Ikuti Kami Di Medsos

Opini

Tiga Hari Sebelum Muharram: Bahaya Menanti Israel di Bulan Muharram

Tiga Hari Sebelum Muharram: Bahaya Menanti Israel di Bulan Muharram

Oleh: Husni M. Raharusun (Magister Prodi Perang Asimetris Universitas Pertahanan)

Ahlulbait Indonesia – Setelah hampir memasuki 2 pekan Iran menyerang Israel (walaupun ada serangan Israel terhadap Iran, namun yang lebih disoroti saat ini terkait hancurnya mitos pertahanan terkuat di Timur Tengah), dan kita telah melihat kemampuan Iran dalam mengorkestrasikan Smart War.

Oleh karena itu, Israel dan AS memiliki waktu dalam 3 hari mendatang untuk menyelesaikan perang ini, baik secara hard (perang total), maupun secara soft dengan melakukan lobi dengan pihak manapun untuk berunding dengan Iran agar meredakan ketegangan sebelum memasuki bulan Muharram.

Kenapa demikian?

Hal ini wajib dilakukan karena mengingat Iran merupakan negara berbentuk Republik Islam yang mayoritasnya adalah Syiah. Dan umat Islam Syiah (terutama di Iran), menjadikan Madrasah Karbala sebagai spirit dalam melatih kesabaran dan meningkatkan kekuatan.

Memang dalam Islam terdapat bulan-bulan tertentu yang dilarang untuk melakukan peperangan, termasuk bulan Muharram. Tetapi untuk umat Islam Syiah, bulan Muharram adalah bulan duka sekaligus bulan yang mengingatkan tentang dibantainya Imam Husein, keluarga, dan sahabatnya di Padang Karbala oleh penguasa zalim saat itu.

Baca juga : Membaca Strategi Zionis di Balik Topeng Nuklir

Lantas, apa korelasinya dengan penyelesaian perang sebelum masuk bulan Muharram?

Dalam konteks perang Iran–Israel, Iran menganggap Israel sebagai kubu yang zalim, dan kita telah melihat manuver serangan yang dilancarkan Iran selama ini terhadap Israel sehingga meruntuhkan tembok mitos pertahanan dan intelijen terkuat di kawasan.

Apalagi ketika memasuki bulan Muharram, di mana pada bulan ini, semangat Karbala akan berlipat ganda, semangat untuk memerangi kubu yang zalim.

Coba kita bayangkan, bagaimana kalau Ayatullah Imam Ali Khamenei memekikkan seruan yang pernah dilakukan oleh datuknya yakni Imam Husein ketika di Padang Karbala, yaitu “Hal min nashirinyan shuruni?” yang berarti “Apakah ada yang mau menolongku?” Bukankah akan sangat berbahaya bagi Israel pada saat itu?

Bisa jadi, bukan hanya pertahanan Iran yang melakukan attack terhadap Israel, tetapi Hizbullah, Ansharullah, dan kelompok-kelompok resistensi Syiah yang ada di kawasan akan turut berpartisipasi.

Selain itu, saat ini militer Iran telah membuat dunia berdecak kagum atas smart war yang telah diperagakan, dan tidak menutup kemungkinan, di bulan Muharram nanti, Iran akan memaksimalkan seni smart war yang sesungguhnya, yang bahkan belum terlintas dalam alam imajinasi dunia militer, agar tragedi Karbala tidak terulang lagi yang kedua kalinya. []

Baca juga : Pertolongan Allah: Sebuah Ikatan Ideologis