Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Serukan Persatuan Umat, Pembelaan terhadap Palestina, dan Gagasan Mata Uang Islam

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Serukan Persatuan Umat, Pembelaan terhadap Palestina, dan Gagasan Mata Uang Islam

Jakarta, 15 Mei 2025 — Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag., menyerukan pentingnya persatuan umat Islam, dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina, serta penguatan gagasan mengenai mata uang bersama Islam. Seruan tersebut disampaikannya dalam pertemuan dengan Ketua Parlemen Republik Islam Iran, Dr. Mohammad Baqer Qalibaf, yang berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta, pada Kamis (15/5) pukul 15.00 WIB.

Diskusi ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh terkemuka dari organisasi kemasyarakatan Islam, para ulama, cendekiawan Muslim, serta anggota parlemen Indonesia. Kehadiran Dr. Qalibaf disambut hangat sebagai bagian dari rangkaian kunjungannya ke Indonesia untuk menghadiri Sidang ke-19 Persatuan Parlemen Negara-negara Anggota OKI (PUIC).

Mewakili tuan rumah, Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag, anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Bidang UMKM, Pemberdayaan Masyarakat, dan Lingkungan Hidup, membuka pertemuan dengan sambutan penuh apresiasi. Ia menyampaikan penghargaan tinggi atas peran aktif Iran, termasuk Yaman, dalam konsistensinya membela Palestina di berbagai forum internasional.

Dalam sambutannya, Anwar Abbas menekankan bahwa syarat utama keberhasilan perjuangan untuk Palestina adalah persatuan umat Islam, khususnya di Indonesia. Ia mengajak seluruh elemen bangsa, termasuk Sunni dan Syiah untuk menjaga solidaritas sebagai pengamalan dari perintah Ilahi agar umat tidak terpecah belah.

Saat ini, persatuan adalah kebutuhan strategis,” tegasnya. “Tanpa itu, perjuangan untuk membela Palestina akan sulit mencapai hasil nyata.

Selain seruan persatuan, Anwar Abbas juga menyoroti pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Ia menilai umat Islam harus mengambil peran lebih aktif dan signifikan dalam pengembangan iptek sebagai bagian dari peradaban dunia.

Baca juga : DPW ABI DKI Jakarta Hadir dalam Festival Seni Budaya Banten Betawi di Lapangan Banteng

Poin menarik lainnya yang disampaikan adalah gagasan mata uang dunia Islam (global currency). Mengutip pengalamannya bersama Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang dulu sempat menggagas ide serupa, Anwar Abbas mengakui bahwa wacana ini menghadapi tantangan besar, termasuk risiko politik dan keamanan. Namun ia tetap mendorong pengembangan alternatif, seperti mata uang lokal bilateral antara negara-negara Islam, misalnya antara Indonesia dan Iran.

Jika mata uang dunia Islam belum memungkinkan, kita masih bisa membangun mata uang lokal antar dua negara Islam untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS,” ujarnya.

Pertemuan tersebut turut dihadiri tokoh-tokoh nasional dari berbagai organisasi keislaman, antara lain:

– Ustadz Husein Shahab, M.A. (Ketua Dewan Syura Ahlulbait Indonesia)
– Ustadz Drs. Ahmad Hidayat (Wakil Ketua Umum Ahlulbait Indonesia)
– Ir. Muhammad Assegaf (Bendahara Umum ABI)
– Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat, Lc.MA, (Ketua Dewan Syura IJABI)
– Hayati Mohammad, LC (Ketua Pimnas Muslimah ABI)
– Dr. H. Mulawarman Hannase, M.A., M.Hum (PWNU Jakarta)
– Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A. (Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri)
– Prof. Dr. Hj. Amany Lubis (Ketua MUI Bidang Perempuan, Remaja, dan Keluarga)
– Furqan AMC (Sekjen Free Palestine Network)
– Prof. Dr. K.H. Said Agil Husin Al Munawar, M.A. (Mantan Menteri Agama RI)
– Prof. Dr. Arif Satria (Ketua Umum ICMI)
– Dr. H. Imam Addaruqutni, M.A. (Wakil Ketua Umum DMI)

Kunjungan Mohammad Baqer Qalibaf ke Jakarta merupakan bagian dari kehadirannya dalam Sidang ke-19 PUIC, yang diikuti oleh delegasi parlemen dari berbagai negara anggota OKI. Forum ini membahas isu-isu strategis dunia Islam, termasuk konflik Palestina-Israel dan penguatan peran parlemen dalam membangun solidaritas global antarumat Muslim.[]

Baca juga : Parlemen OKI Lahirkan Deklarasi Jakarta, Bahas Palestina hingga Pakistan