Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

Yaman: Serangan di Al-Aqsa Membawa Israel ke Jalan Kehancuran

Yaman: Serangan di Al-Aqsa Membawa Israel ke Jalan Kehancuran

Ahlulbait Indonesia, 15 Oktober 2025 — Menteri Pertahanan Yaman dan Kepala Staf Gabungan Angkatan Darat menegaskan bahwa rezim Zionis berada di ambang kehancuran, dan bahwa Operasi Badai Al-Aqsa menjadi titik awal dari proses itu. Pernyataan tersebut disampaikan seperti dilansir harian berbahasa Persia Kayhan pada Rabu (15/10).

Upaya Pembunuhan terhadap Pejabat Militer Yaman

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa rezim Israel, melalui operasi yang dinamakan “Drop of Luck”, berupaya membunuh dua pejabat tinggi militer Yaman, yaitu Mohammed Nasser Al-Atifi, Menteri Pertahanan, dan Mohammed Abdul Karim Al-Ghammari, Kepala Staf Gabungan Angkatan Darat.

Serangan udara itu terjadi di Sanaa pada 28 Agustus 2025 dan menewaskan Perdana Menteri Ahmed Al-Rahwi beserta 12 pejabat lain, setelah Israel menembakkan lebih dari 10 rudal di sekitar kompleks istana presiden.

Namun, Al-Atifi dan Al-Ghammari dilaporkan selamat. Keduanya bersumpah akan membalas serangan tersebut dan kini, dalam rangka memperingati 62 tahun Revolusi 14 Oktober, mereka mengirimkan pesan resmi kepada Angkatan Bersenjata Yaman.

Pesan untuk Angkatan Bersenjata Yaman

Dalam pernyataan bersama, kedua komandan senior itu memuji perjuangan rakyat Yaman yang telah mengusir penjajah Inggris pada Revolusi 14 Oktober 1963, dan menyerukan semangat yang sama dalam menghadapi kekuatan asing masa kini.
Mereka menegaskan: “Sebagaimana leluhur kita mengusir Inggris, hari ini kita berdiri melawan kekuatan arogan seperti Amerika Serikat dan Israel.”

Pesan tersebut menyoroti bahwa konflik yang dihadapi Yaman bukanlah perang internal, melainkan bagian dari perjuangan dunia Islam untuk membebaskan Palestina dan Yerusalem dari pendudukan Zionis.

Mereka menilai bahwa perang Badai Al-Aqsa di Gaza merupakan “awal dari kehancuran rezim Zionis,” serta menyatakan bahwa pihak Israel kini “telah membayar harga yang sangat mahal atas agresinya.”

Baca juga : 95 Persen Jurnalis Gugur di Timur Tengah Akibat Serangan Israel

“Kami Tidak Akan Memaafkan, Tidak Akan Mundur”

Sebagaimana dilaporkan kantor berita Fars, kedua pejabat itu menekankan bahwa Serangan Al-Aqsa menunjukkan kerapuhan dan kelemahan mendasar rezim Zionis.
Mereka menambahkan:

“Berkat pengorbanan, keyakinan, dan keteguhan posisi kalian, Angkatan Bersenjata Yaman kini menjadi kekuatan penyeimbang regional dan faktor pencegah yang nyata. Pesan kami kepada musuh jelas: kami tidak akan memaafkan, tidak akan melupakan, dan tidak akan mundur.”

Pesan tersebut ditutup dengan keyakinan bahwa Yaman akan “memenangkan perang melawan kekuatan arogan dunia.”

Mossad di Golan Selatan

Dalam berita terkait, Mahdi Al-Mashat, Kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman, dalam pidato peringatan Revolusi 14 Oktober, memuji negara-negara yang menentang kejahatan genosida terhadap rakyat Gaza serta yang telah memutuskan hubungan diplomatik atau menjatuhkan sanksi terhadap Israel.

Al-Mashat juga mengungkapkan keprihatinan atas keberadaan perwira militer Israel dan agen Mossad di kota Aden, wilayah Yaman selatan yang kini dikuasai oleh kelompok bersenjata pro-Uni Emirat Arab dan rezim Saudi. Ia menyebut kondisi itu sebagai “penghinaan besar bagi Yaman” dan memperingatkan:

“Amerika Serikat tengah memanfaatkan sensitivitas kawasan untuk kepentingan Israel. Jika Arab Saudi ingin bersikap rasional, mereka harus segera menyadari bahaya ini.” []

Sumber: Kayhan, Fars, ISNA.

Baca juga : Iran Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya 250 MW, Percepat Transisi Energi Nasional