Kegiatan ABI
Terobosan Baru, Muswil Gabungan DPW dan Muslimah ABI Kalsel Jadi Percontohan Nasional
Banjarmasin, 31 Mei 2025 – Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-4 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ahlulbait Indonesia (ABI) Kalimantan Selatan serta Muswil ke-2 Muslimah ABI resmi menetapkan Sayyid Ali Alhabsyi sebagai Ketua DPW ABI Kalimantan Selatan periode 2024–2029, dan Dewi Normiliani sebagai Ketua Pimpinan Wilayah (Pimwil) Muslimah ABI Provinsi Kalimantan Selatan periode 2025–2030.
Acara yang diselenggarakan di Kota Banjarmasin ini dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dan daerah, di antaranya Wakil Ketua Umum DPP ABI, Ustadz Ahmad Hidayat; Sekretaris Jenderal DPP ABI, Sayyid Ali Ridho Assegaf; Ketua Pimpinan Nasional Muslimah ABI, Ustazah Hayati (secara daring); Ketua DPW ABI Kalimantan Selatan demisioner, Sayyid Ahmad Aulia Alkaf; serta Ketua Yayasan Amanah Syahadah, Habib Sulaiman al-Idrus. Turut hadir pula para delegasi dari berbagai wilayah se-Kalimantan Selatan.
Muswil kali ini dilaksanakan unik, karena dalam format gabungan antara DPW ABI dan Pimwil Muslimah ABI, sebuah pola dan terobosan baru yang disebut-sebut sebagai yang pertama di tingkat nasional. Pembukaan dan penutupan acara dilakukan secara bersama-sama, sedangkan sidang dan pleno tetap dilaksanakan secara terpisah.
Sambutan Waketum DPP ABI, Ustadz Ahmad Hidayat
Dalam pidato sambutan Muswil, Wakil Ketua Umum DPP ABI, Ustadz Ahmad Hidayat, memberikan catatan penting terkait arah perjuangan komunitas Syiah di Indonesia. Ia menekankan perlunya kerja kelembagaan yang terstruktur, kolektif, dan terbuka terhadap evaluasi.
“Sering kali seseorang merasa sudah banyak berkontribusi hanya karena menilai kerja dirinya sendiri. Namun, saat diuji dalam forum evaluasi kolektif, ia tidak mampu menunjukkan hasil konkret. Inilah bahaya mistifikasi diri,” ujarnya.
Ustadz Ahmad mengutip pandangan Imam Khomeini bahwa sikap merasa cukup diri (istighna’) merupakan salah satu bahaya besar dalam perjuangan, khususnya di kalangan aktivis agama. Ketika seseorang merasa cukup, ia cenderung berhenti belajar, enggan bekerja sama, dan tertutup terhadap masukan.
“Kerja sendirian tidak akan menghasilkan dampak luas. Yang ada hanyalah kelelahan dan kepuasan semu,” tambahnya.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa kerja organisasi harus menjadi bentuk nyata dari ikrar kesetiaan kepada Imam Mahdi. Khidmat kepada Imam Zaman, katanya, bukan sebatas doa atau slogan, melainkan tindakan nyata dalam membangun umat, menyebarkan nilai keadilan, dan mempererat solidaritas sosial.
“Imam Mahdi tidak membutuhkan penonton. Ia butuh pejuang yang siap, terlatih, dan berdedikasi,” tegasnya.
Baca juga : Warga Jepara Gelar Aksi Solidaritas Palestina, Tolak Solusi Dua Negara dan Peragakan Genosida Gaza
Muswil ABI Kalimantan Selatan tahun ini mengusung tema: “Konsolidasi Kelembagaan dan Pelayanan Sosial Berbasis Komunitas”, yang mencerminkan komitmen untuk memperkuat pelayanan dalam kerangka organisasi yang profesional, inklusif, dan berorientasi pada pengabdian.
Ustadz Ahmad mengakhiri sambutannya dengan menyerukan agar Muswil dijadikan sebagai momentum muhasabah bersama, bukan sekadar formalitas pergantian kepengurusan.
“Muswil bukan akhir dari sebuah periode, melainkan awal dari langkah baru yang lebih terukur dan matang. Mari kita jaga dan rawat semangat kolektif ini,” pesannya.
Sambutan Ketua Pimnas Muslimah ABI, Ustadzah Hayati Muhamad
Sementara dalam sambutannya, Ustadzah Hayati Muhamad menyampaikan bahwa Muswil adalah momen penting untuk evaluasi, pembenahan struktural, dan penguatan spiritual organisasi. Ia menyebut kegiatan ini sebagai “tahapan strategis” untuk memperkuat eksistensi dan efektivitas Muslimah ABI di tingkat wilayah dan cabang.
“Muswil ini merupakan bentuk komitmen kita sebagai pengurus dalam mendinamisasi gerakan organisasi agar semakin baik, unggul, dan meluas dalam membangun serta mencerahkan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan,” ujar Ustadzah Hayati.
Lebih lanjut, beliau menekankan pentingnya penguatan mental dan spiritual kader dalam menjalankan amanah, khususnya di masa penantian Imam Zaman. Ustadzah Hayati juga menggarisbawahi bahwa nilai-nilai dari Ahlulbait seperti keberanian, kesetiaan, dan pengorbanan tanpa pamrih harus menjadi pijakan praktis dalam mengelola organisasi.
Ustadzah Hayati mengajak seluruh peserta Muswil untuk berkontribusi aktif dan positif, serta mendorong agar penguatan struktur organisasi dilakukan secara terorganisir dan terencana, demi kelangsungan dan kemajuan Muslimah ABI.
Ia juga menegaskan bahwa persatuan adalah kunci melawan berbagai ancaman terhadap umat Islam. “Setiap kegiatan dalam hikmat kepada Islam adalah bencana bagi musuh-musuh Islam,” katanya mengutip pernyataan Pemimpin Revolusi Islam Iran.
Sambutan Ketua DPW Terilih, Sayyid Ali Alhabsyi
Dalam sambutan pascapemilihan, Sayyid Ali Alhabsyi menyampaikan tiga agenda utama yang menjadi fokus program kerja DPW ABI Kalimantan Selatan ke depan:
1. Penguatan ekstensi ABI di Kalimantan Selatan dengan menekankan kerja sama tim, konsolidasi jaringan internal, dan semangat persatuan.
2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang profesional, terstruktur, dan berdaya guna.
3. Pemetaan potensi komunitas di seluruh wilayah Kalimantan Selatan, termasuk dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang. []
Baca juga : DPW ABI DKI Jakarta Perkuat Sinergi dengan Lembaga Otonom


