Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

Peretasan Situs CIA Ungkap Program Spionase Digital

Peretasan Situs CIA Ungkap Program Spionase Digital

Ahlulbait Indonesia — Kelompok peretas anonim dilaporkan berhasil meretas situs milik Kantor Pengintaian Nasional Amerika Serikat (National Reconnaissance Office/NRO), yang digunakan oleh Badan Intelijen Pusat AS (CIA) dan lembaga intelijen lainnya untuk mengelola kontrak sensitif serta bertukar informasi dengan perusahaan swasta.

Melansir Kantor Berita Farsnews Agency, situs yang dikenal dengan nama Pusat Penelitian Pengadaan (Procurement Research Center) menjadi target peretasan. Platform ini merupakan penghubung strategis antara lembaga intelijen dan perusahaan penyedia teknologi serta layanan pendukung operasi spionase.

Aksi peretasan ini menimbulkan kekhawatiran serius atas potensi bocornya data eksklusif dan informasi pribadi yang berkaitan dengan sejumlah program spionase canggih CIA, termasuk program sensitif bertajuk Digital Hammer (Palu Digital).

Lembaga Kunci di Balik Operasi Intelijen

Kantor Pengintaian Nasional (NRO) adalah badan federal yang bertanggung jawab atas desain, pembangunan, dan pengelolaan satelit mata-mata Amerika Serikat. Lembaga ini menjalin kerja sama erat dengan badan intelijen utama seperti CIA.

Dalam pernyataan resminya, NRO menyebutkan bahwa insiden ini sedang dalam penyelidikan oleh lembaga federal terkait. “Kami mengonfirmasi bahwa insiden telah terjadi pada situs nonrahasia milik Pusat Penelitian Pengadaan dan saat ini tengah diselidiki. Kami tidak memberikan komentar atas penyelidikan yang sedang berlangsung,” ujar juru bicara NRO kepada Washington Times.

Skala Peretasan dan Target Strategis

Meskipun skala penuh dari peretasan belum sepenuhnya terungkap, sumber yang mengetahui penyelidikan menyebutkan bahwa para peretas kemungkinan telah mengakses data terkait teknologi utama yang digunakan dalam operasi rahasia CIA.

Salah satu target utama yang disebut terdampak adalah Digital Hammer, program spionase strategis yang dirancang untuk mendukung kegiatan intelijen manusia, pengawasan, dan kontra-intelijen, dengan fokus khusus pada aktivitas intelijen Tiongkok.

Apa Itu Program Digital Hammer?

Digital Hammer merupakan inisiatif CIA untuk mengembangkan teknologi canggih seperti:

1. Platform intelijen sumber terbuka,
2. Alat analisis berbasis kecerdasan buatan (AI),
3. Sensor mini dan perangkat pengawasan rahasia,
4. Sistem komunikasi tersembunyi dan perangkat audio canggih.

Program ini juga mencakup teknologi untuk menghindari deteksi serta mengurangi jejak digital dalam operasi rahasia. Meski sebagian informasi bersifat terbuka, data yang ditransmisikan melalui Pusat Penelitian Pengadaan dikategorikan sangat sensitif dan menyangkut strategi pengumpulan intelijen tingkat tinggi.

Baca juga : Anggota Kongres AS Desak Penghentian Genosida di Gaza

Wakil Direktur Pengadaan CIA, Lauri Anne Duval-Jones, dalam pidatonya tahun 2023 menjelaskan bahwa Digital Hammer merupakan platform kontrak yang memungkinkan perusahaan swasta mempresentasikan teknologi dan layanan mereka kepada CIA, sekaligus menjadi wadah uji coba teknologi sebelum diterapkan dalam misi nyata.

Fungsi dan Kerentanan Pusat Penelitian Pengadaan

Pusat Penelitian Pengadaan dikelola oleh NRO dan berfungsi sebagai pintu masuk kerja sama antara industri swasta dan lembaga intelijen. Melalui situs ini, perusahaan dapat mendaftarkan kapabilitas, mengajukan proposal teknologi, serta memperoleh peluang kemitraan strategis.

Namun, sejumlah pengamat menilai keberadaan fitur publik di situs tersebut sebagai celah keamanan. “Menggunakan bagian nonrahasia situs untuk pertukaran informasi sensitif sangat rawan disusupi,” kata seorang analis keamanan siber.

NRO mengonfirmasi bahwa situs telah diretas dan sejumlah perusahaan telah diberi notifikasi atas potensi kebocoran. Hingga kini, belum ada bukti bahwa data rahasia ikut terkompromi, namun akses ilegal terhadap data eksklusif perusahaan dan informasi pribadi individu telah dikonfirmasi.

Dugaan Keterlibatan Tiongkok

L.G. Eads, mantan perwira intelijen Angkatan Udara AS dan pendiri perusahaan teknologi Data Abyss, menyatakan bahwa Tiongkok kemungkinan besar menjadi aktor negara di balik peretasan ini. Menurutnya, program Digital Hammer terlalu strategis untuk menjadi sasaran serangan sembarangan.

“Ketika inovasi yang mendukung operasi CIA dicuri, ini bukan sekadar masalah perusahaan, tapi merupakan pelanggaran serius terhadap keamanan nasional,” tegas Eads.

Peretasan ini juga terjadi berdekatan dengan laporan Microsoft yang mengungkap bahwa Badan Keamanan Nuklir Nasional Departemen Energi AS penanggung jawab sistem senjata nuklir negara, juga menjadi korban peretasan oleh kelompok yang diduga didukung pemerintah Tiongkok. []

Baca juga : Sayyid Abdul Malik: Gaza Tercekik, Dunia Arab Diam, Yaman Terus Melawan

Continue Reading