Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

Pemimpin Revolusi: Jika Umat Islam Bersatu, Tragedi Gaza dan Yaman Tak Akan Terjadi

Pemimpin Revolusi: Jika Umat Islam Bersatu, Tragedi Gaza dan Yaman Tak Akan Terjadi

Ahlulbait Indonesia – Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, menegaskan bahwa manfaat terbesar umat Islam saat ini adalah persatuan dan sinergi dalam mengatasi berbagai persoalan dunia Islam. Menurutnya, jika umat Islam benar-benar bersatu, tragedi kemanusiaan di Gaza dan Yaman tidak akan pernah terjadi.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam pertemuan dengan para pejabat penyelenggara haji serta sejumlah jamaah haji di Khusainiyah Imam Khomeini di Teheran pada Minggu (4/5). Dalam kesempatan itu, Ayatullah Khamenei menyoroti pentingnya haji sebagai sistem spiritual dan sosial-politik yang dirancang untuk kemaslahatan umat manusia.

“Haji adalah kewajiban yang ditetapkan Allah sebagai model lengkap dalam mengatur kehidupan manusia. Dari sisi lahiriah, ia bersifat politis; namun dari sisi hakikat, ia sepenuhnya bersifat spiritual dan ibadah,” ujarnya.

Belasungkawa untuk Korban Tragedi Bandar Abbas

Mengawali sambutannya, Ayatullah Khamenei menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tragedi di pelabuhan Bandar Abbas. Imam Ali Khamenei mendoakan kesabaran dan ketenangan bagi para korban dan seluruh bangsa Iran, seraya menekankan bahwa Allah akan memberikan ganjaran berlipat bagi siapa pun yang mampu bersabar di tengah musibah.

Beliau menambahkan, meski kerusakan fisik akibat bencana alam atau non-alamiah dapat ditanggulangi oleh lembaga dan kemampuan nasional, kehilangan anggota keluarga tercinta tetap menjadi luka terdalam yang menjadikan tragedi ini menyentuh semua kalangan.

Haji: Kewajiban Ilahi yang Penuh Makna Simbolik

Lebih lanjut Ayatullah Khamenei menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang tujuan dan dimensi haji. Menurutnya, penggunaan istilah “manusia” dalam banyak ayat Al-Quran terkait haji menunjukkan bahwa kewajiban ini ditujukan bagi seluruh umat manusia, bukan hanya Muslim.

“Haji adalah satu-satunya kewajiban yang bentuk dan susunannya sepenuhnya politis. Setiap tahun, umat dari berbagai penjuru dunia berkumpul di satu tempat untuk satu tujuan bersama, ini adalah manifestasi politik umat Islam,” jelas beliau.

Baca juga : Rudal Yaman Menghantam Bandara Ben Gurion, Ledakan Besar Sebabkan Korban Luka

Namun demikian, lanjutnya, isi dari setiap rukun haji bersifat spiritual dan penuh pelajaran kehidupan. Misalnya, pelajaran dari Tawaf adalah pentingnya berputar di sekitar poros tauhid, yakni menjadikan ketuhanan sebagai pusat kehidupan, pemerintahan, ekonomi, dan keluarga. “Jika prinsip ini diterapkan, maka tidak akan ada lagi penindasan, pembunuhan anak-anak, atau tindakan zalim lainnya,” ujarnya.

Beliau juga menjelaskan makna Sa’i antara Safa dan Marwa sebagai simbol perjuangan tanpa henti, sedangkan perjalanan ke Arafah, Masy’ar, dan Mina menggambarkan pergerakan terus-menerus dalam kehidupan untuk menghindari stagnasi.

Menyembelih kurban di Mina, kata beliau, mengajarkan bahwa kadang seseorang harus berkorban demi nilai-nilai dan orang yang dicintainya. Sedangkan ritual Lempar Jumrah menunjukkan pentingnya mengenali dan melawan “setan-setan” dalam bentuk manusia maupun jin yang merusak kehidupan.

Persatuan: Kebutuhan Mendesak Dunia Islam

Dalam bagian akhir pidatonya, Pemimpin Revolusi menekankan bahwa haji harus dilihat dari sudut pandang umat: sebagai momen refleksi untuk meraih kemaslahatan bersama.

“Tidak ada kemaslahatan yang lebih mendesak bagi umat Islam hari ini selain persatuan. Andai ada persatuan dan sinergi di antara negara-negara Islam, maka tragedi di Gaza tidak akan terjadi, dan Yaman tidak akan dikepung serta ditekan seperti sekarang,” tegasnya.

Beliau mengingatkan bahwa perpecahan umat Islam hanya akan membuka jalan bagi kepentingan kaum kolonialis, Amerika Serikat, rezim Zionis, dan ideologi radikal lainnya. “Dengan persatuan, umat Islam akan mampu mewujudkan keamanan, kemajuan, dan saling tolong-menolong antarnegara,” imbuhnya.

Di akhir pidato, Ayatullah Khamenei menekankan pentingnya peran pemerintah Islam, terutama negara tuan rumah haji dalam menjelaskan hakikat dan tujuan haji kepada masyarakat. “Para pejabat, ulama, cendekiawan, penulis, dan tokoh opini publik bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan luhur haji kepada umat,” pungkasnya. []

Baca juga : Sirene Peringatan Berbunyi di Haifa Setelah Serangan Rudal dari Yaman