Kegiatan ABI
Waketum ABI Tegaskan Tantangan dan Harapan dalam Konsolidasi Organisasi
Surabaya, 29 Mei 2025 — Wakil Ketua Umum Ahlulbait Indonesia (ABI), Ustadz Ahmad Hidayat, menegaskan pentingnya kesiapan dan kesadaran para pengurus baru dalam menghadapi tantangan internal dan eksternal organisasi. Pernyataan ini disampaikan dalam acara pelantikan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) ABI Jawa Timur periode 2024–2029, yang diselenggarakan di kantor DPW ABI Jawa Timur, Surabaya, pada Kamis, 29 Mei 2025.
“Kita bersyukur karena berada dalam wilayah Imam Ali dan termasuk ke dalam orang-orang yang menantikan kehadiran Imam Mahdi a.s.,” ujar Ustadz Ahmad dalam pidato pembukaannya.
Beliau menekankan bahwa terpilihnya para pengurus baru merupakan bagian dari takdir Ilahi dan merupakan bentuk tanggung jawab besar terhadap organisasi dan komunitas. “Artinya, antum semua terpilih memenuhi takdir Allah. Kita semua menjadi bagian dari organisasi Ahlulbait Indonesia,” tegasnya.
Tantangan Internal, Konsolidasi, Kepercayaan, dan Rumah Bersama
Dalam pidatonya, Ustadz Ahmad menjabarkan tiga tantangan utama dari sisi internal. Pertama, konsolidasi dan pemetaan potensi komunitas Syiah di Indonesia. Menurutnya, bukan hanya jumlah yang penting, tetapi juga data konkret mengenai kapasitas dan kompetensi yang dimiliki oleh komunitas.
“Tantangan pertama adalah membangun konsolidasi dan potensi komunitas. Kita harus memiliki data menyeluruh yang dapat diorientasikan untuk dakwah dan kontribusi di tengah masyarakat,” ujarnya.
Tantangan kedua adalah membangun kepercayaan komunitas terhadap organisasi ABI. Ustadz Ahmad menekankan pentingnya pelayanan dan kehadiran nyata organisasi dalam kehidupan sehari-hari komunitas.
“Tantangan ketiga adalah menjadikan organisasi sebagai rumah bersama yang membangun nilai-nilai ajaran Ahlul Bait dan membudayakannya untuk masyarakat luas,” lanjutnya.
Baca juga : Warga Jepara Gelar Aksi Solidaritas Palestina, Tolak Solusi Dua Negara dan Peragakan Genosida Gaza
Tantangan Eksternal, Hubungan dengan Negara dan Komunitas Lain
Dari sisi eksternal, Ustadz Ahmad menyebut negara sebagai tantangan pertama. Beliau menyerukan perlakuan yang adil dari negara terhadap komunitas Syiah, sebagaimana terhadap komunitas anak bangsa lainnya.
“Kita masih kerap diperlakukan sebagai kelas sekian. Organisasi perlu mengangkat posisi kita agar sejajar dengan komunitas lainnya,” ujarnya.
Tantangan kedua adalah membangun komunikasi yang sehat dengan komunitas lain. Menurutnya, sebagian masyarakat masih memiliki stigma terhadap Syiah, yang menyebabkan marjinalisasi.
“Tantangan ketiga adalah kehadiran terbuka ABI di ruang publik. Komunitas kita masih cenderung sungkan untuk berbaur, sementara masyarakat pun enggan menerima. Maka organisasi harus menciptakan ruang keterbukaan,” jelasnya.
Solusi Strategis untuk Visi, Misi, dan Komitmen Mahdawiyah
Menghadapi berbagai tantangan tersebut, Ustadz Ahmad menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap visi dan misi organisasi. Beliau menegaskan bahwa visi ABI adalah membangun masyarakat pengikut Ahlul Bait yang cinta tanah air, memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan Islam.
“Visi ini harus diinternalisasi agar menghasilkan kepercayaan dari masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut Ustadz Ahmad juga menekankan pentingnya menjadikan Rasulullah dan para Imam Maksum sebagai teladan, termasuk melalui kepatuhan terhadap prinsip agama. Tujuan akhir organisasi, menurutnya, adalah terbentuknya masyarakat Mahdawi, masyarakat yang adil dan berkomitmen terhadap nilai-nilai Ilahiah.
“Kita harus membangun pola komunikasi yang baik antar pengurus, agar organisasi menjadi benteng yang kokoh dalam melayani umat dan bangsa,” pungkasnya.
Ustadz Ahmad menutup sambutannya dengan ucapan selamat kepada para pengurus yang baru dilantik. “Selamat atas terpilihnya kalian semua. Selamat mengemban tugas. Kini terbuka jalan untuk berkhidmat dalam mengenalkan ajaran Ahlul Bait di negeri Indonesia yang kita cintai ini,” pungkasnya.[]
Baca juga : DPW ABI DKI Jakarta Perkuat Sinergi dengan Lembaga Otonom
