Nasional
Dina Sulaiman: AS Gagal Patahkan Perlawanan Iran

Ahlulbaiit Indonesia, Jakarta — Serangan Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran menuai sorotan tajam dari berbagai pihak, termasuk pengamat politik Timur Tengah, Dina Sulaiman. Dalam wawancara eksklusif dengan Inews, Dina menyebut tindakan Presiden Donald Trump bukan sekadar aksi militer, melainkan upaya tarik-ulur yang sarat dengan tekanan politik dalam negeri dan pengaruh lobi pro-Israel.
“Trump sebelumnya menyatakan akan mempertimbangkan keputusan perang dua minggu lagi. Tapi hanya dalam dua hari, dia menyerang Iran dan kemudian mengajak damai. Ini menunjukkan bahwa serangan tersebut lebih bersifat simbolik,” ujar Dina, dilansir iNews, Minggu (22/6).
Serangan yang diklaim AS telah menghancurkan tiga reaktor nuklir Iran dipertanyakan validitasnya. Menurut Dina, tidak ada bukti kerusakan besar di fasilitas Fordow yang berada di dalam gunung. Iran bahkan telah mengevakuasi material dan staf jauh sebelum serangan terjadi.
Lebih lanjut, Dina menilai bahwa tindakan AS tanpa persetujuan Kongres menunjukkan sikap gegabah dan berisiko memicu proses impeachment terhadap Trump. “Opini publik di AS juga menolak keterlibatan dalam perang ini. Survei menyebut 60% rakyat AS menolak,” katanya.
Selat Hormuz dan Eskalasi Global
Garda Revolusi Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz secara terbatas sebagai bentuk respons. Dina memperingatkan bahwa jika hal itu benar terjadi, dampaknya akan sangat besar secara global.
“Sepertiga pasokan minyak dunia melewati Selat Hormuz. Penutupan bahkan secara terbatas saja akan mengguncang harga energi global, termasuk Indonesia,” ujar Dina.
Kunci Damai Ada di Palestina
Menurut Dina, akar konflik bukanlah isu nuklir, melainkan dukungan Iran terhadap perjuangan Palestina. Israel menyerang Iran karena bantuan Iran kepada pejuang di Gaza.
“Selama penjajahan atas Palestina tidak dihentikan, maka konflik ini tidak akan selesai. Dunia harus memaksa Israel keluar dari Gaza dan Tepi Barat, sesuai vonis Mahkamah Internasional (ICJ),” tegasnya.
Baca juga : Dubes Iran Temui PBNU, Sampaikan Apresiasi atas Dukungan dan Seruan Perdamaian
PBB Mandul, Dunia Sipil Bergerak
Ketidakmampuan PBB bertindak tegas disebut karena dominasi hak veto negara besar, terutama AS. Namun tekanan justru datang dari akar rumput.
“Gerakan sipil di Barat sekarang sangat kuat. Para pekerja pelabuhan, parlemen, hingga publik turun tangan menolak dukungan terhadap genosida yang dilakukan Israel,” katanya.
Iran Tidak Sendirian
Iran mendapat dukungan dari sekutunya di kawasan, seperti Ansarullah Yaman (sering disebut Houthi). Kelompok ini sejak awal telah memblokade Laut Merah dan mengirim rudal ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza.
“Meski Yaman adalah negara Arab termiskin, mereka menunjukkan komitmen besar demi Palestina. Ini soal harga diri dan solidaritas,” tutur Dina.
Evakuasi WNI dan Serangan Brutal Israel
Pemerintah Indonesia mulai mengevakuasi warga negara Indonesia dari Iran. Menteri Luar Negeri menyatakan 97 WNI telah berhasil dievakuasi melalui Azerbaijan dan Yordania. Langkah ini disebut tepat mengingat Israel telah menyerang kawasan sipil, termasuk apartemen yang dihuni warga.
“Iran diserang, tapi yang jadi korban adalah warga sipil yang tidak terkait langsung. Ini pelanggaran berat hukum internasional,” ujar Dina.
Saatnya Dunia Bertindak
Dina mengingatkan bahwa resolusi dan kecaman tidak lagi cukup. Dibutuhkan tindakan nyata seperti embargo ekonomi, intervensi kemanusiaan PBB, dan tekanan internasional agar Israel menghentikan agresi dan menghormati hukum internasional.
“Setiap hari Israel menghabiskan sekitar 1 miliar dolar untuk perang. Dengan GDP sekitar 500 miliar dolar, ekonominya bisa cepat runtuh jika dunia kompak menekan,” tegasnya.
Penutupnya, Dina menyerukan reformasi struktur PBB agar lebih demokratis dan tidak lagi tersandera oleh segelintir negara veto. “Kalau tidak, keadilan akan selalu tertunda, dan rakyat Palestina akan terus jadi korban,” tutupnya.[]
Baca juga : Indonesia Kecam Agresi Israel, Tegaskan Dukungan terhadap Iran dan Hukum Internasional