Internasional
Bom Menggila di Gaza: 29 Warga Gugur, Anak-anak Jadi Korban Serangan Brutal Israel
Ahlulbait Indonesia – Gempuran brutal militer pendudukan zionis kembali menumpahkan darah di Jalur Gaza. Dalam serangan udara besar-besaran pada Minggu (13/7), setidaknya 29 warga Palestina gugur—termasuk anak-anak—di berbagai wilayah, mulai dari kamp pengungsian hingga rumah-rumah sipil.
Di lansir dari Media Al-Manar, otoritas Pertahanan Sipil Gaza mengatakan 18 korban meninggal ditemukan di kamp pengungsian Al-Nuseirat, tempat warga sebelumnya mencari perlindungan dari serangan yang tak kunjung henti. Juru bicara Pertahanan Sipil, Mahmoud Basal, menyatakan bahwa tim penyelamat masih bekerja di tengah gempuran yang “tak mengenal henti, membombardir rumah, tempat perlindungan, dan titik-titik keramaian warga sipil.”
Rumah Dihancurkan, Tenda Pengungsian Diserang
Di utara Gaza, enam warga Palestina syahid setelah jet tempur zionis menggempur rumah hunian di kamp Al-Shati. Di lokasi terpisah, dua orang lainnya tewas akibat serangan drone di kawasan Al-Sabra, Gaza City.
Di tengah Gaza, tragedi menimpa keluarga Arabid: sembilan anggota keluarganya—termasuk anak-anak—tewas saat rumah mereka dihantam bom. Di kamp Al-Nuseirat yang sama, delapan warga sipil lainnya, termasuk enam anak, syahid dalam serangan yang menyasar titik pengumpulan air. Setidaknya 16 orang lainnya luka-luka.
Tak kalah tragis, di selatan Gaza, tiga pengungsi yang tinggal di tenda sementara di wilayah Al-Mawasi, Khan Younis, turut menjadi korban serangan.
Baca juga : Sayyid Abdul Malik: Perlawanan Palestina dan Yaman Tak Terbendung, Zionis Gagal Total
Tekanan Menguat ke Netanyahu, Protes Membesar di Israel
Di tengah hujan bom dan mayat yang terus bertambah, tekanan terhadap Perdana Menteri Zionis Benjamin Netanyahu semakin besar. Ia mengakui tengah mempertimbangkan proposal gencatan senjata 60 hari dan pertukaran sebagian tawanan. Proposal itu sedang dibahas melalui negosiasi tidak langsung di Doha.
Namun, konflik internal mengoyak pemerintahan zionis. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengancam mundur jika kesepakatan gencatan senjata benar-benar terjadi.
Netanyahu—yang tengah diselidiki oleh Mahkamah Pidana Internasional atas dugaan kejahatan perang di Gaza—dituding lebih mementingkan kelangsungan kekuasaannya dibanding menyelamatkan nyawa para tawanan.
Ribuan warga Israel turun ke jalan, menuntut diakhirinya perang dan segera dilakukan pertukaran tawanan secara penuh. Forum Keluarga Tawanan memperingatkan bahwa waktu semakin habis dan kegagalan bertindak sekarang adalah “pengkhianatan yang tak termaafkan.” []
Baca juga : Rudal Zoulfiqar Mengguncang Ben Gurion: Yaman Hantam Jantung Zionis
