Internasional
Terima Kasih Brigade Al-Qassam Kepada “Unit Bayangan” Perlawanan
Ahlulbait Indonesia, 15 Oktober 2025 — Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, menyampaikan penghargaan kepada anggota yang dikenal sebagai “Unit Bayangan” atas peran mereka selama dua tahun konflik di Jalur Gaza. Pernyataan tersebut dilaporkan Kantor Berita Tasnimnews yang diterbitkan pada Selasa malam (15/10).
Dalam pernyataannya, Brigade Al-Qassam memuji pasukan anonim Unit Bayangan yang, menurut mereka, berhasil melindungi tahanan Israel di tengah kondisi perang yang sangat kompleks. Brigade itu menyatakan bahwa anggota unit tersebut telah berkorban untuk memenuhi janji perlawanan untuk membebaskan tahanan dari penahanan musuh.
Apa itu Unit Bayangan?
Menurut keterangan yang beredar di lingkungan gerakan Hamas, Unit Bayangan adalah satuan rahasia dan profesional di bawah Brigade Al-Qassam. Keberadaan unit ini pertama kali terungkap pada 2016. Selama konflik, unit tersebut disebut bertugas mengamankan tahanan Israel yang ditahan oleh perlawanan sebagai alat tekanan politik dan militer untuk memfasilitasi pertukaran tahanan dan meredakan konflik.
Unit Bayangan dipilih secara selektif dari berbagai brigade dan kelompok tempur. Anggota menjalani serangkaian ujian dan latihan khusus, baik langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pengamanan, militer, dan taktis. Kriteria seleksi yang disebutkan meliputi komitmen ideologis, kesiapan untuk berkorban, kecerdasan, ketenangan dalam krisis, kemampuan menjaga kerahasiaan, serta keterampilan keamanan dan militer.
Baca juga : 95 Persen Jurnalis Gugur di Timur Tengah Akibat Serangan Israel
Sejarah singkat dan peran
Unit Bayangan dilaporkan dibentuk setelah penangkapan tentara Israel Gilad Shalit pada 2006. Misi awalnya adalah menjaga tahanan tersebut hingga terlaksananya perjanjian pertukaran tawanan bertajuk “Loyalitas kepada Orang-orang yang Dibebaskan” pada 2011, ketika lebih dari seribu tahanan Palestina dibebaskan.
Sumber yang berafiliasi dengan gerakan menyebutkan bahwa tokoh-tokoh seperti Muhammad al-Deif dan Muhammad Sinwar, saudara Syahid Yahya Sinwar, yang disebut sebagai pendiri unit, terlibat dalam pembentukan Unit Bayangan, dan sebagian besar personel awal berasal dari Khan Yunis, Gaza selatan.
Unit ini juga dikatakan mengadaptasi dan menyempurnakan taktiknya dari pengalaman pertempuran sebelumnya, termasuk pengalaman dalam konflik 2014. Selama konflik yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023, sumber menyatakan Unit Bayangan menghadapi berbagai tantangan besar menyusul penangkapan sejumlah warga Israel.
Tugas dan praktik operasional
Sumber menyebutkan Unit Bayangan bertanggung jawab atas keamanan dan pemindahan tahanan, serta berkolaborasi dengan unit-unit Al-Qassam lainnya. Mereka dikatakan menggunakan serangkaian metode keamanan dan kamuflase untuk menjaga kerahasiaan lokasi dan pergerakan tahanan. Pernyataan resmi Brigade Al-Qassam menegaskan bahwa tahanan diperlakukan sesuai ketentuan yang disebutkan oleh pihak perlawanan, termasuk pemberian perawatan medis dan dukungan psikologis, seraya membandingkan perlakuan itu dengan yang mereka gambarkan sebagai perlakuan brutal oleh pihak pendudukan terhadap tahanan Palestina.
Kondisi geografis dan tantangan pengamanan
Laporan itu menyorot keterbatasan geografis Jalur Gaza, wilayah pesisir yang relatif datar tanpa banyak penyembunyian alami, sebagai faktor yang memperumit upaya penyembunyian dan perlindungan tahanan. Meski demikian, klaim Brigade Al-Qassam menyebutkan bahwa rezim Israel tidak berhasil menemukan para tahanan selama dua tahun konflik, berkat upaya unit tersebut. []
Sumber: Tasnimnews Agency
Baca juga : Iran Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya 250 MW, Percepat Transisi Energi Nasional
