Nasional
Membangun Persahabatan dan Misi Damai: ABI dan Ponpes Darut Taqrib Temui MUI Jepara
Jepara, 28 April 2025 — Dalam semangat mempererat ukhuwah Islamiyah dan menyemai pesan damai, Ahlulbait Indonesia (ABI) bersama Pondok Pesantren Darut Taqrib Jepara melakukan kunjungan silaturahmi ke kediaman Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jepara, KH. Dr. Mashudi, pada Senin (28/4). Acara bertajuk “Membangun Persahabatan dan Mewartakan Misi Damai” ini berlangsung di lingkungan Pondok Pesantren Ummul Quro, Pecangaan, yang diasuh langsung oleh KH. Mashudi.
Silaturahmi tersebut dihadiri oleh seluruh unsur struktural ABI, mulai dari Dewan Penasihat yang diwakili Ustadz Ahmad Baraghbah, Dewan Syura oleh Ustadz Miqdad Turkan, Dewan Pengurus Pusat (DPP) oleh Muhlisin Turkan, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) oleh Ustadz Alam Firdaus, serta Dewan Pengurus Daerah (DPD) Jepara oleh Abdul Nasir beserta jajarannya. Dari pihak tuan rumah, turut hadir unsur pimpinan MUI, dan sejumlah perwakilan dari Pemerintah Daerah Jepara. Acara ini juga dihadiri tamu kehormatan dari Irak, Syekh Ahmad Fatlawi, utusan resmi dari Atabah Imam Husain di Karbala.
Kegiatan yang sedianya dimulai pukul 09.00 WIB sempat mengalami penundaan hingga pukul 10.00 WIB akibat kendala teknis. Dalam sambutannya, Ustadz Miqdad Turkan menekankan pentingnya membangun kebersamaan sebagai fondasi kokoh bagi persatuan bangsa.
“Isu Syiah sering kali dimanfaatkan sebagai alat politik untuk memecah belah umat. Karena itu, kami memandang penting untuk mempererat tali persaudaraan demi kemajuan bangsa. Hanya dengan persatuan bangsa ini bisa maju, sesuai dengan slogan MUI: menciptakan kedamaian dan kerukunan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Ketua MUI Jepara, KH. Dr. Mashudi, dalam sambutannya menegaskan bahwa kerukunan umat menjadi prasyarat penting dalam menjaga keutuhan bangsa yang plural.
“Bangsa ini sangat heterogen. Bahkan di kalangan umat Islam sendiri terdapat banyak aliran. Namun, semua sepakat bahwa kerukunan adalah kunci. Alhamdulillah, Jepara pernah menerima Harmony Award berkat keberhasilan menjaga keharmonisan umat. Kami mohon doa dan dukungan agar MUI tetap dapat menjadi pelindung kerukunan ini,” tuturnya.
Baca juga : Pakar IPB Peringatkan Ancaman Krisis Air di Indonesia

Ustadz Ahmad Baraghbah turut menyampaikan apresiasinya terhadap MUI Jepara yang dinilai berhasil memelihara semangat toleransi dan persaudaraan.
“Kami mendengar bahwa MUI Jepara telah menjadi teladan dalam merawat kebersamaan umat. Sementara di tempat lain, masih ada pihak yang mencoba memperuncing perbedaan. Bahkan perbedaan antara NU dan Muhammadiyah pun bisa dijadikan alat konflik jika tidak dikelola dengan bijak. Kita harus meredam potensi perpecahan dan menggagalkan upaya adu domba yang sering kali dimotori oleh kekuatan zionis. Kita butuh keterbukaan, saling memahami, dan saling menghormati,” ungkapnya.
Syekh Ahmad Fatlawi dalam sambutannya menyatakan rasa bahagia atas pertemuan yang ia sebut sebagai simbol persatuan umat Islam.
“Pertemuan ini sangat membahagiakan. Ini adalah tanda bersatunya umat. Kita bertuhan satu, memiliki Al-Qur’an yang sama, kiblat yang sama, dan Nabi yang sama: Nabi Muhammad Saw. Kecintaan kepada Nabi dan keluarganya (Ahlul Bait) adalah perekat utama persatuan,” katanya.
Ia menambahkan bahwa di Irak, semangat kerukunan dijaga tidak hanya antara Sunni dan Syiah, melainkan juga antarumat beragama.
“Di Irak, bahkan saudara-saudara Nasrani menghormati Ahlul Bait. Imam Hasan dan Imam Husain juga dihormati oleh kalangan Sunni dan non-Muslim. Kami menyerukan kepada para ulama untuk memadamkan fitnah dan isu-isu provokatif yang bisa memecah belah umat. Jangan sampai masyarakat menjadi korban konflik sektarian,” tegasnya.
Sementara itu, KH. Ahmad Khusairi, perwakilan dari Dewan Ketua Pertama MUI, menjelaskan bahwa MUI adalah tenda besar yang menaungi seluruh umat Islam.
“Setiap kelompok silakan menempuh jalannya masing-masing, tapi tetap saling menghormati. Al-Quran akan terus dijaga oleh Allah, namun perbedaan dalam tafsir dan takwil adalah keniscayaan. Yang penting, kita menjaga ukhuwah,” jelasnya.
Kemudian KH. Akhirin dari Dewan Pertimbangan MUI turut menekankan pentingnya mengembangkan tiga bentuk ukhuwah dalam konteks kebangsaan Indonesia: ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia).
Sebagai penutup, beliau membacakan firman Allah dalam surah Al-Hujurat ayat 10:
“Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara. Maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)[]
Baca juga : Iran-Indonesia Sepakat Perkuat Hubungan dan Serukan Aksi Nyata untuk Palestina
