Ikuti Kami Di Medsos

Kegiatan ABI

#PODCAST: Kebangkitan Masyarakat Sipil Global Hadapi Blokade Gaza

#PODCAST: Kebangkitan Masyarakat Sipil Global Hadapi Blokade Gaza

Ahlulbait Indonesia – Konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina terus memicu respons global, tak hanya dari negara-negara, tetapi juga dari masyarakat sipil internasional. Dalam Podcast dengan Media ABI yang tayang pada 18 Jun 2025, berjudul “Dinamika Gaza dalam Konstelasi Konflik Iran-Israel”, Aktivis pro-Palestina dan Pengamat Timur Tengah, Sayyid Muhammad Hasni, memaparkan perkembangan seputar blokade Gaza, peran Iran dalam konstelasi regional, serta respons negara-negara Arab dan dunia internasional terhadap eskalasi kekerasan yang terjadi.

“Selama 20 bulan terakhir, Gaza hidup dalam blokade total yang mengakibatkan krisis kemanusiaan akut,” ujar Abbas. Menurutnya, kebuntuan diplomasi global telah mendorong kebangkitan gerakan akar rumput internasional dalam berbagai bentuk, mulai dari konvoi kemanusiaan hingga kampanye boikot.

Inisiatif Warga Dunia Menembus Blokade: Freedom Flotilla Kembali Berlayar

Sayid Abbas menyoroti kebangkitan solidaritas global melalui inisiatif-inisiatif warga dunia yang kembali mencoba menembus blokade Gaza. Salah satu yang menonjol adalah Freedom Flotilla Coalition, koalisi internasional yang sejak awal 2000-an dikenal gigih mengorganisasi pengiriman bantuan langsung ke Jalur Gaza melalui laut.

Koalisi ini kembali mengirim armada kemanusiaan melalui perairan internasional. Dua kapal utama yang berlayar adalah Handala dan Madleen , masing-masing sarat akan simbolisme perlawanan dan solidaritas. Kapal Handala merujuk pada tokoh kartun ikonik Palestina karya Naji al-Ali, simbol anak-anak yang dirampas tanah airnya. Sementara Madleen, dinamai untuk mengenang Madeleine Kullab, seorang gadis nelayan Gaza yang menjadi tulang punggung keluarganya setelah ayahnya gugur akibat agresi Israel.

Kedua kapal tersebut membawa relawan dari berbagai negara serta bantuan medis dan logistik yang sangat dibutuhkan di tengah krisis kemanusiaan akibat blokade dan serangan yang terus berlangsung. Namun, pada 9 Juni 2025, sebelum mencapai perairan Gaza, armada ini dicegat oleh pasukan laut Israel. Para relawan dilaporkan ditahan, dan kapal-kapal tersebut ditarik paksa ke pelabuhan militer Israel.

Meskipun kembali digagalkan secara fisik, Abbas menilai aksi ini sebagai kemenangan moral dan simbolik. “Freedom Flotilla bukan sekadar pengangkut bantuan. Ia adalah deklarasi dunia bahwa Gaza tidak sendiri,” tegasnya.

“Madleen bukan hanya kapal bantuan, ia membawa pesan tentang keberanian, martabat, dan harapan dari seorang gadis kecil di Gaza kepada dunia,” ujar Sayid Abbas dalam Podcast yang di pandu oleh Billy Joe.

Menurut Abbas, meskipun kapal itu hanya membawa 12 orang dari 9 negara, aksi tersebut menunjukkan bahwa upaya kemanusiaan tetap hidup di tengah pembiaran internasional terhadap agresi militer Israel.

Abbas juga menyebut puluhan delegasi dari lebih 50 negara yang berupaya masuk ke Gaza melalui perbatasan Rafah, Mesir. Mereka membawa pasokan medis dan logistik. Namun, sebagian besar dari mereka tidak berhasil masuk karena pembatasan dari otoritas Mesir dan tekanan diplomatik dari pihak lain.

Baca juga : #PODCAST: Genjatan Senjata: Iran, Israel, dan Dinamika Baru

Kritik terhadap Negara-Negara Arab dan Lembaga Multilateral

Lebih lanjut, Abbas mengkritik peran negara-negara Arab yang dinilainya tidak menunjukkan solidaritas nyata terhadap Palestina. Ia menyebut Liga Arab “mandul secara politik” dan lebih bersifat simbolis dibanding substantif.

“Bahkan ketika masyarakat sipil bergerak dengan biaya sendiri, banyak negara justru bersikap pasif atau bahkan menutup akses terhadap bantuan,” ungkapnya. Ia menuding sebagian negara Arab turut melanggengkan status quo blokade Gaza melalui kerja sama keamanan dan ekonomi dengan Israel.

Peran Iran dalam Perimbangan Regional

Menanggapi eskalasi konflik antara Iran dan Israel, Abbas menyampaikan bahwa Iran merupakan satu-satunya negara di kawasan yang secara terbuka menyatakan keberpihakan pada Palestina dan melakukan respons militer langsung terhadap serangan Israel.

“Iran tidak hanya memberikan retorika, tetapi juga kapabilitas strategis , baik dalam hal bantuan militer maupun dukungan intelijen,” kata Abbas.

Ia menyoroti serangan balasan Iran ke berbagai wilayah strategis Israel sebagai perubahan besar dalam dinamika kawasan. Menurutnya, serangan tersebut tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga mengindikasikan kesiapan Iran untuk memainkan peran aktif dalam menahan dominasi militer Israel di Timur Tengah.

Sikap Indonesia dan Masyarakat Sipil

Terkait Indonesia, Abbas menilai bahwa dukungan masyarakat tetap tinggi, namun perlu diimbangi dengan konsistensi kebijakan luar negeri. Ia mengingatkan pentingnya menjaga prinsip non-normalisasi terhadap Israel dan mendorong diplomasi aktif di forum internasional.

Ia juga menyarankan agar publik Indonesia memperkuat kampanye boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) terhadap perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran HAM di Palestina.

“Perlawanan hari ini bukan hanya militer, tapi juga narasi dan ekonomi. Kita harus jaga agar isu ini tidak padam di tengah gempuran disinformasi,” tutupnya. []

Baca juga : Fatwa Ayatullah Makarem Shirazi: Siapa pun yang Mengancam Kepemimpinan adalah Muharib

Continue Reading