Ikuti Kami Di Medsos

Kegiatan ABI

#PODCAST | ABI DKI Jakarta: Konsolidasi, Pelayanan Sosial, dan Sinergi Ormas untuk Umat dan Bangsa

#PODCAST | ABI DKI Jakarta: Konsolidasi, Pelayanan Sosial, dan Sinergi Ormas untuk Umat dan Bangsa

Ahlulbait Indonesia — Edisi Podcast Media ABI yang tayang pada Jumat, 25 Juli 2025, menghadirkan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Ahlul Bait Indonesia (DPW ABI) DKI Jakarta, Sayyid Anis Muhammad. Dalam sesi bertajuk “ABI DKI: Jihad Kolektif melalui Sinergi Ormas dan Pelayanan Sosial”, Sayyid Anis membedah strategi konsolidasi internal dan eksternal yang sedang ditempuh ABI DKI untuk memperkuat posisi komunitas Ahlul Bait di ibu kota.

Dipandu oleh host Billy Joe, diskusi ini mengulas berbagai aspek, mulai dari kondisi komunitas Ahlul Bait, program kaderisasi, strategi diplomasi antarormas, hingga rencana pengembangan unit usaha sebagai langkah menuju kemandirian organisasi.

Komunitas Ahlul Bait di Jakarta Tersebar di Indonesia

Mengawali diskusi dan saat menanggapi pertanyaan mengenai peta komunitas Ahlul Bait di Jakarta, Sayyid Anis Muhammad menyampaikan bahwa komunitas Ahlul Bait di ibu kota merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Persebarannya mencakup seluruh wilayah administratif, yakni Jakarta Utara, Selatan, Timur, Barat, dan Pusat.

Namun demikian, menurutnya tantangan utama bukan pada kuantitas, melainkan pada upaya penyatuan dalam satu wadah organisasi yang terstruktur. Banyak anggota komunitas, menurutnya, masih memandang organisasi sekadar sebagai forum formalitas, sehingga belum tumbuh kesadaran untuk terlibat aktif. Akibatnya, partisipasi cenderung minim, baik karena merasa tidak siap maupun terbentur oleh keterbatasan waktu.

“Kesadaran untuk terlibat aktif dalam organisasi masih perlu ditumbuhkan. Banyak yang menganggap organisasi hanyalah sekumpulan kegiatan formal, sehingga merasa tidak siap atau tidak punya waktu untuk berkontribusi,” ujarnya.

Konsolidasi Internal dan Kaderisasi Berbasis Ibadah Sosial

Menanggapi tantangan internal yang dihadapi saat ini, Sayyid Anis menjelaskan bahwa DPW ABI DKI Jakarta tengah memfokuskan perhatian pada program konsolidasi organisasi. Meski baru berjalan selama tiga bulan, kepengurusan DPW telah terbentuk secara lengkap dan solid, dengan enam departemen aktif yang mulai menjalankan fungsinya. Roadmap kerja tahunan dan lima tahunan pun telah disusun sebagai panduan strategis.

Prioritas utama yang diangkat adalah rekrutmen dan kaderisasi. Sayyid Anis menekankan perlunya pendekatan dan manajemen yang tepat dalam mengoptimalkan potensi sumber daya manusia, khususnya dari kalangan muda. Untuk itu, forum-forum kaderisasi telah diinisiasi, bertujuan memberikan pencerahan dan motivasi bagi para calon pengurus maupun anggota, agar memahami bahwa keterlibatan dalam organisasi bukan sekadar tugas struktural, melainkan bentuk pengabdian.

Sayyid Anies menegaskan bahwa berorganisasi merupakan bentuk ibadah sosial yang derajatnya setara dengan ibadah ritual seperti salat dan sedekah karena keduanya berakar pada niat tulus untuk memberi manfaat dan menghadirkan maslahat bagi sesama.

“Prioritas utama kami adalah rekrutmen dan kaderisasi. Banyak sumber daya manusia potensial di Jakarta. Tantangannya adalah bagaimana mengelola dan memotivasi mereka agar bersedia berkhidmat,” jelas Sayyid Anis.

Mengenai tantangan eksternal, Sayyid Anis menegaskan bahwa hal tersebut juga menjadi perhatian serius. Namun, menurutnya, tantangan internal harus terlebih dahulu ditangani untuk dapat menjawab tantangan eksternal secara efektif. Salah satu strategi utama yang dilakukan adalah konsolidasi struktur organisasi hingga ke tingkat daerah. Setelah terbentuknya kepengurusan DPW, ABI DKI juga mendorong pembentukan kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di lima wilayah administratif Jakarta. Khusus untuk Jakarta Pusat, kepengurusannya baru terbentuk pada periode ini.

Strategi eksternal ABI DKI dijalankan melalui dua pendekatan utama. Pertama, aktivasi internal, yaitu mendorong seluruh pengurus agar aktif menjalankan program yang telah disepakati. Enam departemen yang telah dibentuk meliputi: Departemen Kaderisasi, Keorganisasian, Pemberdayaan SDM, Pengembangan Ekonomi, Litbang, dan Humas dan Media.

Kedua, kemitraan strategis, yakni membangun dan memelihara hubungan baik dengan ormas-ormas lain, baik Islam maupun lintas organisasi, serta lembaga pemerintah. ABI DKI berpartisipasi aktif dalam Forum Lintas Ormas DKI Jakarta yang dihadiri sekitar 80 ormas dari berbagai latar belakang. Selain itu, hubungan dengan Kesbangpol DKI Jakarta juga terus diperkuat, termasuk dalam pelaporan struktur kepengurusan terbaru dan proses penerbitan Surat Keterangan Lapor (SKL).

Sayyid Anis mengungkapkan bahwa sinergi tersebut telah terealisasi dalam berbagai kegiatan nyata. Salah satunya adalah Musyawarah Daerah (Musda) serempak yang dihadiri oleh pejabat Kesbangpol. ABI DKI juga menjalin hubungan baik dengan badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) dan telah menerima kunjungan dari ormas lain seperti Garuda Sakti. Menurutnya, silaturahmi dua arah seperti ini sangat diapresiasi dan menjadi bentuk konkret dari diplomasi sosial keagamaan yang konstruktif.

“Kami hadir dalam Forum Lintas Ormas DKI yang melibatkan sekitar 80 ormas. Kami juga telah melaporkan struktur baru kepada Kesbangpol dan saat ini tengah menunggu terbitnya SKL,” terang Sayyid.

Baca juga : Musda ABI Kabupaten Kediri: Menguatkan Semangat Kolektif dan Teladan Organisasi

Dokumentasi Kegiatan: Dari Laporan ke Inspirasi

Billy Joe menyoroti konsistensi ABI DKI dalam menyampaikan laporan kegiatan secara berkala. Menurut Sayyid Anis, hal ini dimungkinkan karena komposisi pengurus yang berasal dari berbagai latar belakang profesi dan usia. Enam departemen yang ada diisi oleh kader-kader yang memiliki semangat tinggi untuk menjalankan tugas masing-masing. Dokumentasi kegiatan dilakukan secara sistematis oleh sekretaris, kemudian diserahkan ke Departemen Humas untuk dipublikasikan melalui situs resmi ABI dan kanal media lainnya. Harapannya, semangat ini dapat menginspirasi struktur ABI di wilayah lain untuk melakukan hal serupa.

“Kami memiliki sekretaris dan tim Humas yang sistematis. Setiap kegiatan didokumentasikan dan dilaporkan untuk kepentingan transparansi dan publikasi. Harapannya, ini dapat menginspirasi struktur ABI lainnya di seluruh Indonesia,” katanya.

Silaturahmi Lintas Ormas

Menanggapi pertanyaan mengenai respons dari ormas lain terhadap inisiatif silaturahmi yang dilakukan ABI DKI, Sayyid Anis menyampaikan bahwa responnya sangat positif. Ia menekankan pentingnya komunikasi terbuka dan inisiatif dari ABI dalam membangun relasi. Beberapa ormas bahkan mengundang ABI untuk berkunjung balik atau melakukan kunjungan bersama ke ormas dan lembaga lainnya. Menurutnya, kerja sama lintas ormas akan memperluas jangkauan dan dampak sosial dari program-program yang dijalankan.

“Pada prinsipnya, ini soal komunikasi. Kami menjadwalkan kunjungan secara rutin dan banyak yang membuka diri untuk kolaborasi. Bahkan beberapa ormas mengajak kami melakukan kunjungan bersama ke instansi pemerintah atau ormas lain,” jelasnya.

Regenerasi dan Misi Masa Depan

Terkait visi jangka panjang, Sayyid Anis menyatakan bahwa mimpi utama ABI DKI Jakarta adalah lahirnya kader-kader muda yang mampu dan siap mengisi posisi kepengurusan di masa kini maupun masa depan. Regenerasi dinilai sebagai kunci keberlanjutan organisasi. Oleh karena itu, DPW ABI DKI melakukan pemetaan dan pendataan kader muda dalam program Litbang dan Pemberdayaan SDM. Sosialisasi tentang pentingnya berorganisasi dan kontribusi sosial terus dilakukan agar para pemuda memahami bahwa ormas bukan hanya struktur administratif, melainkan juga medan pengabdian dan jihad sosial.

Sebagai bagian mewujudkan upaya itu, ABI DKI tengah mempersiapkan dua unit usaha:

1. Layanan Homecare. Pelayanan kesehatan dasar berbasis komunitas, untuk menjawab kebutuhan lansia dan pasien nonmobil di rumah.

2. Bengkel Motor Komunitas. Usaha mikro berbasis keterampilan anggota, dengan model bagi hasil untuk pemberdayaan dan donasi organisasi.

“Kami sudah masuk tahap pendataan SDM, studi kelayakan, dan perencanaan keuangan. Target kami adalah meluncurkan satu atau dua unit bisnis pada akhir tahun ini,” ujarnya optimistis.

Bangkit dan Bersinergi

Menutup perbincangan, Sayyid Anis menyampaikan pesan khusus kepada komunitas Ahlul Bait Indonesia, khususnya generasi muda. Ia mengajak mereka untuk lebih mengenal organisasi ABI dan berperan aktif di dalamnya. Dan menegaskan bahwa kontribusi dalam bentuk waktu, tenaga, maupun keahlian akan memberi manfaat luas, tidak hanya bagi komunitas internal, tetapi juga bagi masyarakat dan bangsa secara umum. Dan menekankan bahwa ajaran Ahlul Bait harus diaktualisasikan dalam tindakan nyata yang membawa manfaat sosial, bukan hanya dipahami secara konseptual.

“Organisasi Ahlul Bait Indonesia bukan sekadar struktur administratif. Ini adalah medan jihad sosial. Mari kita berhenti menunggu momentum dan mulai menciptakannya. Kita tidak cukup hanya kuat secara akidah, kita harus memberi manfaat sosial yang nyata,” tegasnya.

ABI Sebagai Gerakan Kebudayaan dan Pengabdian

Dalam sesi penutup, Sayyid Anis menyerukan konsolidasi nasional. Dan mengajak seluruh struktur ABI dan komunitas Ahlul Bait di Indonesia untuk bersatu dalam langkah yang lebih terorganisir, progresif, dan berdaya guna. ABI diharapkan menjadi ormas yang bukan hanya kuat dalam spiritualitas dan akidah, tetapi juga mandiri dalam ekonomi, progresif dalam gerakan sosial, dan elegan dalam diplomasi kebangsaan.

“Kita tidak hanya mewarisi ajaran yang agung, tetapi juga memikul amanah untuk mewujudkannya dalam realitas sosial,” pungkasnya.

Catatan Redaksi:

Melalui konsolidasi struktural, kaderisasi berbasis nilai, diplomasi sosial yang inklusif, serta inisiatif kemandirian ekonomi berbasis komunitas, DPW ABI DKI Jakarta menghadirkan paradigma baru dalam kiprah ormas keagamaan. Tidak sekadar menjadi wadah simbolik, melainkan menjelma sebagai entitas dinamis yang hidup dan tumbuh bersama denyut kebutuhan umat dan bangsa.

Apa yang diusung ABI DKI adalah cerminan nyata dari jihad kolektif, sebuah gerakan yang berpijak pada akar spiritualitas, lalu tumbuh dan berbuah dalam bentuk pengabdian sosial yang terukur. Dengan fondasi nilai dan semangat kolaboratif, mereka tengah menapaki jalan panjang membangun organisasi yang mandiri, progresif, dan relevan dalam lanskap sosial keagamaan kontemporer.

Komitmen ini melampaui batas geografis Jakarta; menggema sebagai seruan moral bagi komunitas Ahlul Bait di seluruh Indonesia, bahwa sudah saatnya retorika berganti menjadi gerakan, idealisme diterjemahkan ke dalam kerja nyata, dan nilai-nilai luhur ditanamkan dalam program-program yang solutif dan membebaskan.

Karena dalam setiap langkah kecil yang dilakukan dengan keikhlasan, tersembunyi potensi gerakan besar yang mampu mengangkat martabat umat, memperkuat ketahanan bangsa, dan menorehkan jejak peradaban. []

Baca juga : Musda ABI Kabupaten Malang: Konsolidasi dan Penguatan Khidmat Sosial