Nasional
Ratusan Massa KOSPY Padati Kantor PBB Jakarta dalam Aksi Bela Palestina
Jakarta, 19 Oktober 2025 — Ratusan warga menggelar Aksi Bela Palestina di depan kantor perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jakarta Pusat, Minggu (19/10). Aksi ini menjadi bagian dari gelombang solidaritas masyarakat Indonesia terhadap rakyat Palestina di Gaza yang masih menghadapi agresi militer Israel.
Massa yang tergabung dalam Komite Solidaritas Palestina dan Yaman (KOSPY), bersama sejumlah organisasi dan individu, menyerukan penghentian kekerasan serta penegakan keadilan bagi warga Palestina. Mereka membawa atribut dan bendera Palestina sambil meneriakkan slogan menentang genosida dan penjajahan Israel.
Aksi serupa juga berlangsung di sejumlah kota di dunia seperti London, Istanbul, dan Kuala Lumpur, sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Gaza.
Menurut peserta aksi, gencatan senjata yang baru-baru ini disepakati antara Israel dan Hamas tidak sepenuhnya menghentikan pelanggaran. Sedikitnya 37 pelanggaran dilakukan Israel sejak kesepakatan gencatan senjata diberlakukan.
Baca juga : Prabowo Izinkan WNA Jadi Bos BUMN: Modernisasi atau Pelepasan Kendali?

KOSPY: Gencatan Senjata Bukan Akhir Perjuangan
Ketua Pelaksana KOSPY, Abbas Husein, menegaskan bahwa gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat tidak dapat dimaknai sebagai kemenangan penuh bagi rakyat Palestina.
“Kita hadir di sini untuk menegaskan bahwa gencatan senjata bukan akhir perjuangan rakyat Palestina. Selama Israel masih berdiri dan menjajah, maka imperialisme tetap hidup,” ujar Abbas dalam orasinya.
Ia juga menuding negara-negara Barat memberi legitimasi terhadap tindakan genosida Israel, sembari menyerukan agar Indonesia terus menjadi suara bagi kemerdekaan Palestina di forum internasional.
Kritik terhadap Pemerintah Indonesia
Dalam pernyataan resminya, KOSPY juga menolak wacana pengakuan atau legitimasi terhadap Israel yang disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Mereka menilai sikap tersebut bertentangan dengan ideologi dan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Mengakui keberadaan Israel berarti menutup mata terhadap penjajahan yang nyata. Indonesia seharusnya konsisten pada amanat konstitusi untuk menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi,” tegas Abbas.
KOSPY menegaskan, normalisasi hubungan dengan Israel merupakan pengkhianatan terhadap kemanusiaan, moralitas, dan nilai-nilai universal HAM. Mereka mendesak pemerintah tetap berpegang pada kebijakan luar negeri bebas aktif yang membela kemerdekaan Palestina.
Baca juga : Menkeu: Saat Tepat Beli Rumah, Ekonomi Nasional Mulai Pulih

Enam Poin Pernyataan Sikap
Dalam dokumen pernyataan sikap yang diterima redaksi, KOSPY memuat enam poin utama, yaitu:
1. Mengutuk penjajahan dan genosida yang dilakukan entitas Zionis Israel selama lebih dari 77 tahun, dan menyerukan pembubaran entitas tersebut.
2. Menuntut penghentian 37 pelanggaran yang masih dilakukan Israel setelah berlakunya gencatan senjata.
3. Menolak legitimasi politik terhadap Israel dan menegaskan dukungan penuh bagi kemerdekaan Palestina.
4. Menolak normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel karena dianggap mencederai kedaulatan dan nilai kemanusiaan.
5. Mengecam agresi Israel ke Lebanon, yang dinilai mengancam stabilitas regional dan berpotensi memicu perang lebih luas di Timur Tengah.
6. Mendorong gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) terhadap produk dan entitas yang mendukung kolonialisme modern.
Tuntutan Internasional
KOSPY menyerukan agar komunitas internasional tetap mengawasi pelaksanaan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, agar tidak terjadi pelanggaran berulang yang merugikan warga sipil Gaza. Mereka juga menuntut mekanisme pertukaran sandera dan perlindungan kemanusiaan dijalankan secara transparan dan adil.
Aksi yang berlangsung tertib ini diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap bersama dan doa untuk rakyat Palestina. Hingga berita ini diturunkan, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta belum memberikan tanggapan resmi atas unjuk rasa tersebut. []
Baca juga : Percakapan Tertutup Prabowo dan Trump di Sharm el-Sheikh Terungkap ke Publik
