Internasional
Abu Obeida: Serangan di Beit Hanoun Hantam Harga Diri Militer Zionis
Ahlulbait Indonesia — Dalam sebuah pernyataan yang membakar semangat, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obeida, menegaskan bahwa operasi kompleks terbaru di Beit Hanoun telah mengguncang fondasi kehormatan militer zionis. Ia menyebutkan bahwa serangan tersebut bukan sekadar aksi perlawanan biasa, melainkan tamparan telak terhadap keyakinan musuh bahwa wilayah itu telah mereka kuasai sepenuhnya.
“Para pejuang kami menyerang dari reruntuhan yang oleh penjajah dianggap telah mati—tanpa kehidupan,” ujar Abu Obeida melalui kanal Telegram, seperti dilansir Media Al-manar. Ia menyebut bahwa operasi itu dirancang untuk mengejutkan, menyergap dari puing-puing kehancuran yang ditinggalkan serangan udara zionis.
Lebih lanjut, Abu Obeida menyatakan bahwa perang atrisi—perang penggerogotan secara terus-menerus—masih berlangsung dari utara hingga selatan Gaza. Setiap hari, kata dia, pejuang Palestina memberikan pukulan demi pukulan yang melemahkan kekuatan militer Israel.
“Perang ini belum selesai. Dan selama pasukan pendudukan bertahan di tanah kami, mereka akan terus membayar mahal dengan nyawa dan kegagalan,” tegasnya.
Pernyataan keras ini muncul setelah penyergapan mematikan terhadap pasukan zionis di utara Gaza, Senin malam. Serangan itu, yang terjadi di Beit Hanoun, menewaskan lima tentara termasuk dua perwira dan melukai 14 lainnya. Beberapa di antaranya dilaporkan terbakar hidup-hidup—sebuah pengulangan dari serangan serupa yang mengguncang tentara zionis pada 24 Juni lalu.
Baca juga : Pemimpin Ansarullah: Membela Palestina dan Menolak Penindasan Adalah Warisan Karbala
Abu Obeida pun menantang langsung Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Ia menyebut keputusan untuk tetap menempatkan pasukan di Gaza sebagai “kebodohan terbesar,” dan memperingatkan bahwa konsekuensinya adalah kerugian yang lebih dalam dan kegagalan yang makin meluas.
“Jika dulu kalian pernah berhasil menarik tentara dari neraka Gaza, jangan bermimpi itu akan terjadi lagi. Neraka ini masih menyala, dan akan terus membakar,” ucapnya dengan nada ancaman.
Beit Hanoun, kota kecil di Gaza utara yang sejak 7 Oktober 2023 digempur tanpa henti, kini menjadi saksi bisu bagaimana militer zionis, meski dilengkapi teknologi dan kekuatan senjata, tak mampu membaca strategi musuh yang bangkit dari puing-puing.
Media Israel sendiri menyebut serangan ini sebagai salah satu konfrontasi paling serius dan kompleks sejak perang dimulai—pengakuan yang, secara tidak langsung, menegaskan bahwa militer zionis tengah kehilangan kendali di medan yang mereka klaim telah dikuasai.
Dalam bayang-bayang reruntuhan dan abu kota yang luluh lantak, para pejuang Gaza membalikkan keadaan. Mereka membuktikan bahwa tekad, keberanian, dan cinta tanah air mampu melawan bahkan pasukan pendudukan yang paling ditakuti sekalipun. []
Baca juga : Kehadiran Pemimpin Revolusi di Husainiyah Imam Khomeini dan Gema Media Internasional
