Internasional
Ali Larijani: Hizbullah, Benteng Perlawanan yang Menjadi Simbol Kekuatan Dunia Islam
Ahlulbait Indonesia – Pernyataan terbaru Ali Larijani menegaskan kembali posisi Iran sebagai pendukung utama Hizbullah, bukan hanya di ranah politik tetapi juga dalam legitimasi moral dan strategis. Di tengah dinamika kawasan, pesan ini menggarisbawahi peran Hizbullah sebagai benteng perlawanan sekaligus simbol konsistensi dunia Islam menghadapi Israel.
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran itu menyatakan bahwa Hizbullah adalah gerakan sejati dunia Islam yang mengorbankan dirinya demi kesejahteraan rakyat Lebanon dan menjadi penghalang utama bagi Israel.
Menurut laporan Kayhan, dalam konferensi pers di Beirut pada Minggu (28/9), Larijani menekankan pentingnya kerja sama regional menghadapi agresi Israel. “Jika negara-negara di kawasan ini memiliki perbedaan di masa lalu, kini saatnya mengesampingkannya dan menjadikan kerja sama sebagai dasar bersama,” ujarnya.
Dukungan terhadap Inisiatif Hizbullah
Menanggapi inisiatif Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassim, Ali Larijani menilai langkah tersebut tepat dan sejalan dengan kepentingan rakyat Lebanon. Ia menegaskan bahwa Hizbullah merupakan gerakan yang senantiasa memperhatikan kesejahteraan masyarakat, serta bahwa setiap upaya politik yang mampu meringankan penderitaan rakyat Lebanon patut diapresiasi sebagai langkah konstruktif.
Larijani juga menyoroti peran penting Sayyid Hassan Nasrallah, yang disebutnya sebagai seorang pemimpin visioner dengan kesadaran dini atas ancaman Israel. “Nasrallah berhasil melatih ribuan Mujahidin muda. Berkat keteguhan generasi itu, Lebanon yang kecil kini tampil sebagai kekuatan besar di hadapan Israel. Hizbullah dan Nasrallah menempati posisi istimewa di hati umat Islam,” ujarnya.
Hubungan dengan Arab Saudi
Ali Larijani menegaskan bahwa perbedaan antara Arab Saudi dan Hizbullah tidak semestinya menjadi sumber keretakan. Menanggapi klaim sejumlah pejabat Amerika Serikat bahwa Hizbullah menerima bantuan miliaran dolar, ia menilai tuduhan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat.
Baca juga : Sayyid Abdul Malik Puji Perlawanan Gaza, Kecam AS dan Rezim Arab
“Arab Saudi adalah sebuah pemerintahan Muslim, sementara Hizbullah merupakan gerakan Islam arus utama. Keduanya menghadapi musuh bersama. Perbedaan di antara mereka tidak seharusnya dijadikan alasan untuk perpecahan,” tegasnya.
Rekonstruksi Lebanon
Menyikapi upaya rekonstruksi Lebanon pascaserangan Israel, Ali Larijani menegaskan bahwa Iran, bersama sejumlah negara lain, terus memantau sekaligus mendukung proses pemulihan tersebut. Ia menolak pendekatan intervensif Amerika Serikat yang, menurutnya, kerap bersikap seolah menjadi wali bagi rakyat Lebanon.
“Rakyat Lebanon adalah bangsa yang bijaksana dan mampu menentukan nasibnya sendiri. Mereka tidak memerlukan wali dari luar,” tegasnya.
Kekuatan Hizbullah dan Ancaman Israel
Menanggapi isu terkait pasokan senjata, Ali Larijani menegaskan bahwa Hizbullah sudah memiliki kekuatan yang memadai tanpa harus bergantung pada bantuan eksternal. “Hizbullah tidak membutuhkan tambahan persenjataan. Mereka mampu membangun kembali organisasinya dan menghentikan serangan Israel. Jika tidak kuat, mereka tentu tidak akan sanggup bertahan,” jelasnya.
Terkait kemungkinan ancaman Israel menyerang Iran, Larijani menegaskan kesiapan penuh negaranya. “Kami siap menghadapi segala situasi. Jika Israel bertindak gegabah, kami akan memberikan respons yang tegas,” ujarnya.
Lebih lanjut, Larijani menekankan bahwa kekuatan Hizbullah tidak hanya bersandar pada kapasitas militer, tetapi juga pada kecerdasan politik. “Fakta bahwa Hizbullah berupaya mengejar rekonsiliasi dengan negara lain bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti rasionalitas. Mereka mampu menanggung kehilangan pemimpin dan segera bangkit kembali. Inilah yang membuat Israel tidak mampu mematahkan mereka,” tutupnya. [MT/Kayhan]
Sumber: https://kayhan.ir/001L1J
Baca juga : Getah Pohon Liar Persia: Harapan Iran untuk Atasi Polusi Plastik Dunia
