
• Pekerja sosial yang hadir bagi kaum marginal.
• Aparatur negara yang berintegritas.
• Pengusaha yang beretika dan berkomitmen pada kesejahteraan sosial.

“Ahlulbait Indonesia (ABI) mendorong seluruh komponen bangsa menjadi pahlawan di bidang masing-masing,” tegasnya.

Ustadz Ahmad menambahkan, setiap pengabdian yang tulus adalah bentuk kepahlawanan, sedangkan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan merupakan pengkhianatan terhadap cita-cita luhur bangsa. Pandangan tersebut menjadi kritik moral terhadap kondisi sosial-politik saat ini, di mana lemahnya tanggung jawab publik dan krisis etika masih menjadi tantangan besar.

Beliau menegaskan bahwa kemajuan bangsa hanya akan terwujud bila kejujuran dan integritas menjadi ruh di setiap profesi.

Ajakan Kolaboratif untuk Indonesia Bermartabat

Menutup pidatonya, Ustadz Ahmad Hidayat mengajak seluruh elemen bangsa menjadikan semangat 10 November sebagai inspirasi kolektif dalam membangun masa depan Indonesia yang berdaulat dan bermartabat. Dan menekankan pentingnya kerja sama lintas bidang dan lintas generasi dalam memperkuat daya juang nasional.

“Kepahlawanan menuntut pengorbanan, perjuangan, dan komitmen terhadap perbaikan. Ia hanya dapat tumbuh melalui sinergi dan persatuan seluruh anak bangsa dari Aceh hingga Papua,” ujarnya dengan nada penuh keyakinan.

Lebih lanjut, beliau menegaskan komitmen Ahlulbait Indonesia (ABI) untuk terus bersinergi mencetak generasi yang tangguh, berakhlak, dan inovatif, generasi penerus perjuangan menuju Indonesia yang adil dan bermartabat.

Menurutnya, siapa pun yang berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa, menebar kebaikan, dan membela martabat negeri, dialah pahlawan sejati masa kini.

“Semoga semangat 10 November menjadi sumber inspirasi abadi bagi kita semua untuk mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945,” tutupnya.

Dengan penuh khidmat, beliau menambahkan: “Atas nama Ormas Ahlulbait Indonesia (ABI), saya mengucapkan: Selamat Memperingati Hari Pahlawan.”

Pidato yang disampaikan dengan bahasa tenang namun bernas itu menjadi refleksi moral di tengah dinamika bangsa, sebuah pengingat bahwa kepahlawanan bukan warisan masa lalu, melainkan tanggung jawab yang harus diperbarui di setiap generasi. []

Pidato lengkap Ustadz Ahmad Hidayat dapat disaksikan di kanal resmi Media ABI:  https://www.youtube.com/watch?v=k5fQspD6A28

Baca juga : Muhammad Rizky Anis Kembali Pimpin Pandu ABI Kota Balikpapan