Opini
Kedaulatan Energi: Pelajaran dari Ketegasan Iran untuk Indonesia

Oleh: Muhlisin Turkan
Ahlulbait Indonesia – Pada 20 Mei 2025, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, secara tegas menolak tuntutan Amerika Serikat untuk menghentikan pengayaan uranium. Beliau menyatakan bahwa Iran tidak memerlukan izin dari siapa pun untuk menjalankan kebijakan energinya, menegaskan bahwa Republik Islam memiliki arah dan kebijakan sendiri yang akan terus dijalankan.
Sikap ini mencerminkan komitmen kuat Iran terhadap kedaulatan energinya, bahkan di tengah tekanan internasional. Iran, sebagai negara yang kaya akan sumber daya energi, memilih untuk mengembangkan teknologi nuklirnya demi memenuhi kebutuhan domestik dan memperkuat posisinya di kancah global.
Sebaliknya, Indonesia, meskipun memiliki potensi energi yang melimpah, masih bergantung pada impor energi dan belum mencapai kemandirian energi. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa kedaulatan energi Indonesia masih menjadi mimpi yang belum terwujud, dengan impor energi yang terus berlangsung.
Baca juga : Membungkam Cahaya Gaza: Genosida Epistemik dan Serangan terhadap Jurnalisme Kebenaran
Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan bahwa pada tahun 2024, rata-rata lifting minyak Indonesia mencapai sekitar 576.000 barel per hari, masih di bawah target APBN 2024 sebesar 635.000 barel per hari . Selain itu, meskipun pemerintah menargetkan bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025, realisasi hingga tahun 2023 baru mencapai sekitar 13,1%.
Perbedaan pendekatan antara Iran dan Indonesia dalam mengelola energi mencerminkan perbedaan dalam visi dan komitmen terhadap kedaulatan energi. Iran menunjukkan bahwa dengan tekad politik yang kuat dan kebijakan yang konsisten, sebuah negara dapat mempertahankan kedaulatannya di sektor energi, bahkan menghadapi tekanan dari kekuatan global.
Indonesia mungkin perlu belajar dari sikap tegas Iran dalam mempertahankan kedaulatan energinya. Pemerintah Indonesia sudah saatnya untuk berani dan memperkuat komitmen terhadap pengembangan energi domestik, mengurangi ketergantungan pada impor, dan mendorong investasi dalam energi terbarukan. Hanya dengan demikian, Indonesia dapat mewujudkan kemandirian energi yang sejati dan memperkuat posisinya di kancah global.[]
Referensi:
1. AP News. (2025). Iran’s supreme leader rejects US stance on uranium enrichment.
2. Indonesia Business Post. (2024). Indonesia strives to be independent in renewable energy.
3. IPA. (2025). Pursuing Indonesia’s 2025 Oil and Gas Lifting Target.
4. IESR. (2024). Reaching the Target of 23% Renewable Energy Mix by 2025.
Baca juga : Menganyam Persaudaraan Iran-Indonesia di Tengah Badai Global