Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

Meta Diduga Jadi Markas Eks Intelijen Israel

Meta Diduga Jadi Markas Eks Intelijen Israel

Ahlulbait Indonesia – Di tengah keprihatinan dunia atas genosida di Gaza, sebuah laporan investigatif membuka tabir gelap di balik dunia teknologi: Meta, induk dari Facebook dan Instagram diduga menjadi pelabuhan strategis bagi puluhan mantan personel intelijen militer Israel.

Laporan ini pertama kali diangkat oleh analis AS Nate Bear melalui donotpanic.news, lalu diperluas oleh media investigatif The Grayzone. Investigasi mereka mengungkap bahwa lebih dari 100 mantan anggota intelijen Israel, termasuk dari unit elite siber Unit 8200, kini menempati posisi strategis di berbagai lini Meta.

Salah satu figur kunci adalah Shira Anderson, pengacara kebijakan publik dan regulasi AI di Meta, yang pernah menjadi tentara Israel dalam program Garin Tzabar dan menjabat sebagai asisten hukum Mahkamah Agung Israel. Lainnya, Doron Weintraub insinyur data Meta di Madrid, mengaku pernah bertugas di Unit 8200, mengembangkan sistem big data militer yang selaras dengan AI “Lavender”, teknologi yang disebut-sebut digunakan untuk menyerang warga sipil Palestina secara otomatis.

Nama lain yang mencolok adalah Miki Rothschild, kini Wakil Presiden Produk Meta, yang di masa Intifada Kedua memimpin unit rudal Moran, unit penembak rudal jarak jauh ke wilayah Palestina.

Baca juga : Raja Salman Kirim Pesan ke Pemimpin Revolusi Iran melalui Menteri Pertahanan

Investigasi ini juga mengungkap praktik Unit 8200 yang menyusup ke grup WhatsApp dan menjadikan seluruh anggota grup sebagai target hanya karena satu individu dicurigai terkait Hamas.

Tak berhenti di situ, Meta disebut menjalin kemitraan erat dengan perusahaan militer AS seperti Lockheed Martin, Palantir, dan Anduril dalam proyek AI dan sistem keamanan nasional. Kolaborasi ini meningkat signifikan sejak era Trump, memperkuat dominasi korporat dalam agenda geopolitik dan militer.

Menurut Bear, aliansi antara raksasa teknologi dan kekuatan militer ini telah membuka jalan bagi eksploitasi data pengguna secara masif untuk tujuan pengawasan dan operasi intelijen, dengan Israel sebagai penerima manfaat utama. Aplikasi seperti Waze dan Dataminr, yang dibangun oleh alumni Unit 8200, kini menjadi bagian dari infrastruktur digital global.

Dengan temuan-temuan ini, Meta bukan lagi sekadar perusahaan teknologi. Ia diduga telah menjelma menjadi mitra intelijen Zionis dan ancaman nyata terhadap privasi global, kebebasan informasi, serta hak asasi manusia, lewat penyediaan alat politik dan teknis untuk normalisasi narasi kolonial. []

Baca juga : Hizbullah Kecam Keras Penodaan Masjid Al-Aqsa oleh Pemukim Zionis