Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

PBB Kecam Pembunuhan Jurnalis Gaza: Upaya Membungkam Kebenaran Tak Akan Berhasil

PBB Kecam Pembunuhan Jurnalis Gaza: Upaya Membungkam Kebenaran Tak Akan Berhasil

Ahlulbait Indonesia — Pelapor Khusus PBB untuk Kebebasan Berpikir dan Berekspresi, Irene Khan, mengecam keras serangan mematikan terhadap jurnalis di Gaza yang menewaskan koresponden Al Jazeera, Anas al-Sharif, pada Senin (11/8). Ia menegaskan, tentara rezim zionis berupaya membungkam dan menghancurkan kebenaran—namun upaya itu tidak akan pernah berhasil.

Menurut Khan, serangan terhadap jurnalis merupakan bagian dari kebijakan sistematis untuk menutup suara yang mengungkap kejahatan di Gaza. “Wartawan yang berani membongkar kebrutalan rezim ini menjadi sasaran langsung. Jumlah jurnalis yang gugur di Gaza dalam perang ini bahkan melampaui konflik lain mana pun di dunia,” ujarnya, dikutip dari Parstoday.

Khan mengenang kata-kata terakhir al-Sharif, yang berikrar akan “terus mengungkap kebenaran hingga saat-saat terakhir”, sebuah cermin keberanian jurnalistik di tengah ancaman kematian. Ia menegaskan, pengakuan terhadap negara Palestina akan kehilangan makna jika rakyat Palestina terus menjadi korban pembantaian setiap hari.

Al-Sharif gugur bersama jurnalis Palestina Mohammad Qraiqea, fotografer Mohammad Nawfal, dan Ibrahim Daher, ketika serangan udara zionis menghantam tenda pers di dekat Rumah Sakit al-Shifa, Jalur Gaza utara. Serangan tersebut juga melukai jurnalis Mohammad Soboh.

Baca juga : Tragedi Gaza: Jurnalis Palestina Terus Jadi Target Serangan Israel

Sebelumnya, al-Sharif menjadi sasaran kampanye fitnah militer zionis, yang menuduhnya sebagai anggota sayap bersenjata Hamas dan terlibat peluncuran roket. Tuduhan itu dibantah keras oleh al-Sharif maupun pihak Al Jazeera.

Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) pada 24 Juli 2025 menegaskan bahwa klaim tersebut tidak berdasar. “Militer zionis kerap menuduh tanpa bukti bahwa jurnalis yang mereka bunuh adalah teroris, termasuk empat staf Al Jazeera: Hamza Al Dahdouh, Ismail Al Ghoul, Rami Al Refee, dan Hossam Shabat. Kami mengklasifikasikan kasus-kasus ini sebagai pembunuhan,” tegas CPJ.

Sejak 7 Oktober 2023, sedikitnya 237 jurnalis Palestina telah gugur akibat serangan zionis. Selain menargetkan wartawan di lapangan, otoritas pendudukan juga melarang jurnalis asing memasuki Gaza, kecuali melalui tur terbatas yang dikendalikan penuh oleh militer, sebuah strategi yang memperkuat blokade informasi dan menutup akses dunia terhadap kenyataan genosida yang berlangsung. []

Baca juga : Pemimpin Ansarullah: Pelanggaran Zionis di Lebanon Dibiarkan Dunia Internasional

Continue Reading