Internasional
Ketakutan Menyebar, Mayoritas Warga Israel Cemas Tak Bisa ke Luar Negeri
Ahlulbait Indonesia – Di tengah sorotan tajam dunia terhadap agresi militer di Gaza, mayoritas warga Israel mulai merasakan dampak tekanan global. Sebuah jajak pendapat yang dirilis oleh Channel 12 menunjukkan bahwa lebih dari separuh warga Israel kini takut tak lagi bisa bepergian ke luar negeri akibat gelombang kritik internasional terhadap tindakan militer negara mereka.
Dilansir Media Al-Manar, Sabtu (2/8), survei tersebut menunjukkan bahwa 56 persen responden menyatakan khawatir tidak dapat melakukan perjalanan ke luar negeri, sementara 40 persen menyatakan tidak khawatir, dan 4 persen memilih tidak menjawab.
Namun bukan hanya soal perjalanan. Di tingkat domestik, krisis kepercayaan terhadap pemerintah Israel pun semakin menganga. Sebanyak 67 persen warga mengaku kebijakan pemerintah tidak lagi mewakili kehendak mereka, hanya 29 persen yang merasa kebijakan pemerintah saat ini mencerminkan suara rakyat.
Yang mengejutkan, bahkan di kalangan pendukung koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sendiri, 44 persen menyatakan bahwa kebijakan pemerintah tidak sesuai dengan harapan mereka.
Suara Rakyat Vs Jalan Pemerintah
Soal masa depan perang di Gaza, publik Israel ternyata lebih condong ke solusi negosiasi. Sebanyak 62 persen mendukung kesepakatan komprehensif untuk memulangkan seluruh tawanan, dibandingkan dengan 28 persen yang ingin operasi militer dilanjutkan dan Gaza diduduki sepenuhnya. Sementara itu, opsi kesepakatan parsial hanya dipilih oleh 4 persen responden.
Baca juga : Setahun Gugurnya Sayyid Fouad Shokr, Keluarga: “Kami Siap Melanjutkan Perlawanan”
Wacana pembangunan permukiman Yahudi di Jalur Gaza juga mendapat penolakan signifikan. Hampir separuh responden (49%) menolak rencana pendirian permukiman, sedangkan 36 persen mendukung dan sisanya memilih netral atau tidak tahu.
Rapor Merah Para Menteri
Penilaian publik terhadap para pejabat tinggi pemerintahan pun tak kalah pedas. Perdana Menteri Netanyahu dinilai buruk oleh 55 persen responden, hanya 39 persen yang masih menganggap kinerjanya baik. Menteri Pertahanan Israel Katz dinilai buruk oleh 53 persen responden, dan hanya 34 persen yang puas dengan kinerjanya.
Kritik lebih keras mengarah ke Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar dengan 57 persen menilai performanya buruk, hanya 25 persen yang puas. Sementara Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menjadi pejabat dengan rapor terburuk, dengan 67 persen responden menilai kinerjanya gagal total, dan hanya 24 persen yang memberikan penilaian positif.
Opini publik di Israel kini tengah bergejolak. Ketika dunia luar kian menekan dan kepercayaan terhadap pemimpin kian luntur, rakyat mulai mempertanyakan ke mana arah yang sebenarnya hendak dituju—dan siapa yang benar-benar mereka wakili. []
Baca juga : Anggota Kongres AS Desak Penghentian Genosida di Gaza
