Ikuti Kami Di Medsos

Kegiatan ABI

Ustadz Abdullah Beik Paparkan Pokok-Pokok Arahan Strategis dalam Muswil ABI Kalteng 2025

Ustadz Abdullah Beik Paparkan Pokok-Pokok Arahan Strategis dalam Muswil ABI Kalteng 2025

Sampit, 27 Juli 2025 — Dewan Pimpinan Wilayah Ahlulbait Indonesia (DPW ABI) Kalimantan Tengah menyelenggarakan Musyawarah Wilayah (Muswil) pada Minggu, 27 Juli 2025, di Kota Sampit. Acara ini secara resmi dibuka oleh anggota Dewan Syura ABI, Ustadz Abdullah Beik, dan turut dihadiri oleh perwakilan Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Roushan Fikri Muharik.

Muswil ini menjadi momentum konsolidasi organisasi sekaligus peneguhan arah gerak dakwah ABI Kalimantan Tengah. Dalam forum ini, para peserta secara mufakat menetapkan Syed Jamal Abdul Nashir sebagai Ketua DPW ABI Kalimantan Tengah untuk masa khidmat 2024–2029. 

Sambutan Pembukaan: Arah Ideologis dan Spiritualitas Organisasi

Dalam sambutannya via daring, Ustadz Abdullah Beik menyampaikan pengarahan menyeluruh yang menegaskan posisi organisasi Ahlulbait Indonesia (ABI) sebagai instrumen perjuangan nilai-nilai Ahlul Bait AS. Beliau memulai dengan mengajak peserta mensyukuri taufik dan kesehatan yang diberikan Allah SWT sehingga dapat mengikuti Muswil dalam suasana yang khidmat.

Mengacu pada konteks waktu pelaksanaan, beliau menyinggung pentingnya bulan Muharram dan Shafar dalam tradisi Ahlul Bait. Menurutnya, kebangkitan Imam Husain as tidak berhenti di tanggal 10 Muharram, melainkan berlanjut melalui perjuangan para tawanan Karbala yang dipimpin Imam Ali Zainal Abidin as dan Sayyidah Zainab as.

“Hari-hari seperti ini seharusnya menjadi momen bagi kita untuk mengambil pelajaran dan inspirasi dalam menjalankan kehidupan serta roda organisasi yang kita cintai ini,” ujar beliau.

Beliau menegaskan bahwa nilai-nilai perjuangan Imam Husain as harus menjadi fondasi ideologis seluruh aktivitas ABI. Melalui organisasi, warisan ajaran Ahlulbait dapat dijaga, dirawat, dan diwariskan kepada generasi berikutnya secara sistematis dan sah.

“Organisasi Ahlulbait Indonesia memiliki tujuan utama agar ajaran Ahlul Bait sebagai ajaran Islam yang paripurna tetap eksis di negeri tercinta ini dan dapat dinikmati oleh kaum Muslimin saat ini dan generasi mendatang,” jelasnya.

Beliau mengingatkan bahwa kelanggengan ajaran Ahlul Bait dijamin oleh Allah, namun kesinambungan eksistensinya di Nusantara bergantung pada upaya nyata para pengikutnya. Oleh karena itu, menurut beliau, keterlibatan dalam organisasi adalah bentuk penggabungan diri ke dalam bahtera keselamatan Ahlul Bait, bukan karena Ahlul Bait membutuhkan kita, melainkan karena kitalah yang memerlukan mereka.

Baca juga : Musda ABI Kabupaten Kediri: Menguatkan Semangat Kolektif dan Teladan Organisasi

Tiga Pokok Pesan Strategis

Lebih lanjut Ustadz Beik menyampaikan tiga pesan pokok yang menjadi arah gerak organisasi:

1. Organisasi sebagai Pilar Masa Depan Ahlulbait di Indonesia
Ustadz Beik menekankan bahwa berorganisasi adalah bentuk pengisian tanggung jawab sejarah untuk menjaga dan menyambung estafet ajaran Ahlulbait di Indonesia. Tanpa organisasi, sulit membayangkan ajaran ini bisa diajarkan dan diakui secara resmi oleh negara.

2. Muswil sebagai Ajang Evaluasi dan Reorientasi
Muswil menjadi ruang penting untuk mengevaluasi program sebelumnya serta memperbaiki dan melanjutkan yang belum terlaksana. Beliau mengutip QS Al-Hasyr: 18 sebagai dasar spiritual pentingnya refleksi dan perencanaan strategis:

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”

3. Keikhlasan sebagai Landasan Amal Organisasi
Ustadz Beik menegaskan bahwa seluruh program dan aktivitas ABI harus dilakukan semata-mata untuk mengharap ridha Allah SWT, bukan demi pujian, status, atau keuntungan duniawi. Ustadz Beik mengutip QS An-Nisa: 104 sebagai pembeda antara perjuangan umat Rasulullah dan kaum yang memusuhi beliau:

“Tetapi kalian memiliki harapan dari Allah, yang mereka tidak miliki.”

Penguatan Relasi dan Jaringan: Tanggung Jawab Bersama

Menutup arahannya, Ustadz Beik menyoroti pentingnya hubungan eksternal organisasi. Beliau mengajak para pengurus untuk membangun silaturahmi strategis dengan instansi pemerintah dan organisasi masyarakat, khususnya ormas-ormas Islam.

Untuk mendukung agenda ini, Ustadz Beik menyampaikan bahwa Komisi Penguatan Relasi dan Jaringan (KPRJ) di Dewan Syura siap mendampingi pengurus daerah dalam menjalin hubungan kelembagaan secara sistematis. Para anggota komisi ini dapat hadir mendampingi sesuai dengan jadwal yang telah disusun bersama.

“Hubungan baik dengan pemerintah dan elemen strategis masyarakat merupakan langkah penting untuk menguatkan eksistensi ABI di tengah masyarakat,” tandas beliau.

Penutupan dan Peneguhan Kepemimpinan Baru

Penutupan Musyawarah Wilayah dilakukan dengan komitmen melanjutkan program-program strategis yang belum terlaksana.

Muswil ABI Kalimantan Tengah 2025 ini menandai komitmen bersama untuk memperkuat struktur organisasi, memantapkan arah perjuangan, dan mempersiapkan masa depan yang lebih kondusif bagi pengikut Ahlul Bait di wilayah ini.

“Semoga seluruh ikhtiar kita mendapat ridha Allah SWT dan diterima oleh Sahibul Asr wa Zaman ‘ajjalallāhu farajahu al-syarīf,” tutup Ustadz Abdullah Beik.

Baca juga : Musda ABI Kabupaten Malang: Konsolidasi dan Penguatan Khidmat Sosial

Continue Reading