Internasional
Hamas: Rafah Akan Jadi Mimpi Buruk Bagi Israel yang Dilanda Delusi Kemenangan

Ahlulbait Indonesia – Gerakan Hamas melontarkan kecaman keras terhadap pernyataan terbaru Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang berencana melancarkan serangan militer besar-besaran ke wilayah Rafah di selatan Gaza. Dalam pernyataan resminya yang dirilis Kamis (01/5), Hamas menyebut bahwa pernyataan tersebut mencerminkan “kegilaan karena kekalahan” dan hanyalah sebuah “delusi kemenangan palsu” untuk menutupi kegagalan Israel dalam operasi militernya sejak Oktober 2023.
Menurut Hamas, klaim Netanyahu mengenai rencana “pembongkaran total Rafah” dan “kemenangan menentukan” merupakan upaya untuk membungkam keresahan publik internal Israel. Mereka menilai pernyataan tersebut sebagai propaganda yang bertujuan menenangkan penduduk Israel yang kecewa karena tidak adanya pencapaian nyata di lapangan.
Hamas menegaskan bahwa meskipun Israel telah menggempur berbagai wilayah di Gaza dengan intensitas tinggi, menghancurkan infrastruktur dan memblokade sumber daya, semangat juang dan ketabahan rakyat Palestina tidak goyah. Mereka menyatakan bahwa perlawanan yang terus dilakukan telah berhasil menggagalkan agenda-agenda utama Israel, mulai dari penghancuran perlawanan hingga upaya pemindahan paksa penduduk.
“Semua narasi palsu yang mereka bangun telah hancur di hadapan keteguhan dan keberanian rakyat Palestina,” demikian isi pernyataan Hamas. Gerakan ini juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan perjuangan hingga seluruh wilayah Palestina terbebas.
Rafah sebagai Benteng Terakhir
Rafah, kota yang kini disebut sebagai target utama oleh Netanyahu, digambarkan oleh Hamas sebagai benteng pertahanan terakhir dan lambang martabat. Menurut mereka, jika benar wilayah ini menjadi sasaran serangan, maka seperti halnya Beit Hanoun, Gaza City, Khan Younis, dan Shuja’iyya, Rafah akan menjadi “kuburan bagi ambisi militer Israel.” Mereka memperingatkan bahwa serangan ke Rafah hanya akan memperpanjang daftar kegagalan operasi militer Israel.
Baca juga : Iran Tegaskan Dukungan terhadap Hak Palestina untuk Merdeka dan Menentukan Nasib Sendiri
Hamas juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk tidak tinggal diam. Mereka meminta dukungan global untuk menghentikan apa yang mereka sebut sebagai “praktik-praktik genosida” yang dilakukan oleh Israel, serta menuntut pengakuan atas hak rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri.
Krisis Kemanusiaan Berlanjut
Hamas mengingatkan bahwa pelanggaran terhadap hak asasi manusia terus berlangsung, termasuk pembunuhan massal, pengepungan wilayah sipil, serta penghancuran fasilitas umum seperti rumah sakit dan sekolah. Mereka mendesak agar tindakan nyata segera diambil untuk menghentikan penderitaan warga sipil.
Pernyataan tersebut juga menyoroti bahwa pemimpin Israel saat ini tengah menjadi sorotan dunia internasional karena diduga terlibat dalam pelanggaran hukum perang. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) disebut sedang memproses penyelidikan terhadap dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan selama operasi di Gaza.
Sejak awal konflik pada Oktober 2023, lebih dari 52.000 warga Palestina dilaporkan tewas, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, puluhan ribu lainnya mengalami luka-luka, kehilangan tempat tinggal, dan hidup dalam kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan akibat blokade dan kerusakan infrastruktur sipil.
Perlawanan Berlanjut
Hingga kini, Israel belum berhasil mencapai tujuan yang dikampanyekan, yaitu menghancurkan total gerakan perlawanan serta memaksakan pengungsian massal kepada penduduk. Kegagalan ini tidak hanya menimbulkan gejolak internal, tetapi juga mulai memicu kecaman dari banyak negara dan organisasi internasional.
Hamas menyatakan bahwa perjuangan akan terus dilanjutkan, dan semangat perlawanan tidak akan padam. Mereka berpendapat bahwa upaya militer dan politik yang dilakukan oleh Israel justru semakin memperkuat solidaritas dan persatuan di kalangan rakyat Palestina.
“Rafah bukanlah target mudah seperti yang dibayangkan,” tegas Hamas. Mereka meyakini kota tersebut akan menjadi bukti nyata bahwa rakyat Palestina tidak akan menyerah dan akan menjadi “mimpi buruk bagi pasukan pendudukan.”[]
Sumber: Almasirah
Baca juga : Israel Gempur Gaza, Anak-anak Jadi Korban Lagi