Ikuti Kami Di Medsos

Sejarah

Berakhirnya Riwayat Monarki Terakhir Iran

Berakhirnya Riwayat Monarki Terakhir Iran

Berakhirnya Riwayat Monarki Terakhir Iran

kepulangan Ayatullah Khomeini tetap tertunda, sebab pesawat yang membawa Ayatullah Khomeini tidak mungkin mendarat di Iran, kendati dipaksakan sekalipun. Rangkaian bentrokan antara kaum demonstran dengan aparat keamanan menjadi semakin keras. Bila pemberontakan dan demonstrasi yang kerap kali terjadi tidak segera diselesaikan, tentu akan segera berkobar perang saudara di Iran.

Akhirnya, setelah berada di pengasingan selama 15 tahun, dan setelah dua kali mengalami penundaan, pada 1 Februari 1979, Ayatullah Khomeini kembali ke negaranya untuk memimpin langsung jalannya revolusi Islam Iran dengan tujuan untuk meruntuhkan monarki dan mendirikan Republik Islam.

Lima hari setelah berada di Iran, Ayatullah Khomeini membentuk pemerintahan sementara Republik Islam Iran dan menunjuk Dr. Mehdi Bazargan, mantan pemimpin Front Nasional, sebagai perdana menterinya. Ayatullah Khomeini memperingatkan, siapa pun yang bertindak melawan pemerintahan sementara ini akan dianggap melawan Islam dan akan dihukum berat.

Baca juga : Tantangan Utama Rasulullah

Sejak saat itu, Iran berada di persimpangan jalan antara bentuk kerajaan dan Republik Islam Iran. Setelah para pendukung Republik Islam berhasil menumbangkan kekuasaan Shapur Bakhtiar, perdana menteri terakhir yang ditunjuk Syah, pada 9 Februari 1979, berakhirlah riwayat monarki Iran di bawah rezim Syah Reza Pahlevi. Kekuasaan pun beralih dari Syah Reza Pahlevi ke tangan Ayatullah Khomeini. Meskipun pemerintahan sementara telah terbentuk pada 5 Februari 1979, namun baru tanggal 11 Februari 1979 Ayatullah Khomeini menetapkannya sebagai hari kemenangan Republik Islam Iran sekaligus hari lahirnya Republik Islam Iran.

Peralihan kekuasaan dari Syah Reza Pahlevi ke tangan Ayatullah Khomeini tidak hanya mengakibatkan terjadinya perubahan sistem pemerintahan, tapi juga perubahan-perubahan di berbagai bidang lainnya. Struktur politik Iran mengalami perubahan secara besar-besaran. Sistem pemerintahan berubah dari monarki absolut di mana Syah berkuasa secara mutlak, menjadi sebuah republik yang berdasarkan pada ajaran Islam mazhab Syiah Itsna ‘Asyariyyah atau Syiah Imam Dua Belas.

Bentuk Republik Islam secara resmi disetujui mayoritas (98,2 persen) rakyat Iran melalui referendum yang diadakan pada 1 April 1979, sedangkan Undang-undang Dasar Republik Islam Iran disetujui mayoritas (99,5 persen) rakyat Iran melalui Referendum yang diselenggarakan pada 3 Desember 1979. Sepuluh tahun setelah revolusi Islam dimulai dan setelah delapan tahun lamanya Iran menghadapi perang yang dipaksakan oleh Irak, akhirnya Ayatullah Ruhullah Khomeini, sang Imam, sang pemimpin revolusi Islam Iran itu, wafat pada 4 Juni 1989, setelah beberapa hari sebelumnya melakukan operasi atas dirinya yang menderita pendarahan di lambung.

Mujar Ibnu Syarif, Pemikiran Politik Imam Khomeini

 Baca juga : Imam Ali Ridha dan Momen Neisyabur