Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Warga Balikpapan Gelar Longmarch Dukung Palestina, Soroti Krisis Kelaparan dan Genosida

Warga Balikpapan Gelar Longmarch Dukung Palestina, Soroti Krisis Kelaparan dan Genosida

Balikpapan, 10 Agustus 2025 — Suasana pusat Kota Balikpapan pada Minggu sore (10/8) dipenuhi gelombang warna merah-putih dan hijau-putih-merah-hitam. Puluhan bendera Indonesia dan Palestina berkibar gagah, diangkat penuh semangat oleh peserta aksi yang tergabung dalam Komunitas Balikpapan Peduli Palestina. Mengusung tema “Children in Palestine are Starving”, aksi damai ini berlangsung pukul 15.30–17.30 WITA, dimulai dari Taman Bekapai dan berakhir di depan Mall BC Balikpapan.

Di tengah lautan bendera, terbentang spanduk-spanduk besar bergambar potret memilukan: anak-anak kurus kering, reruntuhan bangunan, serta seruan boikot terhadap produk-produk berafiliasi dengan Zionis Israel. Simbol-simbol tersebut menjadi pengingat nyata akan penderitaan rakyat Palestina, sekaligus panggilan nurani bagi masyarakat luas.

Baca juga : Abdul Mu’ti: Pendidikan Inklusif adalah Hak Setiap Anak, Bukan Pilihan

Keunikan aksi ini tampak pada barisan ibu-ibu yang membawa perlengkapan dapur seperti panci, wajan, sutil, dan sendok besar. Bunyi dentingan logam mereka berpadu dengan yel-yel perjuangan, menciptakan irama semangat yang menggema sepanjang rute longmarch. Meski berjalan tertib, aura militansi dan solidaritas begitu terasa di setiap langkah.

Baca juga : Indonesia Desak Dunia Akhiri Penjajahan Palestina di Forum Internasional PBB

Dalam orasinya, Ustadz Makhtum menyampaikan dua pesan tegas. Pertama, krisis kelaparan di Palestina sebagai bentuk kekejaman paling ekstrem dalam genosida yang sedang berlangsung.

“Kelaparan ini bukan bencana alam, melainkan senjata yang sengaja digunakan untuk memusnahkan rakyat Palestina. Anak-anak kelaparan bukan karena tanah mereka tandus, tetapi karena blokade dan perampasan yang dilakukan Zionis Israel,” ujarnya lantang.

Kedua, Makhtum mengecam keras pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

“Pernyataan bahwa Israel akan sepenuhnya menduduki tanah Palestina adalah bentuk arogansi penjajah yang tidak dapat ditoleransi. Kita harus membalasnya dengan tindakan nyata, salah satunya dengan terus memboikot seluruh produk berafiliasi Zionis. Ini bukan hanya sikap politik, tetapi kewajiban kemanusiaan,” tegasnya, disambut pekikan takbir dan yel-yel dukungan peserta.

Sementara itu, Koordinator Lapangan sekaligus orator, Alamsyah Manu, menekankan pentingnya perspektif sejarah dalam memahami perjuangan Palestina.

“Sebentar lagi bangsa Indonesia merayakan kemerdekaan. Namun kita tidak boleh larut semata dalam euforia perayaan. Kita harus mengingat bahwa kemerdekaan yang kita nikmati hari ini dibayar dengan darah, air mata, dan nyawa para pejuang serta syuhada bangsa ini,” ungkapnya.

Alamsyah menegaskan, perjuangan rakyat Palestina adalah cerminan perjuangan yang pernah dilalui bangsa Indonesia.

“Perjuangan mereka adalah perjuangan kita. Dukungan kepada Palestina bukan sekadar simpati, tetapi komitmen moral sebagai bangsa yang pernah merasakan penjajahan. Selama Palestina belum merdeka, perjuangan kita sebagai bangsa merdeka belumlah usai,” kata Alamsyah, dengan suara bergetar namun penuh keyakinan.

Aksi solidaritas ini ditutup dengan doa wahdah (persatuan) memohon keselamatan dan kemenangan bagi rakyat Palestina. Usai doa, peserta kembali melakukan longmarch singkat, mengibarkan bendera setinggi mungkin, seakan menegaskan bahwa semangat solidaritas lintas benua ini akan terus berkobar, melampaui batas negara dan waktu.[]

Baca juga : Indonesia Kutuk Keras Klaim Sepihak Israel Atas Tepi Barat