Soal Krisis Palestina, Indonesia Pertanyakan Kepemimpinan DK PBB
Soal Krisis Palestina, Indonesia Pertanyakan Kepemimpinan DK PBB
Indonesia dengan tegas mempertanyakan efektivitas kepemimpinan Dewan Keamanan (DK) PBB dalam menjaga perdamaian, terutama ketika situasi di Palestina terus memburuk tanpa ada solusi nyata.
Pernyataan keras ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pidatonya di hadapan Debat Terbuka Tingkat Tinggi DK PBB, di Markas Besar PBB, New York, Rabu (25/9), dilansir Antaranews.
“Kita semua di sini berbicara tentang kepemimpinan dalam isu perdamaian. Namun, hingga kini, damai masih menjadi mimpi bagi bangsa Palestina,” tegas Menlu.
Dengan kondisi yang semakin memprihatinkan di Palestina—di mana lebih dari 41.000 nyawa melayang, jutaan orang terusir dari rumahnya, dan akses bantuan terputus—Retno menggugah kesadaran dunia dengan mempertanyakan: “Di mana rasa kemanusiaan kita?”
Baca juga : Indonesia Kutuk Keras Serangan Brutal Zionis ke Lebanon
“Jika DK PBB tidak mampu melaksanakan mandat utamanya untuk menciptakan perdamaian, lalu apa lagi yang tersisa dari kepemimpinan mereka dalam isu perdamaian?” tanya Retno dengan lantang.
Indonesia pun mengusulkan langkah-langkah nyata untuk memulihkan kredibilitas DK PBB dengan memperkuat kepemimpinan yang lebih inklusif dan demokratis, melibatkan lebih banyak pihak dalam pengambilan keputusan.
“Indonesia mendesak adanya mekanisme yang lebih demokratis dalam pengambilan keputusan, agar tidak ada lagi kelambanan dalam menghadapi ancaman besar terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” ujar Menlu.
Di akhir pidatonya, Retno menegaskan bahwa dunia tidak perlu menunda mencari solusi perdamaian. “Langkah untuk menciptakan perdamaian harus dimulai sekarang, tidak esok, tidak nanti,” pungkasnya penuh tekad.
Baca juga : Di PBB, Retno Marsudi: Hentikan Genosida, Tegakkan Hak Palestina