Kegiatan ABI
DPW ABI Jateng Tutup Pelatihan Dua Hari: Jurnalistik dan Kehumasan Jadi Fondasi Citra Organisasi
Semarang, 01 Desember 2025 — Pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan yang digelar Dewan Pimpinan Wilayah (DPW ABI) Jawa Tengah bekerja sama dengan Pimwil Muslimah dan Pimwil Pandu Jateng resmi ditutup pada Minggu malam oleh Sayyid Musthofa al-Jufri. Penutupan tersebut menjadi penanda berakhirnya dua hari penguatan kapasitas humas organisasi dalam menghadapi dinamika komunikasi publik di era digital.
Pelatihan bertema “Membangun Paradigma Baru dalam Jurnalistik dan Kehumasan” itu berlangsung pada 29–30 November 2025 di Huseiniyah Al-Mahdi, Semarang. Kegiatan ini diikuti unsur humas DPD se-Jawa Tengah, Muslimah, dan Pandu ABI sebagai langkah strategis memperkuat kemampuan menulis, mengelola informasi, dan membangun citra lembaga secara berkesinambungan.
Baca juga : Ahlulbait Indonesia (ABI) dan Arsitektur Kebersamaan di Muscam MUI Kecamatan Bangsri

Ketua Departemen Humas DPW ABI Jateng, Ahmad Mujahid, menekankan pentingnya kecakapan jurnalistik dalam penyusunan laporan, public speaking, dan pengelolaan narasi organisasi agar setiap informasi yang keluar terukur dan bertanggung jawab.
Materi utama disampaikan oleh Ketua Departemen Humas, Media dan Penerangan (HMP) DPP ABI, Muhlisin Turkan, bersama wakilnya, Luthfi Awaludin Bashori. Keduanya menggarisbawahi penguasaan dasar jurnalistik, teknik komunikasi publik, hingga etika publikasi yang harus menjadi kompas setiap humas.
“Humas harus paham jurnalistik. Tujuannya agar peristiwa dan sumber informasi tidak hilang dari pusaran sejarah atau disampaikan pihak lain tanpa konteks,” ujar Muhlisin. Ia turut menjelaskan perbedaan berita, opini, dan feature, serta menegaskan bahwa rilis yang akurat dan beretika menjadi instrumen pengendali agar informasi tidak menimbulkan persoalan.
Baca juga : Produk Unggulan ABI Probolinggo: Bibit Cabai Jamu Kian Diminati Masyarakat
Para peserta mendapatkan praktik langsung penyusunan rilis, konferensi pers, penyusunan judul dan lead yang presisi, serta pemahaman mengenai batasan publikasi. Pemaparan diperkuat oleh Billy, yang mengingatkan bahwa jurnalistik bukan hanya memberi tahu apa yang terjadi, tetapi memaknai peristiwa bagi publik dan pemangku kepentingan.
“Organisasi tidak cukup hanya menyampaikan apa yang terjadi. Ia harus memberi nilai bagi publiknya,” tegas Billy.
Pelatihan ditutup oleh Ketua DPW Jateng, Sayyid Musthofa al-Jufri, disertai penyerahan sertifikat, pemberian buku manifesto, dan sesi foto bersama.
Penutupan ini meninggalkan pesan yang jauh melampaui ruang kelas, bahwa menulis bukan semata keterampilan teknis, tetapi fondasi reputasi. Ketika seorang humas mampu mengolah fakta menjadi narasi yang jernih, ia bukan hanya menjaga martabat institusi, tetapi menegaskan kehadirannya dalam percakapan publik secara bermartabat.
Di tengah arus informasi yang tak mengenal jeda, kata-kata yang tepat menjadi pagar terakhir, dan integritas penulis adalah nilai yang tak bisa dipalsukan. [Santiaji Pangestu/Pemalang]
Baca juga : ABI Jepara, Muhammadiyah, NU, dan Ormas Lintas Agama Tandatangani Deklarasi Kerukunan
