Internasional
Iran Nano 1404: Lompatan Besar Iran Menuju Kekuatan Baru Melalui Nanoteknologi
Ahlulbait Indonesia — Pameran Nanoteknologi Iran ke-16, bertajuk Iran Nano 1404, menjadi ajang unjuk kemampuan sains dan teknologi Iran di tengah tekanan sanksi global. Diselenggarakan di Pusat Pameran Internasional Teheran, pameran ini menampilkan ratusan inovasi hasil karya para ilmuwan muda dan perusahaan berbasis pengetahuan yang kini mendorong Iran menjadi salah satu kekuatan utama dunia di bidang nanoteknologi.
Menurut laporan harian Kayhan pada Selasa (12/11), pengembangan nanoteknologi merupakan salah satu strategi utama Iran dalam memperkuat kemandirian ekonomi, meningkatkan daya saing ilmiah, sekaligus menekan ketergantungan terhadap produk impor. “Menjadi kuat” disebut sebagai solusi mendasar bagi setiap persoalan bangsa, sebuah prinsip yang berulang kali ditegaskan oleh Pemimpin Revolusi Iran dalam berbagai kesempatan.
Dari Posisi ke-51 ke Peringkat ke-6 Dunia
Sekretaris Markas Besar Nanoteknologi Iran menyebutkan, negara tersebut kini menempati peringkat keenam dunia dalam bidang nanoteknologi, lonjakan signifikan dari posisi ke-51 pada awal program nasional nano. Hingga kini terdapat sekitar 440 perusahaan aktif di sektor ini, dengan total lebih dari 1.700 produk bersertifikasi skala nano yang telah dikomersialisasi.
Produk-produk tersebut mencakup berbagai sektor, mulai dari kesehatan, energi, lingkungan, hingga pertanian, dan telah mendapatkan izin edar dari kementerian terkait. Keberhasilan ini menunjukkan kemajuan luar biasa Iran dalam riset terapan dan komersialisasi teknologi tinggi.
Nanoteknologi sendiri merupakan teknologi pengendalian material pada skala atom dan molekul, sekitar sepermiliar meter. Aplikasinya sangat luas, dari pengembangan obat cerdas, material superkuat, hingga solusi lingkungan yang efisien.
Nanosynthesis: Saingi Kanada dengan Biaya Seperdelapan
Salah satu perusahaan yang menarik perhatian di pameran ini adalah Microsystem for Improving Treatment, atau dikenal dengan nama dagang Nanosynthesis, yang berlokasi di Khorasan Razavi Health Park.
Perusahaan ini memulai kiprahnya pada masa pandemi COVID-19, ketika kebutuhan akan vaksin mRNA meningkat. Dengan mengandalkan riset lokal, tim Nanosynthesis berhasil mengembangkan perangkat Insight, sistem penghantaran obat cerdas (smart drug delivery system) berbasis nanoteknologi.
“Banyak obat antikanker yang tidak sampai ke target karena rusak di aliran darah,” jelas manajer penjualan perusahaan, Mohammad Javad Javid, kepada Kayhan. “Perangkat kami memungkinkan penghantaran obat yang lebih efektif dan tertarget, dengan harga seperdelapan dari produk Kanada yang menjadi satu-satunya pesaing di dunia.”
Iran kini menjadi negara kedua setelah Kanada yang menguasai teknologi tersebut. Produk Insight telah diekspor ke Venezuela, dan negosiasi ekspor ke Selandia Baru tengah berlangsung.
Baca juga : PBB Peringatkan Kekerasan Pemukim Israel yang Kian Brutal
Dari Pembalut Luka Pintar hingga Kit Deteksi Kanker
Dari sektor akademik, Fakultas Teknologi Medis Mutakhir Universitas Ilmu Kedokteran Shahid Beheshti menampilkan deretan inovasi medis yang berpotensi menyelamatkan banyak nyawa.
“Kami berhasil menciptakan pembalut luka pintar untuk pasien diabetes dan penderita penyakit langka seperti epidermolisis bulosa,” ungkap Dr. Mehrab Pourmaddi, ketua tim riset fakultas tersebut. Pembalut ini diproduksi dalam bentuk semprot dan hidrogel, mempercepat regenerasi jaringan serta mengurangi risiko infeksi.
Selain itu, timnya juga mengembangkan kit deteksi influenza cepat berbasis warna (colorimetric test), serta kit ekstraksi mikroRNA untuk diagnosis dini kanker. Produk-produk tersebut kini dalam tahap komersialisasi dan telah diekspor ke beberapa negara Arab di kawasan Teluk Persia, seperti Oman dan Qatar.
Kitotech: Perban Medis Tempur Made in Iran
Perusahaan Kitotech, pionir nanoteknologi medis Iran sejak 2003, turut memamerkan produk-produk andalannya. Di antaranya adalah larutan disinfektan nanosilver, agen hemostatik (penghenti perdarahan), serta produk penyembuh luka berbasis bahan biologis.
“Produk kami telah digunakan secara luas di rumah sakit seluruh Iran dan berhasil mencegah arus keluar devisa,” kata Reza Sayyad, manajer penjualan Kitotech. Salah satu produk unggulannya, perban medis tempur, bahkan telah menggantikan produk sejenis yang sebelumnya hanya diproduksi oleh Israel.
Kitotech kini mengekspor produknya ke Turki, Inggris, Polandia, Irak, dan Suriah, dan beberapa di antaranya tersedia di platform internasional seperti Amazon Inggris.
Pertanian Berkelanjutan Berbasis Nano
Bidang pertanian juga tidak tertinggal dalam revolusi nano ini. Grup Atlas, perusahaan berbasis pengetahuan, memperkenalkan inovasi urea berlapis nano untuk pakan ternak dan pupuk pertanian.
“Dengan teknologi pelepasan nitrogen bertahap, kami bisa mencegah keracunan pada ternak dan mengurangi polusi tanah serta air,” ujar Ehsan Rezaei, ketua dewan direksi Grup Atlas.
Lapisan nano ini memungkinkan pupuk melepaskan nitrogen selama 60 hingga 120 hari, meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi oleh tanaman. Produk ini juga lebih hemat biaya dan ramah lingkungan dibandingkan produk impor.
Rezaei menambahkan, perusahaan kini tengah mempersiapkan langkah ekspor dan menjajaki kerja sama dengan perusahaan petrokimia nasional untuk mengubah pola konsumsi pupuk di sektor pertanian Iran.
Teknologi Nano, Simbol Ketahanan di Bawah Sanksi
Pameran Iran Nano 1404 menampilkan lebih dari 150 klaster teknologi dan perusahaan berbasis pengetahuan. Inovasi-inovasi yang lahir dari laboratorium dan universitas Iran kini menjelma menjadi produk komersial yang nyata, dari alat medis hingga pupuk pertanian canggih.
Nanoteknologi kini menjadi simbol ketahanan Iran di bawah sanksi internasional—alat strategis untuk membangun kekuatan nasional melalui ilmu pengetahuan dan kemandirian industri.
Di balik setiap produk yang dipamerkan, tersimpan pesan yang sama: Iran sedang menegaskan diri sebagai kekuatan ilmiah baru yang tak hanya bertahan, tetapi melangkah maju melalui teknologi tingkat nano. [MT]
Sumber:
1. Kayhan
2. Nanoexibition
Baca juga : Jihad Islam: Gaza Lawan Koalisi Global Dipimpin Amerika Serikat
