Ikuti Kami Di Medsos

Dunia Islam

Imam Baqir a,s: Pemrakarsa Kebangkitan Intelektual Syiah

Imam Baqir a,s: Pemrakarsa Kebangkitan Intelektual Syiah

Ahlulbait Indonesia – Dalam sebuah pidato penuh makna yang disampaikan usai majelis duka memperingati Syahadah Imam Muhammad Baqir pada Selasa malam (3/6), Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menekankan peran fundamental Imam kelima Ahlul Bait dalam membangkitkan kekuatan pengaruh serta membangun landasan kokoh pemikiran Syiah di tengah tekanan brutal rezim Bani Umayyah dan Marwan yang kejam.

Ayatullah Khamenei menjelaskan bahwa Imam Baqir berhasil membentuk arus intelektual yang luas dan berdampak besar bagi perkembangan mazhab Ahlul Bait, bahkan ketika berada dalam cengkeraman kekuasaan para tiran. Ayatullah Khamenei mengatakan; “Imam Baqir (a,s) mampu mengembangkan pemikiran Syiah dan memperluas pengaruhnya di tengah lingkungan yang penuh tekanan, penindasan, dan kebengisan dari penguasa zalim seperti Hisyam dan para pendahulunya dari Bani Umayyah.”

Dalam pidatonya itu, Ayatullah Khamenei juga menyinggung konteks sejarah penting pasca-Tragedi Karbala. Beliau menuturkan bahwa ketakutan yang ditanamkan oleh rezim tiran setelah syahadah Imam Husain (a,s) begitu besar hingga hanya tersisa tiga, empat, atau lima orang sahabat setia di sisi Imam Ali Zainal Abidin (a,s).

“Riwayat menyebutkan bahwa setelah Asyura, umat Islam diliputi ketakutan luar biasa. Mereka menyaksikan bagaimana kekuasaan ini tidak ragu menumpahkan darah putra Nabi dan memperlakukan keluarga Rasulullah dengan kebiadaban yang belum pernah disaksikan sebelumnya. Ketakutan itu membuat hanya segelintir yang tetap berada di sisi Imam Sajjad (a,s).”

Namun, perjuangan tidak terhenti di situ. Dalam kurun waktu tiga puluh lima tahun, Imam Sajjad (a,s) membina segelintir orang tersebut dalam diam dan kesabaran. Ketika tampuk kepemimpinan berpindah ke Imam Baqir (a,s), kelompok kecil ini berkembang. Perlahan, para pencari kebenaran pun mulai bergabung. Imam Baqirlah yang membuka pintu kebangkitan intelektual dan menanamkan semangat perlawanan dalam bentuk penguatan ilmu, kesadaran politik, dan keberanian untuk bangkit.

Baca juga : Ikatan Alumni Jamiah Al-Musthafa Kaji Pesan Pemimpin Revolusi Islam Iran

“Untuk menghapus rasa takut dari hati umat, tidak cukup hanya dengan menyampaikan hukum-hukum Fikih. Diperlukan sesuatu yang lebih mendalam, pendekatan strategis yang mengakar. Inilah yang dilakukan oleh Imam Baqir (a,s). Ia tidak hanya berbicara; ia membentuk umat, menyusun barisan, dan menyalakan api kesadaran yang sebelumnya hampir padam.”

Ayatullah Khamenei membantah klaim sebagian sejarawan yang menyatakan bahwa Imam Baqir dan Imam Shadiq memanfaatkan perselisihan antara Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.

“Pernyataan bahwa Imam Baqir memanfaatkan konflik Umayyah-Abbasiyah keliru besar. Di masa beliau, perselisihan itu belum muncul. Imam hidup dari tahun 95 hingga 114 Hijriyah, di bawah kekuasaan tokoh-tokoh paling kejam dari keluarga Marwan, termasuk Hisyam. Tapi meski dikepung tirani, beliau berhasil membangun basis kekuatan dan memperluas jaringan pemikiran Syiah.”

Imam Baqir (a,s) bahkan dua kali ditawan dan dibawa ke Suriah; pertama kali di usia empat tahun pada masa Yazid, dan kedua bersama Imam Shadiq (a,s) pada masa Hisyam. Kedua peristiwa penawanan itu memiliki nilai strategis dan spiritual tinggi yang memengaruhi arah perjuangan umat Islam.

Salah satu langkah cerdas Imam Baqir (a,s) yang disoroti oleh Ayatullah Khamenei adalah wasiat beliau agar umat mengadakan majelis duka untuknya di Mina selama sepuluh hari.

“Imam tidak meminta berkabung demi dirinya pribadi. Tapi beliau melihat Mina sebagai medan strategis: tempat berkumpulnya umat Islam dari berbagai penjuru dunia. Saat orang bertanya, ‘Majelis ini untuk siapa? Mengapa kalian berkabung?’ Maka pesan perjuangan dan pengorbanan Imam Baqir akan tersebar ke seluruh penjuru dunia Islam. Ini adalah strategi politik cemerlang yang hanya dimiliki para Imam Ma’shum.”

Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa seluruh upaya Imam Baqir (a,s) adalah bagian dari Jihad Intelektual dan perjuangan untuk menghidupkan kembali umat yang tertindas dan tercerai-berai pasca-Karbala. Melalui ilmu, kesabaran, dan kebijaksanaan, Imam Baqir membentuk pondasi peradaban yang hari ini menjadi kekuatan kokoh dalam wajah Islam yang menolak tunduk pada arogansi kekuasaan.[]

Baca juga : Mansyur-e Ruhaniyat Imam Khamenei: Cetak Biru Revolusi Pendidikan Hauzah di Era Modern