14 Manusia Suci
Imam Ali Menerima Panji Rasulullah

Ahlulbait Indonesia – Dalam Perang Khaibar, keadaan kaum Muslimin berada di ujung tanduk. Hari demi hari berlalu dengan kekalahan, hari pertama, kedua, hingga ketiga. Semangat juang melemah, mental pasukan menurun, dan bayang-bayang kekalahan mulai menyelimuti barisan Islam. Di sisi lain, pasukan musuh semakin percaya diri, menjadikan situasi semakin genting dan Islam berada dalam bahaya nyata.
Namun di tengah surutnya harapan itu, Rasulullah SAW menyampaikan sebuah kabar yang menggetarkan hati para sahabat. Ketika sore hari tiba, beliau bersabda bahwa esok hari panji peperangan akan diberikan kepada seseorang yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, dan ia pun mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Keesokan harinya, di hari kesembilan, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. tengah menderita sakit di kedua matanya. Rasulullah SAW memanggil beliau, meludahi kedua mata Imam, dan seketika penyakit itu sembuh. Lalu Rasulullah SAW menyerahkan panji kemenangan kepadanya.
Baca juga : Ustadz Umar Syahab: Peringatan Syahadah Imam Ja’far As-Shadiq, Momentum Melawan Kezaliman
Sebelum melepas Imam Ali a.s. ke medan laga, Rasulullah SAW menyampaikan sebuah pesan agung:
“Bahwa Allah memberikan petunjuk kepada seorang laki-laki dengan perantaraanmu, maka itu lebih baik bagimu dibandingkan seluruh bumi yang disinari matahari.” (Syarah Nahj al-Balaghah, Ibn Abil Hadid, IV, hal. 13-14)
Perkataan ini bukan hanya penegasan akan keagungan misi dakwah dan hidayah, tetapi juga petunjuk arah bagi setiap pejuang jalan kebenaran: bahwa nilai tertinggi bukanlah kemenangan militer semata, melainkan keberhasilan menyalakan cahaya petunjuk di hati manusia.
Akhirnya, dari kegelapan kegentingan, Allah membuka jalan kemenangan melalui tangan Imam Ali a.s., sang pecinta sejati Tuhan dan Rasul-Nya. Kisah ini bukan sekadar fragmen sejarah, melainkan pelajaran lintas zaman: bahwa kemenangan akan tiba di tangan orang yang suci hatinya, tajam bashirah-nya, dan teguh cintanya pada Allah. Maka, dalam tiap medan Khaibar zaman ini bahwa dalam perjuangan melawan kebodohan, kezaliman, dan hawa nafsu, panji kebenaran mesti selalu berada di tangan mereka yang menghidupkan hati, bukan sekadar mengalahkan musuh. Karena satu jiwa yang terselamatkan dari kegelapan, lebih mulia dari seluruh dunia yang disinari mentari. []
Baca juga : Mutiara Hadis Imam Ja’far Shadiq a.s.