Internasional
Rezim Israel Perketat Akses ke Al-Aqsa Selama Ramadhan

Ahlulbait Indonesia – Fajar baru menyingsing di kota suci Quds, namun ketenangan Ramadhan terusik oleh barikade dan penjagaan ketat. Ribuan warga Palestina yang ingin menunaikan ibadah di Masjid Al-Aqsa tertahan di pos pemeriksaan. Wajah mereka diliputi kegelisahan sambil berharap dapat melewati gerbang suci yang kini dijaga ketat oleh pasukan bersenjata Israel. Kebijakan baru yang diumumkan rezim Israel semakin memperkuat tembok pembatas bagi umat Muslim Palestina.
Parstoday melaporkan bahwa pada Kamis (6/3), rezim Israel kembali memberlakukan kebijakan diskriminatif dengan memperketat akses warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan. Kebijakan ini menambah panjang daftar upaya Israel dalam membatasi kebebasan beribadah umat Islam di tanah suci tersebut.
Dalam pernyataan resminya, Kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan bahwa hanya laki-laki berusia di atas 55 tahun, perempuan di atas 50 tahun, serta anak-anak di bawah usia 12 tahun dari wilayah Tepi Barat yang diperbolehkan memasuki Masjid Al-Aqsa. Selain itu, warga Palestina yang ingin memasuki Quds dari Tepi Barat diwajibkan untuk mendapatkan izin keamanan dari otoritas Israel.
Baca juga : Pasukan Yaman Tembak Jatuh Drone Tempur AS di Hodeidah
Kebijakan ini menuai kecaman luas, dianggap sebagai upaya sistematis untuk mengurangi jumlah jamaah Muslim di kompleks Masjid Al-Aqsa selama Ramadhan, bulan yang biasanya menjadi momentum ibadah bagi ratusan ribu warga Palestina.
Menjelang Jumat pertama di bulan Ramadhan, otoritas keamanan Israel dilaporkan telah mengerahkan sekitar 3.000 personel ke Quds untuk memperketat pengamanan dan membatasi ruang gerak warga Palestina. Langkah ini dikhawatirkan memicu ketegangan dan potensi bentrokan, mengingat pembatasan akses ke Masjid Al-Aqsa kerap menjadi penyebab utama eskalasi konflik di wilayah tersebut.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia dan pemimpin Muslim internasional mengecam kebijakan Israel ini, menyebutnya sebagai pelanggaran nyata terhadap kebebasan beragama sekaligus bentuk penjajahan yang semakin terang-terangan. Mereka mendesak komunitas internasional, termasuk negara-negara Muslim, untuk mengambil tindakan nyata dalam menekan Israel agar menghentikan kebijakan represif tersebut terhadap warga Palestina.
Sementara itu, warga Palestina di Tepi Barat dan Quds Timur tetap teguh memperjuangkan hak beribadah di Masjid Al-Aqsa, walau harus menghadapi berbagai rintangan dan ancaman dari pasukan Israel.[]
Baca juga : Blokade Gaza Berlanjut: 116 Warga Gugur, 962 Pelanggaran