14 Manusia Suci
Zuhud dan Kesederhanaan Hidup Imam Ali Ridha a.s.

Ahlulbait Indonesia – Zuhud adalah suatu kondisi perilaku dan akhlak yang dibangun di atas fondasi akidah yang kokoh, pandangan rabbani yang luhur, serta penilaian imani yang benar terhadap nilai kehidupan, kenikmatan, dan kesenangannya. Zuhud bukan sekadar meninggalkan dunia, melainkan sebuah metode hidup yang mencerminkan kedalaman spiritual dan kesadaran akan tujuan hidup yang hakiki. Ia adalah jalan hidup yang menempatkan akhirat sebagai prioritas utama tanpa mengabaikan realitas dunia.
Imam Ali Ridha a.s., seperti para leluhur mulianya dari kalangan Ahlul Bait, mempraktikkan zuhud secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menunjukkan gaya hidup yang sederhana meskipun memiliki akses terhadap kekayaan dan kedudukan yang tinggi. Diriwayatkan bahwa pada musim panas, tempat duduk beliau hanyalah selembar tikar jerami, sedangkan di musim dingin beliau duduk di atas lapik bulu. Pakaian beliau sehari-hari terbuat dari kain kasar. Namun, ketika harus tampil di hadapan masyarakat, beliau akan mengenakan pakaian yang layak dan rapi demi menjaga etika sosial dan penampilan umum. (Al-Kulaini, Ushul al-Kafi, jilid II, hal. 128, cet. ke-3)
Baca juga : Imam Ali Menerima Panji Rasulullah
Hidup sederhana bagi Imam Ali Ridha a.s. bukanlah bentuk keterpaksaan atau keterbatasan, melainkan pilihan sadar sebagai wujud ketaatan dan keteladanan. Meskipun beliau memiliki segala yang dibutuhkan untuk hidup mewah, beliau senantiasa memalingkan diri dari kemewahan dunia dan lebih memilih kesederhanaan. Beliau tidak terjebak dalam perhiasan dunia, namun tetap menjaga penampilan yang pantas dan sopan ketika berinteraksi dengan masyarakat, sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai sosial.
Kesederhanaan yang dipraktikkan oleh Imam Ali Ridha a.s. merupakan cerminan zuhud yang seimbang: tidak menjauh sepenuhnya dari dunia, tetapi juga tidak larut dalam gemerlapnya. Beliau hidup dengan kesadaran penuh bahwa kekayaan dan kedudukan hanyalah sarana, bukan tujuan. Kesederhanaan beliau menjadi teladan bagaimana seorang insan dapat hidup mulia, berwibawa, dan tetap rendah hati di tengah segala kemewahan yang mungkin dimilikinya.
Sumber: Ali Muhammad Ali, Para Pemuka Ahlul Bait Nabi (Imam Musa al-Kadzim a.s. & Imam Ali ar-Ridha a.s.)
Baca juga : Ustadz Umar Syahab: Peringatan Syahadah Imam Ja’far As-Shadiq, Momentum Melawan Kezaliman