Nasional
BNPT–Kemdiktisaintek Perkuat Sinergi Tangkal Radikalisme di Kampus

Ahlulait Indonesia – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menjalin kerja sama strategis dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dalam rangka memperkuat ketahanan ideologi di lingkungan perguruan tinggi. Audiensi antara kedua lembaga berlangsung pada Selasa (6/5) di kantor Kemdiktisaintek, Jakarta.
Kepala BNPT, Komjen Pol. Eddy Hartono, S.I.K., M.H., menegaskan pentingnya sinergi antarlembaga dalam menanggulangi penyebaran paham ekstremisme dan radikalisme berbasis kekerasan. Ia menyebut kampus sebagai ruang strategis dalam membentuk kesadaran ideologis dan nasionalisme di kalangan mahasiswa.
“Dari 44 ribu perguruan tinggi dan 90 juta mahasiswa, mereka adalah target utama penguatan wawasan kebangsaan. Kita bisa berkoordinasi dengan BPIP dan Pusat Pengembangan Akademik untuk menjadikan ini bagian dari mata kuliah wajib kepribadian,” ujarnya, dikutip dari laman resmi BNPT.
Meski Indonesia tidak mengalami serangan teror dalam tiga tahun terakhir, Eddy mengingatkan bahwa potensi ancaman tetap ada. Ia mengibaratkan ekstremisme sebagai bara dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa menyala jika tidak ditangani secara preventif.
“Zero attack di permukaan, tapi di bawah tetap bergerak. Kalau ada stimulus, bisa muncul ke permukaan. Karena itu, pencegahan harus diutamakan agar tidak kecolongan dan baru bertindak setelah terjadi,” tegasnya.
Baca juga : Presiden Prabowo Soroti Ketimpangan Anggaran dan Infrastruktur Sekolah: “Toilet Saja Cuma Satu!”
Menteri Kemdiktisaintek, Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., menilai masa penerimaan mahasiswa baru merupakan momentum penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan. Ia menekankan bahwa pendidikan tinggi tak hanya bertugas mencetak lulusan akademik, tetapi juga membentuk karakter kebangsaan.
“Kita ingin sejak awal, mahasiswa dan dosen memahami risiko penyimpangan ideologi. Edukasi harus masuk lewat kurikulum, pelatihan dosen, dan aktivitas kemahasiswaan,” ujarnya.
Brian juga mendorong adanya inovasi pendekatan agar nilai-nilai kebangsaan dapat diterima generasi muda secara lebih efektif dan menarik.
“Anak muda sekarang butuh pendekatan yang segar. Kalau Pancasila dan kewarganegaraan diajarkan seperti dulu, mungkin tidak menarik. Perlu terobosan—pendekatan yang santai, tapi tetap berdampak dalam menumbuhkan nasionalisme,” tambahnya.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam menciptakan lingkungan kampus yang inklusif, aman, dan terbebas dari pengaruh ideologi menyimpang. BNPT dan Kemdiktisaintek berkomitmen menjadikan kampus sebagai benteng terakhir pertahanan ideologi bangsa. []
Baca juga : Menlu RI di Mahkamah Internasional: Palestina Berhak Merdeka